Panduan Ternak Kelinci

Baik itu kelinci pedaging maupun kelinci hias, bisnis ternak kelinci selalu menarik untuk dipelajari. Hal itu karena kelinci menjadi salah satu pilihan ternak yang memiliki potensi bisnis menjanjikan selain ternak kambing dan sapi.

Di sektor kuliner misalnya. Permintaan daging kelinci di Indonesia ternyata cukup besar, tawaran banyak datang dari swalayan dan restoran. Namun sayangnya, permintaan yang tinggi tersebut tidak dapat dibarengi dengan supply yang konsisten.

Akibatnya, banyak permintaan pasar yang pada akhirnya tidak terpenuhi.

Sayang, kan..

Nah, jika Anda tertarik untuk mengambil peluang tersebut dan memutuskan untuk budidaya kelinci, saya akan bagikan panduan cara ternak kelinci gratis. Silakan baca panduan ini hingga selesai.

#1. Memilih Indukan Kelinci

Sama seperti kucing, ada banyak jenis kelinci di dunia ini. Namun, kelinci yang biasa dibudidayakan adalah kelinci penghasil daging, wool, atau kulit rambut.

Kelinci penghasil wool yaitu kelinci jenis kelinci angora, fuzzy lop, dan jersey wooly.

Kelinci penghasil daging di antaranya adalah kelinci jenis new zealand, california, dan flemish giant.

Kelinci penghasil kulit rambut di antaranya adalah kelinci jenis satin, kelinci rex, dan kelinci reza.

Sedangkan kelinci yang biasanya diperuntukkan sebagai kelinci hias adalah kelinci angora, dwarf, rex, french lop, dll.

Kriteria bibit yang baik

Untuk mendapatkan indukan kelinci yang berkualitas untuk kebutuhan kelinci pedaging maupun kelinci hias, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, yaitu:

  • Bentuk kepala proporsional
  • Memiliki kaki yang kuat
  • Postur tubuh membulat dan padat
  • Bentuk kedua telinga harus seimbang
  • Memiliki mata yang sehat (tidak buta dan berair)
  • Memiliki bulu bersih, saat diraba tidak terdapat benjolan pada tubuh
  • Bentuk ekor lurus, tidak menyamping
  • Gerakannya aktif dan lincah
  • Memiliki garis keturunan yang baik
  • Tidak berpenyakit (flu, scabies, diare)

Setelah Anda mendapatkan bibit yang bagus, jangan langsung dibeli, kecuali Anda sudah punya kandangnya. Kalau belum punya, lebih baik membuat kandangnya terlebih dahulu.


#2. Mempersiapkan Kandang Kelinci

Kandang adalah sarana utama yang harus Anda buat apabila ingin memulai budidaya kelinci.

Meski pada praktiknya kelinci tetap dapat berkembangbiak tanpa kandang, namun dengan adanya kandang, tentu kita akan lebih mudah dalam mengontrol perkembangan dan kesehatannya.

Kandang kelinci yang ideal memiliki suhu 21° C, dengan sirkulasi udara lancar (tidak tertutup), terkena pencahayaan yang cukup selama 12 jam, dan terlindung dari predator seperti ular/anjing.

Jenis kandang kelinci

Ada beberapa model kandang yang dapat digunakan dalam budidaya kelinci, antara lain:

  • Kandang postal digunakan untuk anak dan diletakkan di dalam ruangan
  • Kandang sistem battery untuk 1 (satu) ekor dengan konstruksi battery
  • Kandang sistem ranch, untuk sekelompok kelinci dengan cara diumbar.
  • Kandang kotak digunakan untuk induk beranak dan anak yang baru lahir

Untuk pembahasan lebih lanjut mengenai kandang kelinci dapat Anda baca pada sub bab berikut: Cara membuat kandang kelinci.


#3. Pemberian Pakan

Di habitat asalnya, kelinci memakan daun-daunan, biji-bijian, dan buah-buahan tertentu. Maka ketika merawat kelinci di dalam kandang, kita juga perlu memberikan pakan kelinci sesuai dengan kebutuhannya.

Sebagaimana mamalia pada umumnya, kelinci membutuhkan vitamin, karbohidrat, lemak, dan protein untuk pertumbuhan yang optimal.

Sedangkan untuk anak kelinci, nutrisi yang paling baik adalah air susu induknya.

Jadwal dan dosis pemberian pakan

Jadwal pemberian pakan kelinci adalah 3 kali sehari, yaitu pada pagi, siang, dan sore hari. Pemberian pakan kelinci sebaiknya menggunakan dosis yang proporsional, yaitu 4-5% dari bobot total tubuhnya.

