Tari Legong

Tari Legong – Siapa sih yang tidak kenal dengan keindahan pulau Bali. Sebuah pulau yang sering disebut sebagai pulau Dewata ini memiliki banyak sekali kearifan lokal yang tiada duanya. Ditambah lagi dengan masyarakatnya yang masih memegang teguh adat istiadat, menjadikan berbagai ragam kebudayaan Indonesia tidak tergerus oleh kemajuan zaman.

Jika kalian datang ke pulau Bali, pasti Anda akan disambut oleh adanya upacara adat yang menampilkan beragam tari-tarian khas Pulau Dewata. Tarian tersebut terlihat anggun, elok dan kelihaian gerakan penari akan semakin membuat kagum lo.

Salah satu tarian yang ditampilkan pada upacara adat tersebut adalah tarian legong yang pada kesempatan ini akan saya berikan sedikit informasinya kepada Anda. Penasaran bukan? Yuk simak saja penjelasan di bawah ini ya sobat.

Pengertian Tari Legong

Secara singkatnya, pengertian tari legong adalah tarian yang gerakannya terikat dengan musik pengiringnya, yakni gamelan. Sedangkan untuk asal usul kata legong itu sendiri apa sih?

Istilah kata legong sendiri diambil dari dua suku kata yakni, “leg” yang artinya gerakan tari yang luwes, dan kata “gong” yang diambil dari nama alat musik tradisional pengiringnya yaitu gamelan.

Tarian ini umumnya akan dibawakan oleh sekelompok para penari wanita. Gerakan di dalam tarian ini cukup kompleks dengan menggabungkan antara gerakan dengan iringan musik gamelan.

Jika diamati lebih jauh, gerakan-gerakan kompleks yang dihasilkan tersebut konon katanya merupakan hasil dari adanya gambuh. Jadi, kesimpulan dari gerakan-gerakan tarian legong ini terutama gerakan aksennya, bersenyawa dengan bunyi gamelan yang mengiringinya.

Sejarah Tari Legong

Pada awal mulanya, tarian ini dikembangkan di wilayah keraton-keraton di Bali pada abad ke-19. Tari legong ini muncul dari mimpi seorang pangeran kerajaan.

Menurut cerita yang beredar, masyarakat mempercayai bahwa sang pangeran yang bernama Pangeran Sukawati sedang bermimpi pada saat terserang sakit. Di dalam mimpinya, pangeran tersebut melihat 2 orang wanita yang sedang menari dengan anggun sembari diiringi oleh alunan musik tradisional gamelan.

Percampuran antara gerakan tari dan alunan musik gamelan pengiring tersebut membuat Pangeran Sukawati memperagakannya hingga mengajarkannya pada wanita kerajaan untuk menari setelah pangeran tersebut sembuh dari sakitnya. Akhirnya tarian tersebut dapat dikenali hingga saat ini dengan nama tari legong.

Terma dan Makna Tari Legong

Makna yang terkandung dalam tari legong sendiri adalah menceritakan tentang nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai sejarah. Menurut catatan sejarahnya, tarian ini merupakan perwujudan dari ungkapan rasa syukur dan terimakasih masyarakat Bali terhadap nenek moyang yang sudah memberikan berbagai keberkahan yang tiada duanya.

Akan tetapi pada saat ini, tarian ini sudah berubah fungsi menjadi tarian yang bersifat hiburan hingga penyambutan.

Komponen Tari Legong

Di dalam sebuah kesenian tradisional, pastilah memiliki komponen yang mendukung dalam sebuah tarian itu sendiri. Hal-hal itu dapat berupa alat musik, penari, busana, dan lain-lain. Nah, dibawah ini akan saya jelaskan beberapa hal tentang komponen yang harus ada di dalam tarian legong ini:

  • Penari

Pada mulanya tari legong hanya dimainkan oleh 2 orang penai gadis remaja yang belum mengalami siklus menstruasi. Para penari legong biasanya disebut dengan legong dan menarikan tariannya dibawah sinar rembulan di dalam lingkungan keraton.

Kalian dapat menjumpai ciri khas dari penari legong yang selalu membawa kipas di tangannya sebagai properti pembantu untuk menari.

Selain dari 2 orang gadis penari utama, tarian ini juga memiliki penari tambahan, yakni penari yang dijuluki dengan condong. Untuk perbedaan antara penari legong dan condong adalah terletak pada pada kipas tangan yang menyertainya. Untuk penari tambahan (condong) tidak dilengkapi dengan kipas di tangannya.

