Panduan Cara Menanam Jagung Agar Buahnya Besar

Jagung atau Zea mays ssp. adalah tanaman semusim yang telah dikenal lama di Indonesia bahkan sejak era kerajaan-kerajaan Nusantara.

Jagung memang kaya akan karbohidrat yaitu sekitar 80% dan menjadi sumber pangan pokok ketiga setelah gandum dan padi.

Selain itu, Jagung juga dimanfaatkan sebagai pakan hewan ternak, baik unggas maupun ternak besar.

Jagung juga menjadi bahan baku utama dalam industri pangan yang diolah menjadi tepung dan sebagainya, industri farmasi, industri kosmetik, serta industri kimia.

Indonesia sendiri menjadi salah satu produsen Jagung ke-8 di dunia selama tahun 2012 hingga tahun 2014 sebesar 19 juta ton.

Jagung memang menjadi komoditas perdagangan utama di dunia terutama Jagung pipilan, dengan produksi hingga mencapai 1.038 juta ton.

Melihat kebutuhan akan Jagung yang terus mengalami peningkatan tersebut tentu menjadi suatu peluang yang menjanjikan.

Tanaman sejenis rerumputan ini memang tidak terlalu susah untuk ditanam dan dibudidayakan, hanya saja sering terkendala hama dan penyakit.

Oleh sebab itu, pada artikel ini saya akan memberikan panduan dan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menanam Jagung.

Untuk memudahkan Anda dalam memahami step by step proses menanam Jagung yang baik, maka perhatikanlah seluruh panduan dengan teliti.

Mari kita mulai dari pertama dengan mengenal syarat tumbuh Jagung.

1. Syarat Tumbuh Jagung

Syarat Tumbuh Jagung

Agar tanaman Jagung yang ditanam dapat tumbuh secara lebih optimal. Maka perhatikanlah beberapa syarat tumbuh dari tanaman Jagung tersebut.

Syarat tumbuh tersebut akan sangat bergantung kepada faktor alam dan lingkungan, antara lain adalah sebagai berikut;

a. Iklim dan Cuaca

Untuk pertumbuhan Jagung yang optimal dibutuhkan iklim dan cuaca yang sesuai.

Beberapa kriteria iklim dan cuaca untuk pertumbuhan Jagung yaitu:

  1. Daerah dengan iklim subtropis atau tropis yang terletak di antara 0 – 5 Derajat Lintang Selatan (LS) dan 0 – 40 Derajat Lintang Utara (LU).
  2. Suhu optimum berkisar antara 21 – 34 Derajat Celcius.
  3. Intensitas sinar matahari langsung minimal 8 jam sehari, semakin tinggi maka akan semakin baik.
  4. Kelembaban udara cukup tinggi atau sekitar 62,47 – 74,34%.
  5. Curah hujan idealnya adalah 85 – 200 mm/bulan yang merata.

b. Tanah

Faktor kedua yang mempengaruhi pertumbuhan Jagung adalah jenis dan karakteristik tanah.

Kriteria tanah yang cocok untuk menanam Jagung yaitu:

  1. Karakteristik tanah yang baik adalah tanah yang subur, gembur, dan memilik drainase yang baik dengan skala pH 5,5 hingga 7,5, apabila pH tanah dibawah 5,5 maka sebaiknya diberikan dolomit atau kapur pertanian.
  2. Kemiringan tanah kurang dari 8%.
  3. Memiliki ketersediaan air cukup.
  4. Jenis tanah yang dapat ditolerir Jagung adalah tipe Andosol, Grumosol, dan Latosol serta tanah berpasir.

c. Ketinggian

Pertumbuhan tanaman Jagung juga akan sangat dipengaruhi dari faktor ketinggian lahan.

Kriteria ketinggian lahan untuk menanam Jagung yaitu:

  1. Ketinggian yang mencukupi kebutuhan iklim mikro dan makro Jagung adalah pada ketinggian lahan antara 1000 – 1800 mdpl dengan ketinggian optimum antara 50 – 600 mdpl.

2. Jenis Jenis Jagung

Jenis Jenis Jagung

Selain memperhatikan syarat tumbuh tanaman Jagung, Anda juga perlu memperhatikan jenis dari Jagung yang akan ditanam. Jagung yang biasa dibudidayakan di Indonesia umumnya adalah Jagung hibrida.

Jenis-jenis Jagung tersebut yaitu adalah sebagai berikut:

a. Jagung Hibrida

Jagung Hibrida adalah jagung yang dalam proses pembibitannya melalui proses pemuliaan dan penyilangan antara jagung induk jantan dan jagung induk betina sehingga menghasilkan jagung jenis baru yang memiliki keunggulan kedua induknya.

