Siklus Batuan

SIPINTAR.NET – Batuan merupakan jenis bahan dari alam yang bisa dimanfaatkan menjadi apa saja yang berguna bagi manusia. Siklus batuan juga terjadi di alam, sehingga menjadikan batuan ini sangat berlimpah dan seakan-akan tidak pernah habis.

Banyak sekali jenis batuan yang ada di bumi ini, batuan-batuan tersebut berubah dan mengalami sebuah siklus yang cukup panjang hingga menjadi batuan.

Berikut ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan siklus batuan. Agar paham, yuk simak dan baca artikel ini sampai habis.

Pengertian Siklus Batuan

Batuan merupakan salah satu benda padat yang terbuat secara alami berasal dari mineral atau mineraloid. Pada siklus pembentukannya, batuan ini melalui beberapa peristiwa yang dikenal sebagai siklus batuan.

Siklus batuan yaitu suatu proses yang menggambarkan bahwa batuan ini terbentuk dari sebuah proses perubahan magma. pada saat magma keluar dari perut bumi, cairan magma tersebut menjadi beku dikarenakan pengaruh cuaca.

Magma yang telah membeku tadi kemudian dikenal menjadi batuan beku, dan sedimen, kemudian batuan sedimen, dan batuan metamorf, akhirnya kembali menjadi magma seperti semula.

Proses ketika pembuatan batuan membutuhkan waktu yang singkat atau panjang sampai jutaan tahun lamanya. Hal ini dipengaruhi dari berbagai faktor alam seperti udara, cuaca, tekanan, temperatur dan berbagai macam faktor lainnya.

Siklus Manusia pada Siklus Batuan

Siklus batuan bisa juga diartikan sebagai sebuah rangkaian proses yang menjelaskan dengan detail mengenai hubungan setiap batuan yang ada di bumi.

Biasanya siklus ini terjadi dalam jangka waktu yang bervariasi tergantung berasal dari jenis batuan yang akan dijadikan hasil akhir dari proses tersebut.

Ada siklus batuan yang berlangsung dengan cepat dan ada juga siklus batuan yang terjadi dalam waktu yang cukup lama, karena prosesnya yang berlangsung lambat.

Bahkan ada beberapa jenis batuan tertentu yang membutuhkan waktu hingga jutaan tahun untuk bisa mengalami perubahan.

Siklus Batuan Terjadi Akibat Perubahan Cuaca

Pengertian lain berkaitan dengan siklus batuan yaitu serangkaian proses perubahan yang berawal dari magma yang sudah membeku dan mendapatkan pengaruh dari kondisi cuaca.

Siklus ini bisa saja terus berlanjut sampai nantinya menghasilkan jenis batuan baru. Beberapa contoh jenis batuan seperti ini yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan juga batuan metamorf.

Semua jenis batuan tersebut akan mengalami berbagai macam proses agar bisa kembali menjadi magma seperti tahap awalnya.

Proses perubahan dari magma hingga menjadi magma kembali inilah yang kemudian dibagi dalam beberapa tahapan yang dikenal sebagai siklus batuan.

Konsep Geologi Dasar

Banyak para ahli juga yang berpendapat bahwa siklus batuan ialah suatu konsep dalam dunia geologi yang merupakan sifat paling dasar.

Konsep ini mengambil dasar dari jajngka waktu yang dibutuhkan untuk mengubah batuan utama seperti batuan beku, batuan metamorf, dan batuan sedimen sehingga bisa keluar dari satu titik yang menjadi garis ekuilibriumnya.


Baca Juga: Proses Siklus Hidrologi


Pengertian Siklus Batuan Menurut Para Ahli

Siklus batuan juga menunjukkan mempunyai kaitan yang sangat erat antara ketiga jenis batuan utama di atas.

Beberapa teori dan juga konsep dari siklus batuan itu sendiri mulai muncul pada abad ke 18 yang dikemukakan oleh seorang bapak geologi yaitu James Hutton.

Ia mengungkapkan bahwa semua elemen yang ada di bumi mempunyai sebuah keteraturan yang mana setiap elemen tersebut akan kembali pada bentuk semulanya.

