Tari Bondan Payung

Tari Bondan Payung – Merupakan salah satu jenis tarian klasik atau tradisional yang berasal dari daerah Surakarta, Jawa Tengah. Perlu diketahui, tarian ini juga sering disebut sebagai tari bondan payung di kalangan masyarakat Surakarta. Dimana pada setiap gerakan tarian ini menggambarkan kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya.

Tarian ini memiliki properti yang sangat khas, yakni payung kertas, kendil dan boneka balita yang digendong dengan kain. Nah, penasaran bukan apa saja informasi yang akan saya berikan kepada kalian semua?

Pada kesempatan ini saya akan membagikan informasi tentang tari bondan payung mulai dari pengertian, sejarah, fungsi, gerakan, kostum, jenis, dan perkembangannya. Tidak usah menunggu lama, langsung saja kita masuk ke pembahasan utama.

Pengertian Tari Bondan

Seperti yang telah sedikit saya katakan diatas bahwa tari bondan payung adalah tarian tradisional yang menggambarkan tentang kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Tarian ini merupakan salah satu tarian tradisional dari daerah Surakarta, Jawa Tengah.

Ada ciri khas yang menandakan tarian ini, yakni properti yang digunakan berupa payung kertas, kendil kecil, dan boneka bayi yang digendong oleh para penari. Dengan properti sederhana tersebut, tarian bondan payung ini akan mudah di ingat.

Sejarah Tari Bondan

Berdasarkan catatan sejarahnya, tari bondan ini adalah tarian wajib yang diperankan oleh para kembang desa untuk mengetahui jati dirinya sendiri. Dengan memerankan tarian inilah mereka akan terlihat sebagai sosok seorang ibu yang sedang merawat anak dan suaminya.

Kebudayaan yang di miliki Suku Jawa sangat banyak dan beragam, serta memiliki makna atau filosofi. Begitupun pada tarian ini yang memiliki filosofi penggambaran seorang istri tidak hanya memiliki wajah yang cantik, akan tetatpi harus dapat mengasuh, mendidik, memberikan kasih sayang, dan melindungi anaknya.

Bukan hanya itu saja, tarian bondan payung ini juga menggambarkan sebuah filosofi yang menceritakan seorang istri yang ingin bekerja keras dan tidak mengenal kata lelah. Menarik ya sobat sejarah tentang tarian tradisional satu ini?

Gerakan Tari Bondan

Tarian bondan ini dibagi menjadi  3 jenis gerakan utama yang memiliki perbedaan antara gerakan satu dengan yang lainnya. Ketiga jenis gerakan tersebut bukan hanya memiliki segi perbedaan, akan tetapi memiliki tampilan pembawaan serta ekspresi yang berlainan.

Tiga gerakan tari bondan tersebut antara lain:

  • Tari Bondan Mardasiwi.
  • Tari Bondan Condogo.
  • Tari Bondan Pegunungan/Tani.

Gerakan tarian bondan mardasiwi menggambarkan kebahagiaan seorang ibu yang baru pertama kali mempunyai anak atau momongan. Gerakan ini dibawakan dengan ekspersi riang oleh para penari.

Gerakan tarian bondan condogo menggambarkan cerita seorang ibu yang sedang kehilangan bayinya yang baru saja lahir dengan keadaan meninggal. Gerakan ini dibawakan oleh para penari dengan ekspresi sedih dan bernuansa pilu.

Sedangkan untuk gerakan tarian bondan pegunungan atau tani menggambarkan tanggung jawab sebagai seorang ibu yang tidak hanya mempunyai tugas untuk mengurus bayinya. Mereka akan memerankan sosok ibu yang harus taat juga kepada suaminya. Gerakan ini dibawakan oleh para penari dengan ekspresi yang bersungguh-sungguh.

Gerakan tari bondan yang sangat sulit dilakukan diantara ketiga gerakan tersebut adalah gerakan bondan tani atau pegunungan.]

Dalam gerakan bondan gunung atau tani ini, sang penari harus menari diatas kendi dengan memegang payung serta boneka sesuai irama gending. Bagaimana? Bukan hal yang mudah bukan untuk dilakukan?

Properti Tari Bondan

Pada saat pementasannya, tarian ini juga memiliki properti yang digunakan oleh para penari. Tari bondan sendiri memiliki 9 properti utama yang digunakan disetiap pementasan, antara lain:

  • #1. Kendil

Kendil merupakan perangkat dapur yang terbuat dari bahan tanah liat dan berfungsi sebagai wadah air minum. Kendil menjadi properti utama pada tarian bondan serta menjadi ciri khas dari tarian tradisional ini. Kendil inilah yang nantinya akan dipakai sebagai pijakan para penari bondan pada gerakan gunung atau tani.

