Panduan Cara Menanam Seledri yang Benar Agar Tumbuh Subur

Sayuran daun yang biasa dijadikan sebagai bumbu masakan atau bisa pula menjadi tanaman obat tersebut bernama Seledri (Apium graveolens L.).

Seledri di Indonesia biasanya identik dengan sayur sup, bakso, soto, olahan mie, atau bisa juga menjadi lalapan.

Awalnya Seledri diperkenalkan oleh Belanda hingga kini terkenal luas di Indonesia.

Seledri di Eropa sendiri, Seledri memang dimanfaatkan secara lengkap, baik itu daun, tangkai daun, buah, dan bahkan umbinya. Seledri memang telah dimanfaatkan sejak ribuan tahun silam.

Seledri merupakan terna atau tumbuhan berdaun lunak berukuran kecil, dengan tinggi kurang dari 1 m.

Daun Seledri tersusun gemuk dengan tangkai yang pendek, pada kultivar tertentu tangkai Seledri bahkan bisa berukuran sangat besar dan dijual sebagai sayuran.

Ada tiga macam kelompok Seledri yang dibudidayakan, yaitu Seledri daun atau Seledri iris (A. graveolens Kelompok secalinum) yang biasa ditemukan di Indonesia, Seledri tangkai (A. graveolens Kelompok dulce), dan juga Seledri umbi (A. graveolens Kelompok rapaceum).

Seledri merupakan jenis tanaman yang penting sebagai sayuran dan obat-obatan.

Aroma Seledri yang khas menjadi salah satu alasannya. Selain itu, Seledri juga bisa membangkitkan nafsu makan. Meskipun ada pula sebagian orang yang alergi pada Seledri.

Apabila Anda tertarik untuk melakukan budidaya Seledri yang memiliki banyak manfaat tersebut, simaklah ulasan singkat yang saya buat berikut ini.

1. Syarat Tumbuh Seledri

 

Hal pertama yang harus Anda lakukan terlebih dahulu sebelum menanam Seledri adalah mengetahui syarat tumbuh tanaman Seledri.

Hal tersebut berguna untuk menentukan lokasi tanam yang tepat sesuai dengan syarat pertumbuhannya, diantaranya yaitu sebagai berikut:

a. Ketinggian Lahan

Seledri sebaiknya ditanam pada lahan dengan ketinggian di atas 900 mdpl dengan cuaca yang lembab.

Seledri sebenarnya juga bisa tumbuh di dataran rendah namun ukuran batangnya jauh lebih kecil daripada Seledri yang tumbuh di dataran tinggi.

b. Iklim

Selanjutnya, Seledri sebaiknya ditanam pada lokasi dengan curah hujan yang baik dan tidak terlalu kurang, selama masa pertumbuhannya.

Curah hujan yang terlalu deras juga tidak baik, sebab bisa menimbulkan kerusakan pada tanaman Seledri.

c. Kondisi tanah

Tanah yang baik untuk pertumbuhan Seledri adalah tanah yang mengandung humus dengan karakteristik tanah lempung berpasir atau lempung berdebu.

Sementara itu, kadar keasaman atau pH tanah yang baik untuk Seledri berkisar antara 5,5 – 6,8.

2. Pembibitan

 

Setelah mengetahui syarat tumbuh Seledri, Anda bisa lanjut untuk melakukan pembibitan.

Sebelumnya perlu Anda ketahui bahwa ada dua cara pembibitan Seledri, yaitu dengan metode vegetatif dan metode generatif.

Saya akan membahasnya satu per satu berikut ini:

a. Metode Vegetatif

Pembibitan secara vegetatif dapat Anda lakukan jika Anda sudah memiliki tanaman Seledri sebelumnya.

Bibit dapat diambil dari anakan tanaman Seledri induk untuk kemudian ditanam kembali pada media tanam seperti pot, polybag, atau lahan.

b. Metode Generatif

Pembibitan secara generatif dilakukan apabila Anda tidak memiliki tanaman Seledri sebelumnya.