Nah, pada tahun 1950an juga muncul seorang ahli yang bernama J. Tunzo dan mulai mengembangkan sebuah teori batuan dengan basis tektonik piring.

Proses Siklus Batuan

Proses Siklus Batuan

Diluar dari proses siklus batuan yang berlangsung dengan cepat atau lambat, pada dasarnya rangkaian proses yang ada tidak jauh berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Proses tersebut bisa dibagi menjadi enam bagian yang dimulai dari magma sampai akhirnya akan menjadi batuan.

  • Kristalisasi Magma

Siklus batuan dimulai dari terbentuknya sebuah batuan beku karena adanya pendinginan dan pembekuan magma dalam wujud lelehan silikat.

Lelehan silikat tersebut kemudian mengalami proses penghabluran yang berlangsung pada erupsi gunung berapi.

  • Pelapukan dan Pengangkatan Magma

Batuan beku yang keluar dari gunung berapi tadi kemudian tersingkap pada permukaan bumi dan bersentuhan dengan atmosfer atau hidrosfer. Hal ini membuat batuan beku mengalami pelapukan ampai batuan tersebut menjadi hancur.

  • Erosi

Batuan beku yang sudah hancur tersebut kemudian akan berpindah atau bergerak bisa disebabkan aliran air (baik itu di atas ataupun di bawah permukaan) atau juga angin. Pergerakan ini bisa saja terjadi secara terus menerus.

  • Pengendapan dan Pembentukan Batuan Sedimen

Hasil pergerakan batuan beku yang sudah hancur itu kemudian mengendap di tempat-tempat tertentu hingga menumpuk lalu mengeras kembali. Proses ini dinamakan sedimentasi dan menghasilkan batuan sedimen.

Hal ini disebabkan adanya perekatan senyawa mineral di dalam larutan batuan tersebut (pergerakan batuan dengan air).

  • Batuan Sedimen Menjadi Batuan Metamorf

Jika batuan sedimen mengalami peningkatan pada tekanan dan suhu karena pengendapan, maka akan terjadi perubahan pada bentukan batuan tersebut.

Penyesuaian dengan lingkungan akan menyebabkan batuan sedimen tersebut berubah wujud menjadi batuan malihan atau batuan metamorf.

  • Batuan Metamorf Kembali Menjadi Magma

Batuan metamorf yang telah terbentuk seiring berjalannya waktu akan mengalami suatu peningkatan tekanan dan suhu, sehingga batuan tadi akan kembali meleleh dan berubah menjadi magma. Lalu siklus batuan diatas terulang kembali.

Faktor Pendorong Siklus Batuan

Diatas sudah dijelaskan mengenai tahapan-tahapan pada siklus batuan, namun kita belum mengkaji lebih dalam lagi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi siklus batuan.

Secara umum, ada dua faktor yang mempunyai peran besar dalam proses batuan, yaitu tektonik lempeng dan air.

#1. Tektonik lempeng

Seperti yang sudah di lihat diatas, tektonik lempeng menjadi penyebab utama terjadinya suatu pembentukan batuan beku di permukaan bumi dan juga menjadi penyebab melelehnya batuan menjadi magma.

Tanpa adanya tektonik lempeng, siklus batuan tidak bisa berjalan dengan baik.

Tektonik lempeng menjadi penyebab utama terbentuknya dua batuan yaitu batuan sedimen dan batuan metamorf.

Tanpa melalui proses ini, kedua batuan tersebut tidak akan bisa terbentuk di muka bumi dan permukaan bumi hanya akan dipenuhi oleh batuan sedimen.

Batu-batu yang disebabkan karena fenomena tektonik lempeng ini pada umumnya berada pada zona vulkanis, terutama pada gunung berapi, atau juga pada perbatasan lempeng seperti pada zona subduksi dan zona divergen.

#2. Air

Hampir sama dengan tektonik lempeng, air juga mempunyai peran yang cukup besar dalam mempengaruhi siklus batuan.

