Cara Budidaya Jamur Tiram yang Sederhana untuk Pemula

Sebagai salah satu jenis jamur favorit dalam dunia kuliner, jamur tiram makin banyak dikembangbiakkan oleh produsen baik skala besar maupun skala rumahan.

Sudah bukan rahasia lagi jika jenis jamur ini dapat menghasilkan untung yang cukup besar, apalagi jika bisa menghasilkan produk dengan kualitas terbaik.

Anda tertarik menekuni dunia budidaya jamur ini?

Tak ada salahnya jika Anda mencoba melakukannya di rumah dengan mengikuti panduan budidaya jamur tiram ini.

1. Syarat Tumbuh Jamur Tiram

Syarat Tumbuh Jamur Tiram

Jamur yang memiliki nama latin Pleurotus ostreatus ini punya tangkai menyamping dan bagian tudung atasnya berbentuk kerang atau tiram. Diameter tudung tersebut berkisar 5-20 cm dengan tekstur permukaan berlekuk dan licin.

Perkembangbiakannya menggunakan spora yang memiliki bentuk seperti batang dilengkapi miselia putih dengan perkembangan yang super cepat.

Dengan karakter seperti itu, wajar jika jamur ini punya syarat tumbuh yang harus dipenuhi jika Anda ingin membudidayakannya.

Beberapa syarat di antaranya adalah:

a. Tempat Menanam

Media menanam terbaik dari jamur ini adalah serbuk gergaji atau kayu, diusahakan jenis kayu yang dipakai cukup keras.

Hal ini untuk memudahkan jamur bertumbuh, sebab kayu keras punya kandungan selulosa yang banyak dan dibutuhkan jamur.

Sebaiknya pilih kayu berdaun lebar karena komposisi kimianya cukup baik untuk pertumbuhan jamur.

b. Suhu dan Kelembaban

Ada dua fase pertumbuhan jamur tiram yang membutuhkan suhu dan kelembaban berbeda.

Pertama yaitu fase inkubasi dengan suhu maksimal 28 derajat Celcius dan kelembaban mencapai maksimal 70%.

Kedua adalah fase pembentukan bagian tubuh buah, di mana jamur sebaiknya berada pada suhu maksimal 22 derajat celcius dengan kelembapan maksimal 90%.

c. Pencahayaan

Dalam pertumbuhannya, jamur jenis ini hanya membutuhkan cahaya 10 persen saja, itupun hanya pada periode pertumbuhan bagian badan buahnya.

Sehingga, sangat baik jika diletakkan dalam ruangan gelap yang tidak mendapatkan cahaya matahari langsung.

Pada kondisi tersebut, jamur akan lebih cepat tumbuh dengan kualitas yang maksimal.

d. Keasaman (pH)

Jamur akan tumbuh baik pada kondisi media dengan keasaman netral antara 6-7. Anda bisa mengatur keasaman media tanam menggunakan kapur jenis calsium carbonat.

Jika pH tidak tepat, selain dapat mengganggu proses tumbuh kembangnya, juga akan mengundang tumbuhnya jamur pengganggu.

e. Air

Pastikan media tanam yang akan digunakan memiliki kadar air 60 persen hingga 65 persen.

Jika terlalu tinggi akan mengakibatkan jamur mudah busuk, sedangkan kalau terlalu kering akan membuat pertumbuhan jamur jadi terganggu.

2. Persiapan Alat dan Bahan

Persiapan Alat dan Bahan

Proses untuk memulai budidaya jamur jenis tiram ini, terdapat alat dan bahan yang harus disiapkan terlebih dahulu, agar proses berjalan lancar.

Berikut ini alat dan bahannya:

a. Plastik Baglog

Plastik baglog adalah plastik untuk diisi dengan media tanam. Biasanya digunakan plastik ukuran 2,5 kg, dengan ketebalan maksimal dan transparan.

