Panduan Cara Budidaya Rumput Laut yang Baik

Rumput laut atau seaweed merupakan jenis alga yang dapat dimakan dan digunakan dalam bahan pengolahan makanan.

Rumput laut sering disajikan dalam makanan Asia dan telah lama dimanfaatkan sebagai makanan di China, Jepang, dan Korea sejak zaman prasejarah.

Sehingga tidak heran jika Anda seringkali menemukan rumput laut di dalam sushi maupun onigiri.

Meskipun tidak menutup kemungkinan juga ditemukan di dalam kuliner western. Olahan rumput laut berbentuk agar-agar mungkin adalah salah satu yang paling familiar

Jenis rumput laut yang banyak dimanfaatkan adalah dari jenis ganggang merah (Rhodophyceae) karena mengandung agar-agar, karagenan, propiran, furcelaran maupun pigmen fikoblin, terdiri dari fikoeritrin dan fikosianin, yang mengandung banyak karbohidrat.

Selain itu, ada juga yang memanfaatkan jenis ganggang coklat (Phaeophyceae). Ganggang atau alga coklat tersebut banyak mengandung pigmen klorofil a dan c, beta karoten, violasantin dan fukosantin, pirenoid, serta cadangan makanan laminarin, selulosa, dan algin.

Sebagai negara kepulauan dengan sektor maritim yang besar, tidak heran jika Indonesia juga berpotensi untuk dijadikan tempat budidaya Rumput laut.

Pada tahun 2020 saja, Indonesia berhasil mengekspor 53 ton Rumput laut dengan keuntungan hampir Rp700 juta.

Budidaya rumput laut memang nyatanya tidaklah sulit, untuk mengetahui lebih lanjut cara-cara dalam budidaya rumput laut Anda dapat menyimak ulasan singkat berikut.

1. Manfaat Rumput Laut

Manfaat Rumput Laut

Rumput laut dikenal memiliki banyak manfaat dan bisa diolah menjadi berbagai produk olahan.

Oleh sebab itu, kebutuhan rumput laut di pasaran pun terus meningkat baik di dalam negeri maupun sebagai komoditi ekspor.

Produk olahan rumput laut tersebut diantaranya:

a. Agar-agar

Sebagian besar masyarakat mengenal rumput laut sebagai dalam bentuk tepung yang biasa digunakan untuk pembuatan puding.

Namun secara lebih lanjut, belum banyak masyarakat yang tahu secara pasti apa yang dimaksud sebagai agar-agar.

Agar-agar merupakan asam sulfonat yang merupakan ester dari galakto linier dan diperoleh dengan mengekstraksi ganggang atau alga jenis Agarophyte. Agar-agar tersebut sifatnya akan larut dalam air panas namun tidak bisa larut dalam air dingin.

Penggunaan agar-agar tidak hanya sebatas dalam industri makanan saja.

Agar-agar juga telah dikembangkan dalam industri tekstil atau kosmetik. Fungsinya adalah sebagai bahan pemantap, pembuat emulsi, pengental, dan juga bahan pembuat gel.

b. Karagenan

Selain agar-agar, Rumput laut juga bisa dijadikan olahan sebagai karagenan.

Apa itu karagenan?

Karagenan adalah senyawa polisakarida yang tersusun dari unit D-galaktosa dan L-galaktosa 3,6 anhidrogalaktosa yang terhubung ikatan glikosidik.

Berbeda dari agar-agar, ciri khas karagenan adalah setiap unit galaktosanya mengikat gugusan sulfat.

Kegunaan karagenan tersebut hampir mirip agar-agar, yaitu sebagai pengemulsi, pengental, pembentuk gel, dan pengatur keseimbangan.

c. Alginat

Selain kedua produk tersebut, ada juga Alginat yang biasanya didapatkan dari rumput laut jenis alga coklat.

Algin adalah polimer dari asam uronat yang tersusun dalam bentuk rantai linier panjang. Alginat sering digunakan dalam industri olahan.

Kegunaan alginat dalam industri adalah sebagai bahan pengental, pengatur keseimbangan, pengemulsi, dan pembentuk lapisan tipis yang tahan terhadap minyak.

Alginat banyak digunakan dalam pembuatan es krim, mentega, dan lainnya.

Maka dari itu, Rumput laut terbukti menjadi salah satu komoditas yang dibutuhkan terutama dalam industri pengolahan.

Melihat potensi tersebut, Anda tidak perlu ragu lagi untuk memulai budidaya Rumput laut, apalagi bagi Anda yang tinggal di daerah pesisir pantai.