Air dalam kasus ini ialah siklus air, yaitu pergerakan secara kontinyu air melewati berbagai bentuk dan lokasi di permukaan bumi.

Tanpa adanya air, batu beku dan batu metamorf sangat sulit mengalami pelapukan, erosi, dan juga sedimentasi sehingga membentuk batuan sedimen.

Jika tektonik lempeng menyebabkan terbentuknya sebuah batuan beku dan batuan metamorf, maka air ini menyebabkan terbentuknya batuan sedimen.


Baca Juga: Proses Siklus Nitrogen


Jenis Jenis Batuan

Penjelasan tentang siklus berkaitan erat dengan jenis batu. Berikut uraian lanjut mengenai jenis batuan.

#1. Batuan Beku

Batuan beku juga biasa disebut sebagai batuan igneous. Kata igneous ini berasal dari kosakata bahasa latin, yaitu ignis yang mempunyai arti api.

Nama igneous diberikan karena batuan beku berasal dari sebuah magma yang sudah mendingin dan mengeras. Ada dua struktur dasar dalam batuan beku, yaitu batuan beku ekstrusif dan juga batuan beku intrusif.

Batuan beku ekstrusif ialah jenis batuan beku yang melalui proses pembentukan di atas permukaan bumi.

Struktur penyusun dari batuan jenis ini sangat masif atau seragam, sheeting joint dengan wujud lapisan, pillow lava atau bergumpal, dan sebagainya. Salah satu contoh dari jenis batuan ini yaitu riolit, andesit, dan basalt.

Sedangkan batuan beku intrusif yaitu jenis batuan beku yang mengalami proses pembentukan di bagian dalam kantung magma.

Struktur batuan ini juga dibagi menjadi dua jenis, yaitu diskordan dan konkordan. Salah satu contoh batuan jenis ini antara lain granit, sienit, diorite, dan lain sebagainya.

  • Struktur Diskordan merupakan batuan beku intrusif diskordan yang strukturnya memotong bagian atau lapisan batuan yang ada di sekitarnya.

Unsur yang menyusun struktur ini adalah batolith yaitu dapur magma yang telah beku, korok atau gang panjang dan tipis, diatrema berupa pengisi pada cerobong gunung api, dan apofisa yang merupakan salah satu dari percabangan gang.

  • Sedangkan struktur Konkordan yaitu batuan beku intrusif konkordan yang memiliki struktur sejajar dengan lapisan bebatuan yang ada di sekitarnya.

Batuan ini terdiri dari sill atau lembaran sejajar, lopolith yang berbentuk cekung, laccolith yang berbentuk kubah, dan paccolith yang berada di antiklin atau sinklin.

Batuan beku juga bisa dibagi berdasarkan atas kuarsa atau silikat yang dikandungnya. Ada tiga jenis batuan beku jika dilihat dari sisi lain, yaitu sebagai berikut.

  • Granitis atau yang disebut Batuan Beku Asam. Jenisbatuan ini mengandung mineral SiO2 dalam jumlah yang besar, dan juga mengandung mineral MgO yang rendah.
  • Andetis atauyang disebut Batuan Beku Intermediet. Jenis batuan ini mengandung mineral SiO2 dan mineral MgO dalam jumlah yang
  • Basalitis atauyang disebut Batuan Beku Basa. Jenis ini mengandung mineral SiO2 dalam jumlah yang rendah, sedangkan mineral MgO yang ada didalamnya cukup tinggi.

#2. Batuan Sedimen

Batuan sedimen ialah salah satu jenis batuan yang mengalami proses pengangkutan dari satau tempat menuju tempat lainnya.

Kemudian pada tempat terakhir tersebut batuan ini akan mengendap dan mengeras sampai akhirnya menghasilkan sebuah batuan sedimen.

Pembentukan batuan sedimen ini sangat dipengaruhi oleh iklim, angin, tipe vegetasi, topografi, air, dan glester atau salju.

Batuan sedimen juga dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan dengan cara pengendapannya. Kedua jenis tersebut yaitu batuan yang hancur mengendap dan larut mengendap.