Alasan dipilihnya plastik adalah agar semua tahapan pertumbuhan bisa diamati dengan baik, karena jika pakai polybag dengan warna hitam tentu Anda tak bisa melihat sudah sejauh mana perkembangan jamur tersebut.

b. Kumbung

Kumbung adalah alat yang biasa disebut sebagai rumah jamur. Dibuat dari kayu yang dibentuk berupa rak-rak khusus untuk meletakkan baglog selama masa budidaya.

Lokasi kumbung harus disesuaikan dengan syarat tumbuh jamur, mulai dari suhu ruangan, kelembapan, cahaya matahari, hingga pH.

c. Bibit Jamur

Anda bisa mendapatkan bibit jamur di toko penjual bibit tanaman atau bisa juga Anda perbanyak sendiri sebelumnya dengan cara yang tepat.

Biasanya bibit ditempatkan di dalam botol tertutup, untuk menjaga agar tidak terkontaminasi dengan kondisi luar yang mungkin saja merusak bibit.

d. Jerami atau Serbuk Kayu

J3.erami atau serbuk kayu adalah media tanam yang harus sudah dipersiapkan sebelum pembudidayaan dimulai.

Anda harus memilih media dengan kualitas terbaik untuk menunjang tumbuh kembang jamur nantinya.

e. Media Tambahan

Media tambahan merupakan pelengkap untuk media utama, biasanya terdiri dari kapur, pupuk jenis fosfat, dedak dan gips. Media ini nantinya akan dikolaborasikan dengan media utama sebagai tempat tumbuh jamur.

3. Persiapan Kumbung

Persiapan Kumbung

Rumah jamur ini dibuat menyerupai rak makanan tanpa tutup yang mungkin ada di rumah Anda.

Bahan pembuatan kumbung biasanya adalah kayu atau bambu dengan penutup bagian samping dan belakang berupa papan atau gedek.

Rak ini dibuat memiliki atap berbahan seng atau asbes, fungsinya untuk menghantarkan panas pada baglog yang akan mendukung proses pertumbuhan jamur.

Kumbung disusun berjajar dengan jumlah rak sesuai dengan kebutuhan biasanya maksimal tiga tingkat. Tinggi rak maksimal 40 cm dengan lebar 40 cm, dengan kapasitas masing-masing rak bisa menampung maksimal 80 baglog.

Di antara rak dibuat jalan khusus untuk Anda melakukan perawatan rutin, dengan melihat kondisi masing-masing baglog yang disusun pada rak kumbung.

Pastikan kumbung dalam kondisi bersih sebelum dijadikan sebagai tempat penyimpanan baglog. Caranya dengan membersihkan dengan sapu pembersih, dilanjutkan dengan menyemprot fungisida, diamkan dua hari hingga bau fungisida hilang.

4. Pembuatan Baglog

Pembuatan Baglog

Setelah membuat kumbung dan mendiamkannya, sekarang saatnya membuat baglog, dengan cara berikut:

a. Alat:

  • Plastik ukuran 17×30 cm atau 20×35 cm atau 15 x 30 cm secukupnya
  • 3 drum dengan penutup
  • Selang plastik
  • Kompor
  • Terpal

b. Bahan:

  • 100 kg serbuk kayu
  • 10 kg bekatul
  • 2 kg kapur atau kalsium
  • Air secukupnya

c. Cara membuat baglog:

  • Campur semua bahan menjadi satu, tambahkan air dengan jumlah 60 persen dari bobot adonan.
  • Tutup adonan menggunakan terpal.
  • Masukkan adonan ke dalam plastik sesuai ukuran plastik yang Anda pilih, lalu padatkan dan ikat.
  • Diamkan baglog selama maksimal 10 hari untuk memaksimalkan proses fermentasi media tanam
  • Bolak-balik baglog untuk memastikan suhu seimbang di semua sisi baglog.
  • Jika sudah kecoklatan, sisihkan.
  • Isi satu drum dengan air setinggi 50 cm dari permukaan drum, kemudian tutup rapat hingga menyisakan lubang untuk memasukkan selang, lalu panaskan drum.
  • Isi drum kedua dengan baglog, masukkan ujung selang pada drum pertama, lalu ujung satunya ke dalam drum kedua, sehingga drum kedua mendapat uap panas dari drum pertama.
  • Diamkan selama 6 jam dan pastikan suhu mencapai 45 derajat celcius di dalam drum kedua.
  • Angkat dan pindahkan baglog pada rak kumbung, diamkan 24 jam hingga suhu baglog kembali normal.
  • Masukkan bibit ke dalam baglog dengan cara membuka tutup botol bibit menggunakan spirtus hingga kapasnya terbakar.
  • Tata bibit di dalam baglog sekitar 10 gram, kemudian tutup baglog menggunakan kapas, letakkan rapi pada rak kumbung.