Selain makanan pokok berupa hijauan, rumput, dan biji-bijian, kelinci juga dapat diberikan pakan pelet atau konsentrat khusus sebagai pakan sampingan.

Pemberian konsentrat ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi kelinci dan meningkatkan kandungan gizi dalam pakan.

Untuk kelinci berusia kurang dari 4 bulan, kebutuhan hijauan adalah 20% dari total pakan yang diberikan, sedangkan kelinci berusia di atas 4 bulan hanya membutuhkan 60% hijauan dari total pakan.

Pembahasan lebih lanjut mengenai jenis pakan kelinci dapat Anda baca di artikel ini: Makanan kelinci.


#4. Mengawinkan Kelinci

Untuk mengetahui kematangan kelinci, kita bisa melihat dari 2 parameter utama, yaitu usia dan perilaku. Diperlukan kejelian untuk mengawinkan kelinci pada waktu yang tepat.

Usia kematangan

Masing-masing ras memiliki usia kematangan yang berbeda-beda. Umumnya, kelinci pedaging telah siap dikawinkan pada usia 5-6 bulan.

Apabila Anda tidak yakin dengan usia kematangannya, Anda juga bisa memperhatikan gelagat dan tingkah lakunya di kandang. Soal tingkah laku kelinci berahi akan saya bahas setelah ini.

Yang tak kalah pentingnya adalah, Anda harus jeli dalam melihat kesempatan ini. Tidak boleh terlalu cepat ataupun terlalu lambat.

Kalau terlalu cepat, kelinci jantan akan merasa stress karena ‘dipaksa’ kawin. Pertumbuhannya menjadi terganggu, bahkan bisa sampai mempengaruhi pertumbuhan fisiknya.

Kalau terlalu lambat, kelinci betina yang akan stress, dan hal ini akan berpotensi membuat kelinci betina gagal bunting.

Tanda-tanda kelinci berahi

Kelinci betina yang sudah siap kawin biasanya akan menunjukkan tingkah laku yang tidak biasa. Beberapa tanda-tanda perilaku kelinci betina yang telah siap kawin adalah:

  • Sering mendekati kelinci jantan
  • Sering menggosokkan dagunya ke dinding kandang ataupun kelinci lain (jika dicampur)
  • Jika dilihat bagian vulva-nya, akan terlihat berwarna kemerahan dan basah
  • Tidak bisa diam, terlihat lebih aktif dari biasanya

Tingkah laku kelinci berahi tersebut biasanya akan berlangsung selama kurang-lebih dua minggu. Pada masa-masa tersebut, segeralah kawinkan kelinci sebelum habis masa berahinya.

Cara mengawinkan kelinci

Jika Anda sudah yakin bahwa kelinci-kelinci Anda sudah siap untuk dikawinkan, maka Anda dapat langsung mengawinkan kelinci tersebut.

Ada dua metode untuk mengawinkan kelinci, yaitu perkawinan secara massal dan perkawinan berpasangan.

  • Perkawinan berkelompok dapat dilakukan dengan cara membuat satu kandang besar yang diisi beberapa ekor kelinci jantan dan betina dengan perbandingan 1:5. Angka tersebut bukan angka mutlak, karena umumnya seekor kelinci jantan dapat mengawini hingga 10 ekor betina.
  • Perkawinan berpasangan dapat dilakukan dengan cara menggabungkan seekor kelinci jantan dan betina dalam satu kandang. Jika pasangan tersebut cocok, biasanya akan langsung terjadi perkawinan. Namun apabila tidak terjadi perkawinan, Anda dapat mengganti kelinci betina dengan betina lainnya.

Setelah selesai proses perkawinan, pindahkan kelinci betina yang sudah dikawini ke kandang lain. Untuk memastikan kelinci sudah kawin, Anda dapat memindahkan kelinci jantan selama 15 menit setelah itu masukkan kembali.

Jika kedua kelinci masih ingin kawin, biarkan saja. Namun apabila kelinci betina menghindar, artinya proses pembuahan telah selesai dan kelinci betina sudah boleh dipindahkan.


#5. Masa Kehamilan

Menangani kehamilan kelinci dimulai dari setelah terjadinya pembuahan hingga kelinci melahirkan dengan selamat. Sebagai peternak kelinci, kita harus bisa mendeteksi kehamilan, merawat kelinci hamil, sampai memberi perlakuan pasca melahirkan.