2. Pemilihan Lokasi Budidaya Rumput Laut

Pemilihan Lokasi Budidaya Rumput Laut

Langkah pertama dalam melakukan budidaya Rumput laut adalah dengan memilih lokasi pembudidayaan.

Lokasi yang tepat setidaknya memiliki karakteristik sebagai berikut:

  1. Perairan cukup tenang, dengan kecepatan arus laut sekitar 20 – 40 cm/detik.
  2. Kedalaman tidak kurang dari 2 kaki atau sekitar 60 cm saat surut dan tidak lebih dari 7 kaki atau sekitar 210 cm saat pasang.
  3. Tinggi gelombang yang cukup untuk budidaya Rumput laut yaitu antara 10 – 30 cm.
  4. Suhu air yang diperlukan untuk pertumbuhan Rumput laut berkisar antara 20 – 28 °C, meskipun ada pula Rumput laut yang tumbuh pada suhu 31 °C.
  5. Intensitas cahaya dalam pertumbuhan Rumput laut agak lebih rendah pada jenis alga merah dibandingkan dengan jenis alga coklat.
  6. Derajat keasaman atau pH air yang ideal bagi Rumput laut adalah antara 7 – 9.
  7. Tingkat kejernihan air juga penting, yaitu kira-kira sampai batas 5 meter atau batas sinar matahari bisa menembus air.

Selain itu, khusus untuk alga merah berjenis Eucheuma sp. dan Gracilaria sp. diperlukan syarat tertentu untuk membudidayakannya.

Syarat tersebut diantaranya adalah berikut ini:

a. Eucheuma sp.

  1. Letak budidaya sebaiknya jauh dari daratan dan menghadap laut lepas namun sebaiknya juga terdapat karang penghalang untuk melindungi tanaman dari gelombang laut kuat.
  2. Lokasi budidaya harus memiliki gerakan air yang cukup, untuk menjaga nutrisi dan memungkinkan adanya aerasi
    Kedalaman lokasi budidaya berukuran sekitar 30 – 60 cm.
  3. Derajat keasaman atau pH air sebaiknya antara 7,3 – 8,2.
  4. Perairan yang dipilih alangkah lebih baik jika ditumbuhi komunitas yang terdiri dari berbagai mikroalga atau rumput laut alami yang tumbuh liar.
  5. Kecepatan arus sekitar 20 – 40 meter/menit atau sekitar 50 cm/detik.
  6. Suhu air berkisar antara 27 – 30 °C.
  7. Salinitas atau keasinan antara 30 – 37 permil, optimumnya adalah 33 permil.

b. Gracilaria sp.

  1. Substrat berlumpur atau lumpur berpasir dan selalu tergenang air laut pada saat surut terendah.
  2. Kondisi lingkungan jauh dari bentuk pencemaran.
  3. Salinitas atau keasinan antara 18 – 32 permil, optimumnya adalah 25 permil.
  4. Derajat keasaman atau tingkat pH air berkisar antara 8 – 8,5.
  5. Suhu air berkisar antara 20 – 28 °C.

3. Uji Penanaman

Setelah menentukan lokasi budidaya yang tepat dan sesuai dengan jenis Rumput laut, kini Anda dapat mulai melakukan uji penanaman.

Langkah tersebut wajib dilakukan untuk menguji potensi lokasi yang telah ditentukan agar proses budidaya bisa berjalan optimal.

Menguji lokasi budidaya dapat dilakukan dengan metode jaring dan tali.

Apabila menggunakan metode jaring, Anda dapat menggunakan jenis monofilament dengan ukuran 5 x 2,5 meter. Kemudian Anda ikat jaring tersebut pada tiang pancang di lokasi budidaya.

Sedangkan jika Anda melakukan uji penanaman dengan metode tali, Anda juga bisa menggunakan tali berjenis monofilament.

Seperti halnya dengan metode jaring, tali harus Anda pancangkan dengan dua tiang pancang dengan jarak kurang lebih antara 10 – 12 m.

4. Memilih Metode Budidaya Rumput Laut

Apabila Anda telah berhasil melakukan uji penanaman pada lokasi yang telah ditentukan. Maka tahapan selanjutnya adalah memilih metode budidaya Rumput laut.

Metode dipilih berdasarkan dengan posisi tanaman dan dasar perairan.

Antara lain yaitu sebagai berikut:

a. Metode Tali Gantung

Metode tali gantung dilakukan menggunakan tali ris atau nilon yang diikatkan pada patok di dalam air.

Kemudian nantinya bibit-bibit rumput laut dikaitkan di sepanjang bentangan tali. Jarak patok untuk membentangkan tali ris kurang lebih 2,5 meter.

b. Metode Rakit Apung

Metode tersebut menggunakan rakit sebagai alat utama dalam proses budidaya.