  • Gerakan Tari Legong

Tarian legong ini memiliki beberapa elemen tari yang bermuara pada tari gambuh dengan 3 gerakan dasar. Gerakan dasar tersebut berasal dari gerakan yang termuat dalam Panititalang Pegambuhan meliputi agam, tandang dan tangkep.

a. Agam

Agam merupakan gerakan dasar yang memerankan berbagai macam tokoh pemeran yang dimainkan. Pada gerakan ini mengharuskan penari untuk mampu memerankan berbagai tokoh dalam cerita yang diinginkan.

b. Tandang

Tandang merupakan gaya berjalan dan bergeraknya para penari. Penari wanita legong akan berjalanan dan bergerak sesuai dengan iringan gambuh  yang meliputi:

  • Ngelikas.
  • Ngeleog.
  • Nyelendo.
  • Nyeregseg.
  • tandang nayog.
  • Tandang niltil.
  • Nayuh.
  • Agem nyamir.

c. Tangkep

Tangkep merupakan gerakan gabungan dari dasar-dasar ekspresi gerak pendukung atau seperti yang Anda kenal sebagai bentuk mimik wajah saat menggunakan kipas. Mimik yang harus dilakukan dalam gerakan tangkep antara lain:

  • Gerakan mata, berupa dedeling dan manis carengu.
  • Gerakan jemari, berupa nyeliring, girah, dan nredeh.
  • Gerakan ketika memegang kipas, berupa nyingkel, nyekel, dan ngaliput.
  • Gerakan leher, berupa gulu wangsul, ngurat daun, ngilen, ngeliet dan ngotak bahu.

Tari legong ini menggunakan pola lantai garis lurus.

  • Iringan Tari Legong

Tarian legong dimainkan dengan alat bantu yaitu musik tradisional khas Bali berupa gamelan semar pagulingan. Instrumen musik yang dibawakan harus sesuai dengan pakem para penari nya yang mempunyai unsur 3 W (wirasa, wirama, wiraga) yang baik dan benar.

  • Tata Rias Tari Legong

Tata rias dalam tari legong ini adalah para penari wajib menggunakan pakaian adat khas Bali lengkap dengan berbagai aksesoris dan pernak pernik terutama properti kipas tangan yang menjadi ciri khas. Terdapat juga riasan wajib berupa kembang goyang dan melati yang diletakkan di atas kepala yang akan ikut bergoyang ketika penari menggerakkan tubuhnya.

Macam-Macam Tari Legong

Tarian legong sendiri memiliki banyak jenis yang tersebar luas di berbagai daerah di Pulau Bal. Berikut ini jenis-jenis tari legong yang dapat Anda jumpai:

  • Legong Lasem (Keraton).
  • Legong Jobog.
  • Legong Legod Bawa.
  • Legong Kuntul.
  • Legong Smaradahana.
  • Legong Sudarsena.
  • Legong Playon.
  • Legong Untung Surapati.
  • Legong Andir (Nadir).
  • Sang Hyang Legong atau Topeng Legong.

Keunikan Tari Legong

Tarian ini ternyata juga memiliki keunikan lo. Berikut ini keunikan-keunikan yang dimiliki tari legong:

  • Gerakan tarian nya luwes.
  • Percampuran antara agama Hindu dan Islam dalam bentuk gambuh.
  • Penari harus dari gadis yang masih belum memasuki siklus menstruasi.
  • Disajikan di bawah bulan purnama.
  • Penggunaan aksesoris berupa kipas sebagai properti utamanya.

Perkembangan Tari Legong

Sejak mulai abad ke-19 Masehi, terdapat pergeseran legong yang berpindah dari istana ke desa. Wanita yang sudah pernah mengikuti latihan di istana kembali mengajarkan tari legong kepada generasi berikutnya.

Banyak sekali kelompok terbentuk di daerah Gianyar salah satunya. Guru tarian ini juga semakin banyak bermunculan, dari desa Saba, Bedulu, Peliatan, Klandis, dan Sukawati.

Para muridnya di datangkan dari seluruh daerah di Pulau Bali untuk mempelajari tarian ini, kemudian dikembangkan ke desa masing-masing. Legong juga menjadi bagian utama di setiap upacara odalan di desa.

Pada perkembangan selanjutnya, tarian ini bukan lagi menjadi tarian istana, melainkan menjadi kesenian masyarakat umum. Pengaruh dari istana semakin melemah sejak Bali jatuh ke tangan penjajah Belanda.

Di berbagai pedesaan, kini tarian legong dipentaskan jika ada kepentingan upacara keagamaan. Sedangkan untuk leluhurnya, Sang Hyang, dipentaskan berhubungan dengan kepercayaan animisme.

Namun tarian ini masih dibawakan oleh anak gadis dari desa tertentu pada sebuah kalangan yang sudah diupacarai sehubungan dengan upacara keagamaan. Perkembangan yang paling pokok adalah legong dipentaskan sebagai hiburan bagi masyarakat yang berpartisipasi dalam upacara keagamaan.

Kesimpulan

Nah, mungkin hanya itu saja informasi yang dapat saya bagikan seputar tari legong yang berasal dari Bali ini. Semoga dapat membantu dan menambah pengetahuan kalian. Cukup sekian dan salam dari penulis.

 

Killua Ibrahim
Killua Ibrahim

“Untuk menjadi seorang yang ahli, kau harus belajar lebih.”