  • Batuan Sedimen Hancur Mengendap, jenis ini biasa disebut dengan endapan klastik atau endapan mekanis. Contoh batuan sedimen ini yaitubatuan breksi, batu pasir, napal, konglomerat, dan serpih.
  • Batuan Sedimen Larut Mengendap,yaitu contoh jenis batuan ini adalah batuan evaporit yang telah melalui penguapan secara langsung dan batu bara yang proses pengendapannya berlangsung dalam jangka waktu yang cukup

Sedangkan berdasarkan cara pengendapannya, batuan sedimen juga bisa dibagi sesuai dengan tempat batuan tersebut mengalami pengendapan. Terdapat lima jenis batuan berdasarkan atas sudut pandang ini, yaitu sebagai berikut.

  • Batuan Sedimen Terisentris,yang mengalami pengendapan di daerah
  • Batuan Sedimen Marine,yang mengalami pengendapan di laut dan mengandung mineral karbonat serta
  • Batuan Sedimen Limnis,yang mengalami pengendapan di wilayah rawa atau danau.
  • Batuan Sedimen Fluvial,yang mengalami pengendapan di sekitar wilayah sungai khususnya di wilayah hilir.
  • Batuan Sedimen Glasial,yang mengalami pengendapan di daerah pegunungan dan bongkahan es.

#3. Batuan Metamorf

Batuan metamorf merupakan jenis batuan yang mengalami perubahan disebabkan adanya pengaruh tekanan, suhu, fluida, waktu, dan fasa.

Jenis batuan metamorf berasal dari batuan sedimen dan batuan beku. Contoh batuan metamorf yaitu batuan granit berasal dari batuan beku menjadi gneis, sedangkan batu kapur berasal dari batuan sedimen menjadi marmer.

Batuan metamorf bisa dibedakan juga berdasarkan faktor pemicu terbentuknya. Jenis batuan ini dibagi menjadi empat macam, yaitu:

  • Batuan Metamorf Kataklastik,yang mengalami deformasi mekanis pergeseran dua blok batuan disepanjang zona patahan dan juga Akan tetapi jenis batuan ini juga jarang ditemukan.
  • Batuan Metamorf Kontak, yaitu batuan yang terbentuk karena adanya suhu tinggi dan terjadi di sekitar daerah intrusi magma atau bebatuan beku. Cakupan batuan ini juga tidak begitu luas dan menghasilkan bebatuan dengan butiryang halus dan tidak memiliki foliasi.
  • Batuan Metamorf Dinamo,yaitu batuan yang melalui proses metamorfosis regional. Batuan ini terbentuk karena adanya tekanan yang berlangsung dalam jangka waktu cukup Contoh jenis batuan ini adalah batu sabak atau slate, schist, dan gneisses.
  • Batuan Metamorf Kontak Pneumatalitis,yaitu jenis batuan yang melalui penambahan unsur lain pada saat terjadi perubahan pada batuan metamorf dinamo atau batuan metamorf kontak. Contoh jenis batuan ini ialah kuarsa yang berubah menjadi batu topaz.

Siklus dari Beberapa Jenis Batuan

Ada beberapa jenis mengenai jenis batuan yang ada di bumi, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Ada juga dua jenis batu yang mempunyai peran penting terhadap manusia, yaitu batuan litosfer dan batuan alam.

Sebenarnya siklus dari batuan ini tidak jauh berbeda dengan siklus yang telah dijabarkan sebelumnya:

#1. Siklus Batuan Beku

Siklus batuan beku sama saja dengan proses pengkristalisasian magma. Proses ini berlangsung di atas lempeng bumi, baik di atas permukaan bumi atau juga di dalam kerak bumi.

Contoh batuan beku yang ada di permukaan bumi yaitu batu basal dan batu andesit, sedangkan batuan beku yang ada di dalam kerak bumi contohnya ialah batuan granit dan batuan diorit.

#2. Siklus Batuan Litosfer

Litosfer yaitu suatu lapisan yang berada didalam kerak bumi. Istilah litosfer ini diambil dari Bahasa Yunani, yaitu lithos yang memiliki arti berbatu dan kata sphere yang berarti padat.