d. Perawatan Baglog

Pada masa inkubasi yang berkisar dua hingga empat minggu, Anda bisa melihat tumbuhnya miselium pada bagian dalam baglog, buka tutup baglog dan birkan jamur bertumbuh keluar dari baglog.

Perawatan yang dilakukan adalah menyemprot baglog dan jamur yang sudah tumbuh agar kelembabannya terjaga. Penyemprotan sebaiknya menggunakan spray agar air yang menempel pada jamur lebih merata dan tidak berlebihan.

Cara perawatan selanjutnya adalah dengan memastikan cahaya dan kelembaban di dalam ruangan terjaga sesuai kebutuhan jamur tiram.

Pastikan melakukan pengecekan suhu secara berkala dan juga pH media tanam. Caranya dengan menyusun baglog dengan cara vertikal dengan lubang baglog berada di bagian atas, atau vertikal yang bagian lubangnya berada di samping.

5. Memanen Jamur Tiram

Memanen Jamur Tiram

Tanda jamur sudah boleh dipanen adalah permukaan baglog sudah dipenuhi miselium, jamur mekar sempurna dengan ujung runcing dan tudung berwarna putih serta tidak pecah.

Biasanya waktu panen adalah saat jamur sudah berusia 4 bulan terhitung dari pembuatan baglog hingga jamur tumbuh sempurna.

Cara memanennya adalah dengan memotong pangkal batang menggunakan pisau tajam dan masukkan jamur ke dalam keranjang.

Pastikan tidak membersihkan jamur yang sudah panen di dalam ruang budidaya, karena akan mengganggu proses tumbuh jamur untuk panen berikutnya.

Di luar ruangan budidaya, Anda bisa membersihkan jamur hingga menjadi produk yang layak jual.

Memang butuh ketelitian maksimal jika Anda ingin menjadi petani jamur jenis tiram ini, karena setiap tahapan budidaya harus dilakukan dengan teliti.

Tapi yakinlah dengan usaha tersebut Anda akan mendapatkan jamur dengan kualitas terbaik dan memberikan keuntungan terbaik untuk jangka panjang selama Anda konsisten membudidayakannya.

Akhir Kata

Bisnis jamur memang menguntungkan, terlebih jika Anda melakukan pemasarannya sendiri, sehingga marjin yang diambil bisa lebih baik.

Tapi sayangnya, proses pembudidayaan jamur tiram ini akan menghasilkan tumpukan sampah plastik yang melimpah yang berasal dari limbah baglog yang sudah tidak terpakai.

Hal ini tentu menjadi dilema tersendiri, terutama bagi pembudidaya jamur tiram, mengingat sampai saat ini belum ada media yang lebih baik dan mudah daripada plastik untuk membuat baglog.

Terlebih lagi, harga plastik kian hari semakin mahal karena saat ini bijih plastik masih impor.

Oleh karenanya, hal yang setidaknya saat ini bisa dilakukan petani jamur adalah mengumpulkan sisa-sisa plastik untuk didaur ulang atau dikelola dengan terpadu.

Misalnya, kita bisa menggunakan limbah baglog untuk membuat media ternak cacing atau belut. Bisa juga diolah menjadi kompos. Kemudian sampah plastiknya disisihkan.

Yah, kita terus mencoba mencari cara lain dan berharap semoga bisa menemukan metode lain dalam budidaya jamur tiram yang dapat meminimalisir sampah plastik. 🙂