Tari Piring

Tari Piring – Provinsi Sumatera Barat selain memiliki rumah adat gadang yang cukup terkenal juga memiliki kuliner yang khas. Ternyata Sumatera Barat juga mempunyai kebudayaan yang cukup tinggi lo.

Salah satu peninggalan yang masih lestari hingga saat ini adalah tari piring. Tari piring adalah salah satu peninggalan kebudayaan yang berasal dari tanah Minangkabau tepatnya dari kota Solok provinsi Sumatera Barat.

Perlu diketahui bahwa tari piring juga menjadi salah satu warisan budaya yang menjadi daya tarik untuk wisatawan manca negara. Sebab tari piring memiliki banyak sekali keunikan di dalamnya.

Nah, apa saja keunikan yang di miliki tari piring ini? Yuk simak penjelasannya di bawah ini ya sebat tentang apa itu tari piring dan berbagai keunikannya.

Sejarah Tari Piring

Tari piring adalah kebudayaan asli Indonesia yang berasal dari provinsi Sumatera Barat, tepatnya di kota Solok, Minangkabau. Masyarakat Minangkabau selalu mengadakan ritual upacara sebagai ungkapan ras syukur kepada para dewa atas hasil panen yang berlimpah.

Ketika melakukan ritual upacara, masyarakat akan membawa sesaji dalam bentuk makanan yang diletakkan di atas piring. Kemudian piring-piring yang berisi makanan tersebut akan dibawa dengan gerakan berirama dan diiringi musik.

Setelah agama Islam mulai memasuki daerah Minangkabau, tarian ini tidak lagi digunakan sebagai ritual upacara kepada dewa-dewa. Akan tetapi tarian ini digunakan sebagai sarana hiburan untuk masyarakat. Tari piring sering dipentaskan dalam acara-acara adat Minangkabau.

Fungsi Tari Piring

Seperti yang sudah saya jelaskan di atas, bahwa tari piring ini sering dipentaskan dalam upacara adat, seperti pernikahan, khitanan dan pengangkatan penghulu. Tari piring juga sering dipentaskan oleh anggota masyarakat Minangkabau yang sedang mendapatkan panen melimpah.

Dulunya, tari ini hanya dapat dipentaskan oleh orang-orang mampu atau kaya saja yang dapat mengadakan pementasan tari piring.

Akan tetapi, sering dengan perkembangan zaman yang semakin maju, tari piring tidak hanya dipentaskan untuk upacara adat saja. Tari piring juga sering dipentaskan ketika adanya hari-hari besar seperti HUT Republik Indonesia.

Tari piring juga sering dipentaskan dalam pagelaran festival dan untuk menyambut tamu-tamu agung.

Keunikan Tari Piring

Seiring dengan kemajuan dan perkembangan teknologi yang sangat cepat, tidak berpengaruh pada tarian tradisional satu ini. Hingga saat ini, tarian tradisional ini masih sering dipentaskan dalam berbagai acara.

Berbagai gerakan yang dimiliki tari piring yang berasal dari Minangkabau ini sangat unik, serta akan membuat kagum para penonton. Berikut ini keunikan-keunikan yang dimiliki oleh tarian tradisional ini:

#1. Gerakan Tari yang Unik

Tarian piring memang cukup unik sobat, sebab pada saat pementasan akan ada gerakan meletakkan piring di atas kedua telapak tangan dengan cara digenggam. Lalu akan digerakkan memutar dan diayun-ayunkan dengan mengikuti iringan musik.

Namun sangat aneh sobat, piring yang telah diputar-putar di telapak tangan tersebut tidak akan jatuh ketika dimainkan.

#2. Menari Diatas Pecahan Piring

Keunikan tarian tradisional ini tidak akan pernah kalian temui di pertunjukan taro-tari lain. Dimana saat akhir pertunjukan, para penari akan melemparkan piringnya ke lantai. Setelah dilemparkan, maka penari akan melakukan tarian diatas piring tersebut.

#3. Piring Sebagai Media Utama

Tidak jauh dari nama tarian ini, yang menggunakan piring sebagai alat atau properti utama dalam menari. Properti inilah yang menjadikan tarian ini berbeda dengan tarian lain. Properti piring dalam tarian ini mengandung makna akan sejarah tersendiri.

#4. Dentingan Cincin

Pada tarian tradisional Minangkabau ini terdapat bunyi iringan yang dihasilkan dari dentingan suara cincin. Perpaduan suara dari dentingan piring dan cincin tersebut akan menambah lagi keunikan tarian tradisional ini. Perpaduan suara dentingan tersebut dapat menyatu dengan musik pengiring tarian ini.

#5. Iringan Alat Musik Banyak

Keunikan terakhir tarian ini adalah terletak pada iringan dari berbagai alat musik seperti, rebanagongsalungtalempong dan lain-lain. Tari piring ini akan diiringi oleh musik penayuhan, umumnya akan menggunakan lagu takhian sari tiusung dan takhi pinghing khua belas. Selain dari berbagai gerakan yang unik, tarian ini juga memadukan berbagai jenis alat musik.

Ragam Gerak Tari Piring

Ragam gerak tarian ini akan menggunakan dua buah piring yang diletakkan diatas telapak tangan si penari. Lalu akan di ayun-ayunkan sesuai dengan irama musik pengiring.