Ketika para penari sedang menari diatas kendil ini, mereka harus menjaga keseimbangan diri mereka agar tidak jatuh dan kendil tidak pecah. Selain itu, kendil ini juga sebagai simbol seorang ibu yang akan memberikan penghidupan kepada anaknya.

  • #2. Payung Kertas

Properti payung kertas pada tarian ini digunakan sebagai simbol seorang ibu dalam melindungi dan menjaga pertumbuhan anaknya dari segala bahaya. Sang ibu pastilah akan melindungi anaknya dari panas, hujan, dan segala marabahaya.

Dalam gerakan tarian bondan cindogo dan tarian bondan mardawis, payung kertas adalah properti utama yang tidak boleh ketinggalan dalam setiap pementasannya. Payung kertas yang digunakan dalam tarian ini biasanya mempunyai motif indah seperti bunga-bungaan dengan warna yang cantik.

Dari motifnya yang cantik dan keunikannya, banyak masyarakat dari mancanegara yang berminat terhadap payung kertas ini serta menjadikannya sebagai hiasan. Tentulah kita sebagai warna negara Indonesia boleh bangga terhadap berbagai macam budaya peninggalan nenek moyang yang kita miliki.

  • #3. Boneka Bayi

Sebab tarian menceritakan rasa kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya, maka boneka bayi adalah properti tarian bondan yang paling utama dan menjadi ciri khas tarian tradisional ini selain kendil dan payung kertas. Dalam tarian tradisional yang berasal dari daerah Jawa Tengah ini, para gadis dituntut untuk selalu mengingat jati dirinya, bahwa kelak mereka akan tumbuh menjadi dewasa dan menjadi seorang ibu.

Dengan menggunakan properti bayi, para penari akan menunjukkan sifat keibu-ibuannya. Mereka akan mengekspresikan bagaimana cara mendidik dan mengasuh anak dengan lemah lembut serta penuh dengan kasih sayang.

  • #4. Jarik

Masyarakat di Pulau Jawa sangat identik dengan jarik. Jarik merupakan sebuah kain bermotif batik yang digunakan sebagai penutup anggota tubuh bagian bawah.

Banyak sekali jarik bermotif batik yang dapat digunakan, dimana pada setiap motifnya mempunyai makna dan filosofi sendiri-sendiri. Pemilihan motif pada jarik ini juga harus sesuai dengan acara yang sedang diselenggerakan atau dihadiri.

Dalam kostum tarian bondan, setelah jarik dililitkan maka akan dilanjutkan dengan menggunakan  kemben atau ada juga yang menambahkan stagen. Stagen ini berfungsi sebagai penahan perut agar tetap kencang dan terlihat kecil, serta sebagai penahan jarik agar tidak melorot.

  • #5. Bakul atau Tenggok

Bakul merupakan sebuah wadah yang terbuat dari anyaman bambu, disebut juga sebagai tenggok oleh masyarakat Jawa. Bentuk dari properti ini adalah lingkaran di bagian mulutnya dan berbentuk segi empat di bawahnya dengan ukuran yang lebih kecil dari ukuran mulutnya.

Bakul biasanya digunakan oleh para petani di Jawa untuk wadah dari hasil pertanian atau perkebunan mereka.

Properti ini biasanya digunakan dalam tarian bondan pegunungan atau tani. Dimana dalam gerakan tarian tersebut menceritakan tentang keseharian seorang ibu dalam mengurus anak serta membantu suaminya untuk mencari nafkah di sawah.

  • #6. Jamang

Jamang juga sering disebut sebagai sigar, adalah sejenis perhiasan yang digunakan di bagian dahi kepala. Jamang digunakan dengan melingkari kepala menghiasi kening hingga pelipis.

Jamang ini biasanya dipadukan dengan sumping dan rambut yang disanggul dengan elok. Properti ini biasanya digunakan sebagai atribut tambahan dalam busana tarian tradisional ataupun pelengkap busana adat pengantin.

Ketika masa Kerajaan Medang, jamang terbuat dari bahan logam mulia, yakni perak dan emas. Kemudian jamang akan diberikan ukiran halus dan ditatah dengan permata atau intan.