Cara tersebut memanfaatkan biji sebagai benih untuk menumbuhkan Seledri baru, ada beberapa cara yang bisa dilakukan diantaranya yaitu berikut ini.

  1. Siapkan biji Seledri yang berkualitas dan telah lolos uji sertifikasi benih dengan cara membelinya dari toko pertanian atau usaha pembibitan.
  2. Sebelum menyemai, biji sebaiknya direndam terlebih dahulu dengan menggunakan air hangat sekitar 15 hingga 30 menit.
  3. Persemaian bisa dilakukan pada tempat semai plastik atau wadah yang kemudian diisi tanah dan pupuk kompos dengan perbandingan 2:1.
  4. Tebarkan biji Seledri yang telah selesai direndam ke dalam media semai lalu selanjutnya tutup dengan media tanam secukupnya.
  5. Lakukan penyiraman secara rutin dan berkala sesuai kondisi media semai dan jangan lupa berikan perlindungan dari sinar matahari langsung.
  6. Jagalah kelembaban media tanam, Anda dapat menyiramnya setiap pagi atau sore hari serta menutup media semai dengan plastik.
  7. Setelah tanaman Seledri tumbuh, biarkan berada di dalam media semai hingga mulai tumbuh daun sebanyak dua hingga tiga helai.
  8. Kemudian pada hari ke-20 hingga hari ke-25 berikan penyemprotan pupuk daun dan tambahkan pupuk NPK sebanyak 10 gram per 10 liter air.
  9. Jika ditemukan serangan hama dan penyakit maka lakukan penyemprotan pestisida atau obat kimia sesegera mungkin sesuai dosis yang dianjurkan.
  10. Tunggulah hingga sekitar 1 bulan, setelah itu Anda tingga memindahkan bibit Seledri yang telah tumbuh ke media tanam seperti pot, polybag, atau lahan.

3. Persiapan dan Pengolahan Lahan

 

Selagi menunggu proses pembibitan selesai ada baiknya Anda mulai untuk menyiapkan dan mengolah lahan tanam terlebih dahulu.

Pengolahan tanah dapat meningkatkan kesuburan yang baik bagi Seledri.

Langkah persiapan dan pengolahan lahan tersebut antara lain yaitu:

  1. Bersihkan lahan tanam dari gulma, rumput liar, sampah, dan tanaman musim sebelumnya agar terbebas dari potensi pertumbuhan hama dan penyakit.
  2. Bajak tanah dengan menggunakan cangkul atau traktor hingga gembur merata, pembajakan dilakukan sedalam 30 cm, setelah itu biarkan selama kurang lebih 15 hari agar terpapar sinar matahari langsung.
  3. Selesai menunggu sekitar 15 hari, cobalah untuk melakukan pengecekan pH tanah, apabila kadar keasaman atau pH tanah kurang dari 6,5 maka berikan kapur pertanian seperti dolomit agar tanah kembali netral sebanyak 1 – 2 ton per hektar.
  4. Kemudian buat bedengan dengan ukuran lebar 80 – 199 cm, tinggi 30 cm, dan panjang disesuaikan dengan luas lahan.
  5. Buatlah jarak antar bedengan 30 – 40 cm, jarak antar bedengan tersebut berfungsi sebagai parit untuk drainase air.
  6. Terakhir, berikan pemupukan dasar untuk meningkatkan unsur hara pada tanah, berikan pupuk kandang atau kompos dengan dosis 10 – 20 ton per hektar, setelah itu campur hingga merata dengan tanah dan biarkan selama kurang lebih 3 – 4 hari.

4. Penanaman

 

Apabila bibit dan lahan tanam telah siap, maka selanjutnya Anda bisa memulai untuk melakukan penanaman.