Maka dari itu litosfer bisa diartikan sebagai lapisan paling luar bumi yang mempunyai sifat permukaan berbatu, dan biasa juga disebut sebagai kulit bumi.

Batuan litosfer ini ditopang oleh beberapa lapisan bumi lain seperti lapisan astenosfer. Lapisan astenosfer merupakan bagian yang sangat panas dan berada di dalam mantel bumi.

Perkembangan ilmu pengetahuan mengenai batuan litosfer diawali ketika suatu teori dikemukakan oleh Barrel sekitar tahun 1914.

Teori Barrel ini mengambil dasar anomali gravitasi yang terletak pada kerak benua teratas.

Menurutnya, litosfer yaitu suatu lapisan terkuat yang berada tepat di atas lapisan bumi paling lemah yaitu astenosfer. Teori ini kemudian dikembangkan lagi oleh Daly sekitar tahun 1940.

Daly mengungkapkan bahwa litosfer ini terdiri dari dua bagian, yaitu litosfer samudera dan litosfer benua.

Litosfer samudera memiliki ketebalan 50 sampai 100 km, sedangkan untuk litosfer benua ketebalannya 40 hingga 200 km. Selain itu litosfer juga tersusun berdasarkam dua lapisan, yaitu sial dan sima.

Lapisan sial ini tersusun atas logam aluminium dan silisum yang mencapai ketebalan hingga 35 km. Lapisan siala ini juga bersifat elastis dan lebih ringan.

Adapun lapisan sima tersusun atas logam silisum dan magnesium dengan ketebalan hingga 65 km. Lapisan ini tidak begitu elastis, dan mempunyai bobot yang lebih berat dibandingkan dengan lapisan sial.

Lapisan litosfer juga mengalami siklus yang berkaitan dengan beberapa batuan seperti, batuan beku, batuan sedimen, dan juga batuan metamorf.

Maka dari itu siklus yang dilalui oleh batuan ini meliputi keenam tahapan siklus batuan yang sudah disebutkan sebelumnya.

Contoh dari batuan litosfer diantaranya batu gamping yang berasal dari batuan sedimen dan juga batu pualam yang berasal dari batuan metamorf.

#3. Siklus Batuan Metamorf

Berdasarkan kepada penjelasan sebelumnya, bisa disimpulkan bahwa siklus batuan metamorf berasal dari batuan sedimen yang sudah tenggelam jauh di dalam permukaan bumi.

Beberapa contoh batuan metamorf yaitu antara lain batuan pasir dan batuan kuarsit. Batuan kuarsit berasal dari metamorfosis batuan pasir.

#4. Siklus Batuan Sedimen

Siklus yang terjadi pada batuan sedimen diawali ketika material dasar batuan dibawa oleh elemen tertentu dan mengendap di sebuah tempat dalam waktu lama.

Endapan tersebut secara terus-menerus bertumpuk dimana lapisan terbawah disebut endapan tua dan bagian paling atas disebut endapan muda.

Proses pembentukan batuan sedimen tersebut biasanya terjadi di kawasan palung laut atau delta sungai.

#5. Siklus Batuan Alam

Batuan alam ialah salah satu unsur yang menjadi faktor pendukung komponen biotik dan komponen abiotik di muka bumi, serta mencakup berbagai macam bebatuan yang tersusun di lapisan bumi.

Maka dari itu, siklus yang dilewati oleh batuan alam meliputi keenam siklus yang sudah disebutkan, termasuk juga peleburan kembali menjadi magma.


Baca Juga: Proses Siklus Fosfor


Akhir Kata

Beberapa penjelasan diatas sudah menjelaskan mengenai siklus batuan secara detail dan rinci. Setiap batuan yang ada di bumi ini sebelumnya mengalami proses yang cukup panjang.

Dan bahkan proses tersebut akan mengubah kembali batu menjadi bentuk awalnya.

Demikian penjelasan mengenai siklus batuan diatas disampaikan, semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita semua.

Killua Ibrahim
Killua Ibrahim

“Untuk menjadi seorang yang ahli, kau harus belajar lebih.”