Jamang tersebut melambangkan si pemakai adalah orang kaya atau kaum bangsawan, Akan tetapi, pada saat sekarang ini jamang banyak dibuat dengan bahan kuningan atau kulit yang tembus berlubang kemudian dicat warna emas.

  • #7. Kain Untuk Menggendong

Karena tarian bondan menggunakan properti utama berupa boneka bayi, maka dibutuhkan juga kain untuk menggendong atau untuk membedong boneka bayi tersebut. Selain kain untuk menggendong, ada juga kain sampur yang melengkapi busana para penari tradisional Jawa Tengah ini.

Kain sampur tersebut akan disampirkan dibahu para penari sebagai pemanis atau memperindah tampilan mereka.

Para penari akan menggendong boneka bayi yang dianggap sebagai anak dengan penuh ketlatenan dan kasih sayang. Sembari menggendong boneka bayi tersebut, mereka akan melakukan gerakan tari yang pastinya memikat daya tarik penontonnya.

  • #8. Caping

Didalam tarian bondan pegunungan atau tari, properti caping ini sangat diperlukan. Ketika membantu suaminya bekerja di sawah, caping inilah yang digunakan sebagai pelindung kepala dari terik panas matahari serta sebagai panghalau air ketika musim hujan tiba.

  • #9. Kemben

Properti terakhir dalam tari bondan adalah kemben yang digunakan sebagai penutup tubuh wanita atau disebut kemban dalam Bahasa Indonesia. Kemben biasanya digunakan oleh wanita Jawa dan Bali, khususnya wanita istana di keraton. Banyak sekali jenis kemben yang digunakan mulai dari yang polos, kain beludru, kain batik, dan lain-lain.

Karena Indonesia memiliki iklim tropis yang panas dan lembab, menyebabkan wanita zaman dahulu nyaman menggunakan kemben. Ditambah lagi dengan cara pemakaiannya yang sangat mudah, yakni dengan melilitkan kain pada tubuh bagian atas dengan tepi dilipat kemudian disematkan menggunakan tali tambahan.

Pertunjukan Tari Bondan

Pada saat pertunjukkan tarian ini, para penari akan menari dengan menggendong boneka bayi dengan satu tangan, sedangkan tangan satunya memegang payung kertas. Tarian tradisional ini umumnya memiliki makna yang tergambar di dalam setiap gerakannya.

Salah satu adegan gerakan yang menjadi ciri khas dari tarian ini adalah ketika para penari melakukan tarian diatas kendil. Seperti yang telah saya jelaskan diatas ya, bahwa di adegan ini para penari harus menjaga keseimbangan mereka ketika berdiri diatas untuk mencegah pecahnya kendil.

Selain itu, mereka juga harus melakukan gerakan memutar-mutar diatas kendil yang sedang diinjak serta memainkan payung kertasnya.

Dalam pementasannya, tarian bondan biasanya akan diiringi dengan alat musik gending. Dulunya, tarian ini diiringi oleh gending dolanan, akan tetapi dalam masa perkembangannya, tarian ini diiringi dengan gending lengkap.

Perkembangan Tari Bondan

Tarian tradisional ini bukan hanya memiliki nilai-nilai artistik saja, akan tetapi terdapat nilai moral juga di dalamnya yang dapat kita pelajari. Pada dasarnya, kita sebagai generasi penerus bangsa harus tetap menjaga dan melestarikannya agar tidak hilang termakan oleh perkembangan zaman.

Walaupun tarian ini sudah sangat jarang sekali dipertunjukkan, namun masih dapat  ditemukan di pagelaran budaya ketika memberitahukan kesenian tradisional yang ada di Jawa Tengah. Kita patut bangga sebagai warga negara Indonesia yang memiliki banyak sekali kebudayaan yang sangat indah dan menarik perhatian.

Kesimpulan

Nah, mungkin hanya itu saja informasi yang dapat saya berikan kepada Anda seputar tari bondan yang menjadi salah satu tarian tradisional dari daerah Jawa Tengah. Semoga dengan sedikit informasi ini dapat membantu dan menambah pengetahuan sobat semua.

Mari mulai dari sekarang kita harus menjaga dan tetap melestarikan peninggalan dari pendahulu kita sebagai bentuk rasa cinta terhadap tanah air Indonesia. Cukup sekian dan salam dari penulis.

Killua Ibrahim
Killua Ibrahim

“Untuk menjadi seorang yang ahli, kau harus belajar lebih.”