Keunggulan dari Jagung Hibrida adalah produktivitasnya yang tinggi sekitar 8 – 12 ton per hektar.

Namun kekurangan dari Jagung Hibrida adalah harganya yang mahal mulai dari 20 hingga 40 kali lipat dibandingkan dengan harga jagung konsumsi.

Jagung Hibrida juga tidak bisa diturunkan lagi menjadi benih karena akan menurunkan produksi hingga 30% sehingga Jagung tidak bisa ditanam lagi.

Beberapa varietas Jagung Hibrida adalah seperti, Pioner, BISI, NK, DK, dan lainnya.

b. Jagung Komposit

Jagung lokal yang biasa ditanam oleh petani pada zaman dahulu bernama Jagung Komposit.

Meskipun saat ini sudah jarang Jagung Komposit yang ditanam, meskipun memiliki keunggulan seperti usia tanam pendek serta tahan hama dan penyakit.

Selain itu, Jagung Komposit juga tidak bisa menimbulkan ketergantungan karena bisa ditanam berulang-ulang.

Hanya saja Jagung Komposit memiliki kapasitas produksi yang rendah sekitar 3 – 5 ton/hektar.

Beberapa varietas Jagung Komposit adalah, Arjuna, Bisam, Joter, Sukma raga, Kretek, Gajah mas, dan sebagainya.

c. Jagung Transgenik

Jagung Transgenik dibuat dengan cara menyisipkan gen dari makhluk hidup atau non-makhluk hidup dengan harapan agar bisa tahan hama dan penyakit serta tahan obat kimia.

Jagung Transgenik pun memiliki kualitas yang relatif unggul dan super.

Apalagi kapasitas produksi dari Jagung Transgenik besar yaitu sekitar 8 – 10 ton per hektar.

Jagung tersebut juga terbukti tahan terhadap hama, penyakit, dan yang terbaru Jagung Transgenik juga memang lebih kebal terhadap obat-obatan kimia.

Hanya saja Jagung Transgenik harus dibeli di toko serta ada kemungkinan bisa merusak tanah dan membahayakan kesehatan manusia atau ternak.

Varietas Jagung Transgenik yaitu seperti, BT, Terminator, RR-GA21, RR-NK608, dan lainnya.

3. Persiapan dan Pengolahan Tanah

Persiapan dan Pengolaha Tanahn

Menyiapkan lahan yang akan ditanami Jagung bisa Anda lakukan setelah mengetahui syarat tumbuh dan jenis serta varietas Jagung.

Ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan selama proses persiapan dan pengolahan tanah, antara lain yaitu sebagai berikut:

  1. Langkah pertama adalah menggemburkan tanah, baik secara manual dengan cangkul atau secara mekanik dengan menggunakan traktor.
  2. Setelah itu berilah pemupukan dasar pada tanah dan diamkan selama 5 – 7 hari.
  3. Lahan tanam harus terbuka dan mendapat cukup sinar matahari, jika tanah tidak cukup hangat, dapat menggunakan polybag pada lahan.
  4. Kemudian bersihkan pua gulma dan bekas tanaman musim tanam sebelumnya pada lahan yang akan ditanami Jagung.
  5. Apabila tingkat keasaman tanah tinggi berikanlah kapur pertanian atau dolomit.
  6. Buatlah drainase pada lahan agar Jagung tidak tergenang oleh air.
  7. Buatlah bedengan atau pematang dengan kedalaman sekitar 1 cm dan ketinggian sekitar 20 – 30 cm serta panjang menyesuaikan dengan luas lahan.
  8. Setelah bedengan atau pematang selesai dibuat, berilah lubang tanam sedalam sekitar 3 – 5 cm dengan jarak tanam kurang lebih 50 – 70 cm.

Persiapan dan pengolahan tanah untuk tanam Jagung tersebut merupakan metode olah tanah sempurna (OTS).

Namun apabila lahan yang akan Anda tanami Jagung gembur, bisa menggunakan metode tanpa olah tanah (TOT).

Jika selama satu musim Anda menanam Jagung dua kali, maka bisa gunakan OTS pada musim penghujan dan TOT saat kemarau.

4. Pembenihan Jagung

Pembenihan Jagung

Setelah lahan atau media tanam selesai dibuat dan disiapkan, selanjutnya Anda bisa menyiapkan benih Jagung.

Gunakan lah benih jagung berkualitas dengan vigor yang tinggi serta sebelum ditanam sebaiknya lakukan pengujian kecambah terlebih dahulu pada benih.