Gerakan dalam tari tradisional provinsi Sumatera Barat ini tidak hanya itu saja sobat, tarian ini juga memiliki berbagai ragam gerakan, seperti:

  • Gerak pasembahan.
  • Gerak sunganjuo lalai.
  • Gerak mencangkul.
  • Gerak menyiang.
  • Gerak membuang sampah.
  • Gerak memagar.
  • gerak menyemai.
  • Gerak mencabut benih.
  • Gerak bertanam.
  • Gerak melepas lelah.

Selain gerak utama tadi, ada juga gerak tambahan lain seperti:

  • Gerak mengantar juadah.
  • Gerak mengambil padi.
  • Gerak menyambit padi.
  • Gerak menggampo padi.
  • Gerak menganginkan padi.
  • Gerak mengikir padi.
  • Gerak membawa padi.
  • Gerak menumbuk padi.
  • Gerak gotong royong.
  • Gerak menampih padi.
  • Gerak menginjak piring pecah.

Busana Tari Piring

Sama halnya dengan jenis tarian tradisional lainnya, tarian ini juga menggunakan properti baju tradisional. Pakaian yang digunakan untuk pementasan tari ini terbagi menjadi dua macam, yakni pakaian penari pria dan pakaian penari wanita.

Meskipun terbagi menjadi dua macam, busana yang digunakan masih tetap seragam, sehingga tetap terlihat kompak atau serasi.

  • Busana Untuk Penari Pria

Pakaian yang digunakan oleh penari pria mempunyai ciri-ciri yang berbeda jika dibandingkan dengan pakaian penari wanita.  Meskipun berbeda, merak akan tetap menggunakan pakaian asli dari provinsi Sumatera Barat. Sehingga mereka akan tetap bisa tampil kompak walaupun dengan model busana mereka berdua.

Busana rong mado merupakan busana untuk sang penari pria yang memiliki lengan panjang, serta dihiasi dengan missia atau sering disebut dengan renda emas. Celana tersebut berukuran besar dan pada bagian tengahnya mempunyai warna yang sama dengan pakaian atasan.

Sang penari pria juga menggunakan sisampek dan cawek pinggang, bentuknya seperti kain songket yang dililitkan di pinggang. Kain ini mempunyai panjang hingga mencapai lutut.

Sisampek dan cawek pinggang ini pada bagian ujungnya terdapat hiasan berupa rumbai-rumbai.

Ketika pementasan tarian ini, biasanya para penari pria akan menggunakan daster atau deta. Daster merupakan penutup kepala yang terbuat dari bahan dasar kain songket dan berbentuk segitiga. Lalu akan diikatkan di kepala si penari pria.

  • Busana Untuk Penari Wanita

Ketika pementasan, si penari wanita akan menggunakan pakaian berupa baju kurung. Baju kurung ini dibuat dari bahan kain satin beludru.

Selain itu juga, sang penari wanita akan menggunakan selendang dari kain songket sebagai hiasan yang diletakkan di bagian kiri badan.

Si penari wanita akan memakai penutup kepala yang terbuat dari kain songket yang bentuknya seperti tanduk. Penutup kepala ini sering disebut dengan tikuluak tanduk balapak. Para penari juga selalu menggunakan kalung rambai dan juga kalung gadang serta subang atau anting-anting.

Makna Tari Piring

Seperti yang sudah saya jelaskan diatas ya, bahwa properti yang digunakan adalah dua buah piring yang digenggam dengan dua telapak tangan serta gerakan yang begitu cepat. Dua cincin dan dentingan piring merupakan sebuah selingan bunyi ketika jari penari diketukkan ke bagian bawah piring.

Tari piring ini mempunyai makna nilai transedental yang tergambar di saat pelaksanaan tata cara tari piring. Piring-piring tersebut akan disusun di atas mana yang menunjukkan simbol yang ditunjukkan ke arah tuhan. Selain itu, tari piring juga berfungsi sebagai simbol rasa ungkapan syukur kepada tuhan.

Kesimpulan

Untuk lebih mempermudah pemahaman, saya akan memberikan ringkasan sedikit tentang tarian tradisional ini. Secara singkatnya, tari piring adalah tari tradisional yang berasal dari daerah Minangkabau tepatnya kota Solok, provinsi Sumatera Barat.

Properti utama dalam pementasan tarian ini adalah piring, sama halnya dengan namanya. Tarian ini mempunyai banyak sekali ragam gerakan, yakni sekitar 21, seperti yang saya sebutkan diatas.

Tarian ini umumnya dipentaskan oleh penari pria dan wanita dengan pakaian atau busana yang berbeda. Musik yang digunakan untuk mengiringi tarian ini terdiri dari beberapa alat musik tradisional.

Nah, mungkin hanya itu saja sedikit informasi yang dapat sayak berikan untuk sobat semua tentang apa itu tari tradisional yang masih lestari hingga sekarang, Semoga dengan sedikit penjelasan ini dapat membantu dan menambah pengetahuan kalian. Cukup sekian dan salam dari penulis.

Killua Ibrahim
Killua Ibrahim

“Untuk menjadi seorang yang ahli, kau harus belajar lebih.”