Proses penanaman harus Anda lakukan dengan penuh kehati-hatian agar hasilnya bisa optimal, berikut cara-cara yang penanaman Seledri:

  1. Buatlah lubang tanam dengan jarak tanam 20 cm.
  2. Masukkan bibit Seledri ke dalam lubang tanam, jangan terlalu dalam namun jangan pula terlalu dangkal.
  3. Selanjutnya timbun dengan tanah di pinggiran bibit Seledri agar kokoh berdiri.
  4. Apabila Anda menanam pada pot atau polybag, isilah dengan campuran tanah , kompos, dan arang sekam atau jerami dengan perbandingan 1:1:1, jangan lupa ayak terlebih dahulu bahan-bahan tersebut agar tercampur merata.
  5. Lakukan proses tanam seperti penanaman di atas lahan, kemudian letakkan pot atau polybag tersebut pada tempat yang teduh selama kurang lebih 1 – 2 minggu.
  6. Seledri yang sudah ditanam pada lahan atau media tanam seperti pot dan polybag harus Anda pelihara dan rawat secara seksama.

5. Pemeliharaan dan Perawatan

 

Pemeliharaan dan perawatan tanaman Seledri terbilang lebih mudah dibandingkan dengan tanaman lainnya.

Meskipun hal tersebut bukan berarti Anda bebas melakukan dengan sesukanya, nah berikut cara untuk memelihara dan merawat Seledri yang baik, yaitu:

a. Penyiraman

Pada masa awal setelah tanam, sebaiknya berikan penyiraman secara rutin setiap pagi dan sore hingga tanaman berusia satu minggu.

Setelah itu frekuensi penyiraman cukup diberikan 2 – 3 kali dalam satu minggu sesuai kondisi tanah.

b. Pemupukan susulan

Jangan lupa berikan pula pemupukan susulan secara teratur sekitar 1 – 2 minggu sekali, sesuai dosis yang dianjurkan, apabila menggunakan pupuk cair biasanya dengan dosis 10 ml pada 1 liter air atau 100 ml larutan per tanaman.

Bisa juga dengan memberinya pupuk kompos, pupuk kandang atau pupuk hayati.

c. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang menyerang tanaman Seledri dapat berupa hama dan penyakit. Penyakit yang biasa menyerang adalah cercospora, bercak daun, atau virus aster yellow. Pencegahan bisa dilakukan dengan melakukan monitoring tanaman secara rutin dan berkala, sedangkan pengendalian OPT bisa Anda lakukan dengan menyemprotkan pestisida atau obat kimia sesuai dosis

6. Panen

 

Seledri bisa mulai dipanen saat tanaman berusia 1 – 3 bulan setelah masa tanam, tergantung dari varietasnya.

Pertumbuhan Seledri bisa dikatakan optimal jika daunnya rimbun dan anakannya banyak.

Proses memanen bisa dilakukan dengan cara-cara berikut ini:

  1. Potong pangkal batang seledri yang memiliki daun lebat dan banyak.
  2. Perhatikan pula anakan tanaman Seledri yang tumbuh di bawah tanaman, anakan bisa digunakan sebagai bibit baru menggunakan metode vegetatif.
  3. Lakukan penyortiran dengan cara membuang tangkai daun Seledri yang rusak atau terserang hama dan penyakit.
  4. Jangan lupa bersihkan Seledri yang telah dipanen dengan air bersih mengalir lalu keringkan dan simpan di tempat yang teduh.
  5. Pisahkan kualitas dan ikatlah Seledri sesuai dengan permintaan pasar yang dituju, seperti swalayan, pasar lokal, konsumen akhir, atau ekspor.

Seperti itulah cara menanam Seledri yang baik untuk proses budidaya. Tanaman yang biasa dijadikan bumbu atau obat tersebut masih punya pasar yang potensial dan permintaan terus ada.

Selamat menanam dan semoga bisa mendatangkan keuntungan. Salam budidaya!

Killua Ibrahim
Killua Ibrahim

“Untuk menjadi seorang yang ahli, kau harus belajar lebih.”