5 Cara Menanam Singkong yang Benar, Agar Hasil Melimpah!

Singkong, Ketela pohon, atau Ubi kayu adalah tumbuhan berkayu atau perdu yang memiliki nama ilmiah (Manihot utilissima).

Singkong juga merupakan tanaman tahunan dan subtropika yang dikenal luas sebagai makanan pokok, penghasil karbohidrat, dan sayuran.

Tanaman Singkong bisa tumbuh hingga mencapai 7 meter tingginya, dengan cabang agak jarang, dan berakar tunggang.

Sejumlah akar yang membesar tersebut kemudian menjadi umbi akar yang dapat dimakan, itulah mengapa Singkong juga disebut dengan Ubi kayu.

Ukuran Singkong rata-rata berdiameter antara 2 – 3 cm dan panjang sekitar 50 – 80 cm tergantung dari jenis kultivarnya.

Bagian dalam umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Daun Singkong sendiri berbentuk menjari dan biasa dijadikan sayuran.

Singkong awalnya dibudidayakan di daerah Amerika Selatan pada masa prasejarah, kurang lebih 10 ribu tahun silam.

Kini Singkong telah menyebar luas dan menjadi salah satu komoditi pangan utama di dunia, produksi Singkong diperkirakan mencapai 195 juta ton.

Umbi Singkong di Indonesia biasa dimakan mentah, direbus, atau dijadikan tepung tapioka sebagai pengganti gandum.

Singkong telah menjadi bahan pangan yang penting bagi masyarakat Indonesia,dan menjadi bahan makanan pokok ketiga setelah padi dan jagung.

Menanam Singkong terbilang cukup mudah dan mudah tumbuh. Tetapi bukan berarti Anda dapat menanamnya secara asal-asalan, apalagi jika ingin ditanam secara intensif.

Untuk menanam Singkong dengan baik ada baiknya Anda simak ulasan singkat sebagai berikut.

1. Syarat Tumbuh Singkong

 

Singkong dikenal sebagai salah satu tanaman yang mampu tumbuh dimanapun dengan kondisi apa saja.

Namun walaupun demikian, Singkong juga sebenarnya memiliki syarat-syarat khusus agar bisa tumbuh dan bereproduksi dengan baik, diantaranya adalah:

a. Iklim

Singkong sebaiknya ditanam pada lokasi dengan curah hujan antara 1500 – 2500 mm/tahun, dengan suhu udara minimum 10 °C dengan kelembaban 60 hingga 65%.

b. Ketinggian lahan

Tanaman Singkong dapat tumbuh pada lahan dengan ketinggian hingga 1500 mdpl, sedangkan idealnya Singkong ditanam pada ketinggian antara 10 hingga 700 mdpl.

c. Kondisi tanah

Jenis tanah yang bagus untuk pertumbuhan Singkong adalah tanah yang kaya bahan organik, subur, gembur, tidak terlalu liat dan porus. Sementara itu, kadar keasaman atau pH tanah yang dikehendaki adalah netral, yaitu antara 6,5 – 7,5.

2. Pembibitan

 

Pembibitan dapat Anda lakukan setelah sebelumnya mengetahui syarat tumbuh Singkong.

Bibit yang digunakan sebaiknya adalah bibit varietas unggul sehingga memiliki potensi hasil yang bagus. Salah satu cara pembibitan Singkong adalah dengan melakukan stek batang.

Stek batang dapat Anda lakukan dengan memotong-motong batang Singkong sepanjang 20 cm.

Pastikan bibit atau stek yang Anda buat berasal dari tanaman Singkong yang cukup tua, berumur sekitar 10 – 12 bulan.

Selain itu perhatikan kriteria tanaman induk sebagai berikut:

  1. Pilih batang tanaman Singkong yang bagus, besar, mata tunas rapat, serta terbebas dari hama dan penyakit.
  2. Bagian batang Singkong yang baik digunakan sebagai bibit adalah bagian tengah, yaitu 30 cm di atas pangkal batang dan 30 cm di bawah daun terbawah yang masih menempel sewaktu dipanen.
  3. Stek batang bisa dilakukan dengan cara memotong datar atau miring sesuai dengan preferensi Anda.
  4. Batang Singkong yang nantinya akan ditanam sebaiknya memiliki diameter kurang lebih 2,5 cm, lurus, serta belum tumbuh tunas baru.
  5. Salah satu kelebihan dari pembibitan dengan stek batang adalah memiliki penampang yang lebih luas sehingga memungkinkan banyak akar yang tumbuh.

3. Persiapan dan Pengolahan Lahan

 

Sebelum melakukan penanaman Anda juga perlu untuk melakukan persiapan dan pengolahan lahan tanam. Hal tersebut bisa Anda lakukan selagi menunggu proses pembibitan atau sebelumnya.