Hal tersebut sangat penting, sebab dalam menanam Jagung Anda tidak dianjurkan melakukan penyulaman tanah atau menanam ulang benih pada tanaman yang tidak tumbuh.

Benih yang baik biasanya akan mempunyai daya tumbuh hingga sekitar 95%.

Benih yang berkualitas jika ditanam juga akan tumbuh pada saat 4 hari setelah masa tanam dalam kondisi normal.

Apabila Anda menggunakan benih bermutu akan menghemat jumlah benih yang ditanam dan populasi tanaman Jagung akan terpenuhi sekitar 66.000 jagung/Ha.

Perlu diingat pula, sebelum Anda menanam benih Jagung sebaiknya berikanlah perlakuan benih atau seed treatment terlebih dahulu dengan metalaksil (biasanya berwarna merah) sebanyak 2 gram per 1 kg benih yang dicampur dengan 10 ml air, untuk mencegah penyakit.

Namun benih Jagung yang dijual biasanya dalam kemasan biasanya sudah mengalami perlakuan metalaksil dengan adanya warna merah pada benih.

Sehingga Anda sudah tidak perlu lagi melakukan proses perlakuan benih atau seed treatment dan hanya tinggal tanam.

5. Proses Tanam Jagung

Proses Tanam Jagung

Apabila Anda telah selesai melakukan pembenihan atau menyiapkan benih Jagung, maka Anda bisa meneruskan proses selanjutnya yaitu menanam benih Jagung.

Musim yang baik untuk menanam Jagung adalah musim penghujan, karena memiliki pengairan yang cukup.

Namun jika Anda menanam saat musim kemarau, pastikan bahwa pengairan tercukupi agar bibit yang ditanam tidak mati.

Proses menanam adalah inti dari budidaya tanaman Jagung, maka karena akan sangat berpengaruh perhatikanlah langkah-langkah sebagai berikut.

  1. Tanamlah 1 atau 2 butir benih Jagung di lubang tanam yang telah dibuat.
  2. Tutuplah lubang tanam dengan pupuk organik atau kompos 1 hingga 2 genggam atau sekitar 50 – 75 gram dan sekitar 3,5 – 5 ton per hektar, untuk mencukupi kebutuhan nutrisi benih tersebut.
  3. Pemberian pupuk dilakukan 3 hingga 7 hari sebelum masa tanam.
  4. Perhatikanlah jarak tanam dengan seksama, apabila bibit Jagung besar tanpa selingan tanaman lain yaitu sekitar 90 x 60 cm dan jika bibit Jagung kecil maka buat jarak tanam sekitar 80 x 40 cm.
  5. Apabila Jagung ditanam sebagai penyelang tanaman lain maka buatlah jarak tanam kurang lebih 200 x 80 cm.

Meskipun terlihat sederhana, namun Anda harus melakukannya sebaik mungkin dan tidak asal-asalan.

Sebab jika tidak dilakukan dengan cermat dan tepat, Jagung yang ditanam dapat menyebabkan hasil kurang baik atau gagal panen, maka lakukanlah secara maksimal.

6. Pemeliharaan dan Perawatan Jagung

Pemeliharaan dan Perawatan Jagung

Jika sudah selesai proses tanam Jagung, maka hal selanjutnya yang penting dilakukan adalah melakukan pemeliharaan dan perawatan tanaman Jagung.

Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan selama memelihara dan merawat tanaman, yaitu adalah sebagai berikut.

a. Pemupukan

Pemupukan adalah salah satu cara yang harus Anda lakukan untuk menjaga nutrisi tanaman Jagung.

Lakukanlah pemupukan saat tanaman berusia satu minggu, dilanjutkan lagi saat tanaman berusia satu bulan dan terakhir saat berusia 50 hari.

Pupuk yang digunakan dapat berupa campuran pupuk urea, SP-36, dan KCL dengan komposisi masing-masing sekitar 400 kg, 150 kg, dan 150 kg per hektar. Anda juga bisa menggunakan pupuk NPK 15:15:15 sekitar 350 kg/hektar, saat pertama kali.

Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal sedalam sekitar 5 cm dan 10 cm di samping pangkal tanaman.

Selain itu, Anda juga bisa melakukan pembacaan BWD atau Bagan Warna Daun sebelum pemupukan ketiga, lakukan dua kali dalam sehari.

b. Penyiangan

Anda bisa melakukan penyiangan sebanyak dua kali selama masa pertumbuhan tanaman Jagung.

Lakukan penyiangan pertama saat Jagung berusia 14 – 20 hari setelah masa tanam dengan cangkul atau bajak berbarengan dengan pembumbuan.