Mendeteksi kehamilan

Setelah dikawinkan, kelinci betina akan mengalami kehamilan yang dapat diteksi dua minggu kemudian dengan meraba bagian perutnya. Apabila diraba terdapat benjolan-benjolan di bagian perutnya, bisa dipastikan kelinci telah hamil.

Selain tanda-tanda fisik, ada beberapa tingkah laku yang mengindikasikan kehamilan kelinci, seperti peningkatan nafsu makan dan gerakan yang lebih agresif.

Pasca melahirkan

Masa kehamilan kelinci berkisar antara 28 sampai 35 hari, masing-masing ras memiliki masa kehamilan yang berbeda. Umumnya, kelinci betina dapat melahirkan 4 hingga 12 ekor anak.

Setelah melahirkan, beri perlakuan khusus pada induk kelinci dan anaknya.

Buatkan tempat yang nyaman untuk anak kelinci agar tidak kedinginan dan terhindar dari terik matahari. Induk kelinci yang baru melahirkan harus mendapat pakan yang cukup agar si induk tidak kelaparan dan memakan anaknya.


#6. Merawat Anak Kelinci

Anakan kelinci lahir dalam keadaan sangat lemah dan tanpa bulu. Oleh karenanya, peternak harus memerhatikan betul kondisi kandang. Sebisa mungkin buat kandang yang jauh dari kebisingan, jauh dari asap dan bau-bauan, serta terlindung dari hujan dan panas.

Pastikan bayi kelinci sehat semua, tidak ada yang cacat atau bahkan mati. Namun apabila ada, segera ambil dan kubur sehingga tidak membawa penyakit kepada anakan kelinci lain.

Bulu kelinci akan mulai tumbuh pada hari ke-7 hingga ke-10, bersamaan dengan mulai berfungsinya mata dan telinga kelinci.

Pastikan anak kelinci mendapatkan susu yang cukup

Pada tahap ini, peternak mengarahkan salah satu anak kelinci untuk mendekati puting susu induknya dan biarkan menyusu selama 15 menit hingga kenyang.

Puting susu akan dilepaskan oleh anak kelinci jika ia merasa sudah kenyang. Setelah itu biasanya anak kelinci akan tidur. Lakukan hal yang sama kepada anak-anak kelinci yang lain.

Semakin lama, induk kelinci akan terbiasa menyusui anaknya sendiri sebanyak dua kali sehari, yaitu pada waktu pagi dan malam. Namun perlu diketahui bahwa kelinci adalah hewan yang pemalu, biasanya ia enggan menyusui jika dilihat oleh orang lain.

Masa menyusui anak kelinci berkisar antara 14 hingga 16 hari. Setelah itu, anak kelinci dapat dikeluarkan dari kandang dan diberi pakan hijauan.

Penjelasan lebih lanjut mengenai cara merawat anakan kelinci dapat Anda baca di sini: Cara merawat kelinci


#7. Pengendalian Penyakit Kelinci

Ternak kelinci harus bebas dari penyakit hewan seperti Kudis (Mange)/Scabies, koksidiosis, conjunctivitis (radang mata), pilek/influenza, mencret/diare, radang paru-paru, berak darah, cacingan, kapang, dan penyakit hewan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan hewan.

Ada banyak lagi jenis penyakit yang berpotensi menyerang kelinci, oleh sebab itu, penting bagi para peternak kelinci untuk melakukan tindakan preventif guna mencegah penularan penyakit tersebut.

Mencegah penularan penyakit

  • Setiap kelinci yang masuk ke dalam lingkungan budidaya harus dilakukan isolasi di kandang isolasi/karantina yang disesuaikan dengan jenis penyakit dari daerah asal
  • Lokasi peternakan kelinci diberi pagar untuk memudahkan kontrol keluar masuknya individu, kendaraan, barang dan hewan lain yang berpotensi membawa penyakit
  • Melakukan desinfeksi secara rutin terhadap lokasi, kandang, dan peralatan terhadap hama dengan cara menyemprotkan disenfektan yang ramah lingkungan
  • Setiap terjadi kasus penyakit terutama yang diduga penyakit hewan menular, segera lapor kepada instansi/dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan
  • Peralatan yang digunakan pada kandang isolasi tidak boleh digunakan untuk kandang lain, kecuali jika sudah diterilisasi
  • Kelinci yang menderita penyakit hewan menular atau bangkai kelinci dan bahan-bahan yang berasal dari hewan bersangkutan harus segera dimusnahkan dengan cara dibakar atau dikubur
  • Untuk sanitasi air, berikan larutan klorin dengan konsentrasi 1-3 ppm.