Untuk membuatnya diperlukan sekitar 16 rakit dari bambu berbentuk persegi panjang berukuran 10 x 7 meter yang sisi dalamnya dibatasi bambu menjadi empat bagian.

c. Metode Lepas Dasar

Metode lepas dasar memanfaatkan bebatuan karang, bibit rumput laut diikat pada batu karang lalu disebar di dasar perairan.

Metode tersebut mudah dan cocok diterapkan di daerah dengan perairan dasar rata, tidak berkarang, dan tidak berpasir.

Selain kedua metode tersebut, Rumput laut juga bisa Anda budidayakan di dalam tambak.

Untuk membudidayakan Rumput laut menggunakan tambak, buatlah tanggul di sekeliling tambak sekuat dan sekokoh mungkin.

Setelah itu lakukan lah hal-hal sebagai berikut:

  1. Buatlah dua lubang pintu keluar dan masuk air, yang berguna untuk mengatur kualitas air.
  2. Gantilah air tambak secara teratur minimal 2 atau 3 kali seminggu dan berulang ulang dengan air tawar maupun air laut.
  3. Keringkan tambak terlebih dahulu.
  4. Taburkan kapur atau dolomit agar pH-nya netral yaitu sekitar 0,5–2 ton/hektar atau tergantung dari kondisi keasaman tambak, lalu diamkan selama 1 minggu.
  5. Masukkan air sampai ketinggian sekitar 70 cm.
  6. Untuk metode budidaya dengan tambak, perlu diingat agar sebaiknya lokasi tambak tidak jauh dari laut, minimal 1 – 2 meter. (Hal tersebut berfungsi untuk melancarkan proses salinitas atau keasinan air serta membantu proses pemenuhan nutrisi pertumbuhan Rumput laut.)

5. Pengumpulan dan Pemilihan Bibit

Apabila Anda telah menentukan metode budidaya yang cocok sesuai dengan kondisi alam dan preferensi Anda.

Maka langkah selanjutnya adalah mengumpulkan dan memilih bibit. Bibit dapat Anda kumpulkan dari pembibit maupun dengan mencarinya langsung di alam.

Namun, Anda terlebih dahulu wajib mengetahui ciri-ciri bibit rumput unggul. Hal tersebut bertujuan agar nantinya bibit yang dibudidayakan bisa menghasilkan.

Ciri-cirinya adalah:

  1. Benih bercabang banyak, rimbun dan runcing.
  2. Bibit harus baru, cerah, dan masih muda.
  3. Thallus tidak berlendir, tidak rusak/ patah-patah, serta tidak timbul bintik/ bercak-bercak merah yang dikenal dengan nama penyakit ice-ice.
  4. Tidak ada bercak, tidak terkelupas, tidak berbau busuk.
  5. Umur bibit 25 – 35 hari (setelah masa panen sebelumnya).
  6. Pengangkutan bibit harus hati-hati dan tetap terendam air.

Metode pengumpulan bibit yang dilakukan mandiri bisa dilakukan dengan penyebaran spontan dan dikeringkan di bawah sinar matahari.

Metode lainnya adalah dengan cara merendam bibit di dalam air laut berkonsentrasi sekitar 1.030 g/cm3 selama 25 menit.

Anda juga harus melakukan perawatan bibit dengan baik, terutama untuk menjaga kualitas bibit yang telah Anda kumpulkan sebelumnya.

Berikut hal-hal yang perlu dipertimbangkan:

Terlindung dari sinar matahari dan terpaan air hujan.

  1. Tidak lebih dari 24 jam penyimpanan di tempat kering.
  2. Hindari dari kontaminasi minyak dan zat kimia lainnya.
  3. Jangan direndam dalam air yang tidak bersirkulasi

6. Penanaman Bibit

Setelah bibit Rumput laut berhasil Anda kumpulkan dan memilih yang berkualitas unggul.

Selanjutnya Anda bisa mulai menanam Rumput laut sesuai dengan metode pada lahan yang telah ditentukan sebelumnya.

Sebelum menanam perhatikanlah hal-hal berikut ini:

  1. Angkut lah bibit yang akan ditanam dalam kondisi terendam air.
  2. Biasanya dilakukan dengan menggunakan kotak styrofoam.
  3. Susun bibit Rumput laut secara berlapis dan berselang antara pangkal thallus dan ujung thallus.
  4. Berikan lapisan kain yang sudah dibasahi dengan air laut antara lapisan satu dengan lapisan lainnya.
  5. Pastikanlah bibit Rumput laut terhindar dari air hujan agar pertumbuhannya lancar.