Persiapan dan pengolahan lahan bisa dilakukan dengan cara:

  1. Pertama, bersihkan lahan dari gulma, rumput liar, atau tanaman musim sebelumnya agar lahan terbebas dari hama dan penyakit.
  2. Selanjutnya gemburkan tanah pada lahan tanam dengan cara dibajak atau dicangkul baik secara manual atau menggunakan mesin.
  3. Apabila diketahui bahwa pH tanah pada lahan tanam di bawah 6,5 maka lakukan penaburan kapur pertanian seperti dolomit terlebih dahulu.
  4. Setelah itu buat bedengan dengan ukuran yang bisa Anda sesuaikan dengan kondisi lahan tanam, sedangkan jarak antar bedengan sebaiknya dibuat sekitar 50 – 60 cm.
  5. Bedengan tersebut berfungsi sebagai drainase, maka aturlah sebaik mungkin, sebab Singkong tidak menyukai tanah berair, becek dan tergenang air saat musim hujan.
  6. Jika diperlukan atau jika lahan tanam tidak terlalu subur, taburkan pupuk kandang sebagai bentuk pemupukan dasar pada bedengan yang telah dibuat sebelumnya.
  7. Berikan pemupukan dasar tersebut dengan dosis yang disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah atau ketersediaan pupuk kandang yang Anda sanggupi.
  8. Biarkan lahan selama kurang lebih 10 hari sebelum penanaman dimulai.

4. Penanaman

 

Apabila lahan tanam dan bibit Singkong telah siap, maka Anda dapat mulai untuk melakukan penanaman Singkong.

Ada beberapa hal serta teknik yang perlu Anda perhatikan saat melakukan penanaman Singkong yang baik, diantaranya sebagai berikut:

  1. Singkong sebaiknya ditanam dengan memperhatikan musim dan curah hujan. Pada lahan kering waktu yang baik untuk menanam adalah di awal musim hujan atau sesaat setelah penanaman padi/
  2. Bibit Singkong yang ditanam dengan menerapkan pola monokultur dibuat berjarak sekitar 80 cm x 120 cm dengan jarak antar baris sekitar 90 – 100 cm/
  3. Sebelum bibit Singkong ditanam, rendamlah bibit dengan menggunakan larutan pupuk dan air selama 3 – 4 jam.
  4. Kemudian bibit Singkong dibuat meruncing ujung bawah batangnya, jika bibit Singkong dipotong datar maka tanamlah dengan tegak lurus, sedangkan jika dipotong miring maka menanamnya pun harus miring pula.
  5. Tanam bibit Singkong sedalam kurang lebih 5 – 10 cm atau ⅓ bagian batang tertimbun tanah, namun apabila tanah tersebut keras, berat, atau lembab bibit Singkong ditanam sebisanya.

5. Pemeliharaan dan Perawatan

 

Setelah Singkong ditanam maka hal yang dapat Anda lakukan selanjutnya adalah melakukan pemeliharaan dan perawatan tanaman.

Proses tersebut meliputi berbagai kegiatan seperti penyulaman hingga pengairan tanaman, diantaranya yaitu sebagai berikut:

a. Penyulaman

Setelah penanaman dilakukan maka pada hari ke-7 atau ke-10 lakukan pengecekan tanaman Singkong, jika ditemukan tanaman yang mati atau tidak tumbuh segeralah lakukan penyulaman yaitu menggantinya dengan bibit tanaman yang baik atau baru.

b. Penyiangan

Bersihkan rumput liar atau gulma yang tumbuh di sekitar tanaman Singkong, sebaiknya dilakukan secara manual jika memungkinkan.

Namun jika ditanam dalam skala besar, maka bisa juga dengan menyemprotkan herbisida dengan dosis rendah.

c. Perempelan atau pemangkasan

Agar mendapatkan hasil yang optimal, lakukanlah perempelan pada tanaman Singkong yang bertunas banyak saat tunas berukuran panjang sekitar 25 – 30 cm.

Sisakan dua tunas saja setiap pohon, utamakan tunas yang ada di posisi paling atas.

d. Pemupukan susulan

Apabila tanaman Singkong dirasa tumbuh kurang subur maka sebaiknya berikan pemupukan susulan, pada tanaman yang berusia 2 – 3 bulan.

Gunakan pupuk yang mengandung N, P, dan K dengan dosis berimbang. Taburkan pupuk secara seksama di sekitar tanaman berjarak 25 – 30 cm. Pemupukan susulan bisa Anda lakukan hingga dua kali dalam satu musim tergantung kondisi kesuburan tanaman.

e. Pembumbunan

Setelah pemupukan susulan kegiatan yang bisa Anda lakukan adalah pembumbunan atau menggemburkan tanah di sekitar perakaran tanaman Singkong. Caranya dengan menaikkan tanah yang ada di antara bedengan ke atas bedengan.

f. Pengairan

Saat awal ditanam hingga tanaman SIngkong berumur 4 – 5 bulan sebaiknya Singkong berada dalam keadaan lembab dan tidak terlalu becek.

Namun untuk tanah kering Singkong sangat butuh pengairan, terutama saat musim kemarau. Pengairan dapat dilakukan dengan menyiram langsung atau dengan genangan air.

6. Panen

 

Singkong bisa mulai dipanen saat berusia 6 – 8 bulan atau 9 – 12 bulan setelah masa tanam, tergantung dari varietasnya.

Pemanenan dapat dilakukan dengan mencabut batangnya atau jika masih ada Singkong yang tertinggal di dalam tanah bisa diambil menggunakan cangkul.


Itulah cara menanam Singkong, mudah dan praktis bukan?

Singkong yang sering tumbuh sebagai tanaman pagar tersebut sebenarnya punya potensi lebih dan bisa mendatangkan keuntungan jika ditanam secara intensif sesuai prosedur penanamannya.

Salam budidaya!

Killua Ibrahim
Killua Ibrahim

“Untuk menjadi seorang yang ahli, kau harus belajar lebih.”