Setelah itu lakukan penanaman bibit Rumput laut dengan metode yang telah Anda pilih sebelumnya.

Sebaiknya perhatikan pula beberapa ketentuan tanam sebagai berikut ini:

  1. Siapkan tali untuk menggantung bibit, lalu ikat bibit tersebut pada tali penggantung.
  2. Panjangkan tali berisikan ikatan Rumput laut tersebut dan posisikan sekitar 30 cm di dasar perairan.
  3. Jarak ideal untuk rentangan tali adalah sekitar 20 – 30 cm.
  4. Setelah umur bibit mencapai 15 hari lakukan pengecekan, apabila ditemukan banyak rumput laut yang menumpuk karena tertiup angin atau ombak maka lakukan pemisahan, pengontrolan tersebut dilakukan sampai usia panen.

Sedangkan, untuk penanaman bibit di dalam tambak, berikut adalah langkah-langkahnya:

  1. Tebarlah bibit secara merata atau biasa dikenal dengan cara broadcast, dengan kepadatan sekitar 80 – 100 gram/m2.
  2. Bila dasar tambak cukup keras, bibit juga bisa ditancapkan layaknya padi.
  3. Setelah umur bibit mencapai 15 hari lakukan pengecekan, apabila ditemukan banyak rumput laut yang menumpuk karena tertiup angin atau ombak maka lakukan pemisahan, pengontrolan tersebut dilakukan sampai usia panen.

7. Proses Perawatan Rumput Laut

Agar proses pertumbuhan rumput laut lancar dan sewaktu panen tidak terkendala, lakukan perawatan Rumput laut.

Adapun langkah-langkah perawatan adalah sebagai berikut:

  1. Bersihkan thallus rumput laut dari tanaman hama yang tumbuh di sekitarnya.
  2. Hama yang wajib diperhatikan adalah teripang, bulu babi, larva bulu babi, ikan baronang, dan ikan herbivora lainnya.
  3. Pastikan selalu ada cahaya sinar matahari yang masuk ke dalam perairan.
  4. Pastikan tali penggantung bersih dari tumbuhan liar dan sampah.
  5. Periksa tali penggantung yang sudah terlihat rentan, gantilah jika diperlukan.
  6. Periksa rumput laut dari gangguan penyakit.

Sedangkan untuk perawatan rumput laut dengan menggunakan tambak, Anda juga bisa melakukan beberapa langkah-langkah perawatan, diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Pada masa awal pertumbuhan Rumput laut, kedalaman air harus berada pada ketinggian antara 40 – 50 cm, pertahankan kedalaman tersebut hingga 3 minggu.
  2. Selanjutnya saat minggu keempat hingga minggu kedelapan, kedalaman air dikondisikan pada ketinggian sekitar 60 – 70 cm.
  3. Bersihkan tambak dari binatang-binatang yang dapat menjadi predator bagi rumput laut seperti keong, kerang, sumpil, ikan, berang-berang dan lain sebagainya.
  4. Hindarkan tambak dari supply air tawar yang berlebihan, karena dapat menurunkan salinitas air tambak dan dapat mengganggu pertumbuhan Rumput laut.
  5. Bersihkan selalu lumut yang menempel di sekeliling rumput laut.
  6. Bila kondisi air sudah tidak bagus, lakukan proses penggantian air baru atau bisa juga dilakukan setiap 15 hari sekali.

8. Panen

Setelah kurang lebih 8 minggu atau sekitar 2 bulan ketika Rumput laut sudah memiliki berat 800 gram per ikatan.

Waktu tersebut akan tergantung dari tujuan budidaya. Apabila untuk pembibitan maka lakukan pada umur 25 – 35 hari.

Sedangkan jika untuk tujuan komersial dan produksi Rumput laut terbilang tinggi, waktu panen yang tepat adalah setelah 45 hari.

Pemanenan dapat dilakukan saat air pasang atau air surut. Saat air pasang, lakukan dengan mengangkat seluruh Rumput laut ke daratan dan ikat dengan tali.

Namun apabila panen dilakukan saat air sedang surut, Anda dapat melakukan langsung di lokasi budidaya.

Rumput laut yang sudah dipanen bisa langsung Anda keringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari.

Selain itu, selama pengeringan gantunglah Rumput laut pada tiang agar tidak menyentuh air. Lakukan penjemuran 3 – 4 hari saja saat cuaca sedang cerah.

Demikian cara budidaya Rumput laut yang baik.

Mudah bukan?

Cara tersebut juga akan bergantung terhadap keuletan dan kreativitas Anda dalam memahami teknik budidaya Rumput laut.

Sehingga hasilnya pun bisa dirasakan keuntungannya, salam budidaya.