Penyiangan kedua dapat Anda lakukan secara manual seperti pada penyiangan pertama. Bisa juga dengan menggunakan herbisida kontak seperti Gramoxone atau Bravoxone 276 SL atau Nozone 297 AAS, saat menyemprot hindarilah daun Jagung.

c. Pembumbunan

Pada intinya proses pembubunan adalah penimbunan tanah di pangkal rumpun tanaman dan penggalian parit yang ada di antara bedengan atau pematang.

Hal tersebut bertujuan agar tanaman Jagung tidak mudah roboh dan bisa lebih kokoh.

d. Pengairan

Salah satu hal yang juga tidak boleh terlewatkan adalah melakukan pengairan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman.

Ada beberapa metode pengairan yang dapat Anda lakukan, seperti membuat genangan, alur, sprinkler, atau dengan irigasi tetes.

Penggenangan juga bisa memanfaatkan parit dengan mengalirkan air melewati drainase.

Setelah dibuat menggenang, biarkanlah air meresap, namun jika tanah sudah mulai basah, sebaiknya keluarkan air dari drainase agar tidak menggenang.

e. Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT)

Organisme pengganggu tanaman (OPT) yang sering muncul pada tanaman Jagung adalah penyakit bulai dan jamur (Fusarium Sp.).

Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menanggulangi penyakit tersebut, sesuai dengan jenis penyakitnya.

Untuk pengendalian penyakit bulai lakukanlah perlakuan benih. Caranya dengan mencampur setiap 1 kg benih Jagung dengan metalaksil (Ridomil atau Saromil) sebanyak 2 gram yang dilarutkan ke dalam air sebanyak kurang lebih 7,5 – 10 ml.

Sedangkan pengendalian jamur atau Fusarium Sp. dapat dengan penyemprotan fungisida berupa Dithane-45 dengan dosis 45 gram/tangki berisi 15 liter.

Penyemprotan dilakukan saat terjadi infeksi pada bagian tanaman di bawah tongkol.

Selain penyakit, ada pula hama yang biasa menyerang tanaman Jagung. Hama tersebut adalah lalat bibit, serta penggerek batang dan tongkol. Lalat bibit umumnya mengganggu pertumbuhan awal, dapat dikendalikan dengan insektisida karbofuran.

Sedangkan penggerek batang dan tongkol, jika sudah mulai terlihat tanda-tanda gangguan hama tersebut, Anda bisa melakukan pengendalian dengan memberikan karbofuran.

Sekitar 3 – 4 butir/tanaman melalui pucuk tanaman yang terserang.

Selain kedua hama tersebut, ada pula hama lain yang biasa menyerang tanaman Jagung. Seperti, ulat tanah, belalang, kumbang bubuk, dan ulat grayak.

Lakukanlah pengendalian dengan insektisida atau bisa juga dengan pengendalian manual.

7. Panen dan Pasca-panen Jagung

Panen dan Pasca-panen Jagung

Setelah usaha penanaman Jagung telah Anda lakukan semaksimal mungkin, jangan lupa untuk selalu berdoa pada Yang Maha Kuasa.

Selanjutnya, Anda bisa memanen Jagung saat tanaman memasuki hari ke 65 – 75 dari masa tanam. Dengan ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Jagung siap panen memiliki klobot yang sudah mengering
  2. Adanya lapisan hitam pada bagian dasar biji jagung.
  3. Warna daun agak kuning dan bertekstur agak kering. Namun jika yang ditanam adalah Jagung Bima, daun akan tetap berwarna hijau meskipun sudah tua.
  4. Pemanenan dapat Anda lakukan dengan memutar tongkol Jagung. Namun perlu diingat agar Anda jangan sampai memanen sebelum atau setelah melewati masak fisiologis. Karena akan berpengaruh terhadap kualitas kadar kimia biji Jagung yang Anda panen.

Kualitas kadar kimia tersebut ditandai dengan menurunnya kadar protein dan meningkatnya kadar karbohidrat.

Oleh sebab itu, setelah panen sebaiknya dipisahkan antara Jagung yang layak untuk dipasarkan dan Jagung yang busuk, muda, atau berjamur, sebelum dikeringkan.

Penundaan pengeringan juga akan mempengaruhi kualitas dari biji Jagung. Hal tersebut akan sangat problematik saat panen di musim hujan.

Maka selain dijemur langsung di ladang bisa juga dijemur di atas lantai sewaktu cerah dan diteduhkan sewaktu hujan turun.

Perlu juga Anda ingat bahwa penundaan panen selama 7 hari setelah masak fisiologis dapat membantu menurunkan kadar air dari 33% menjadi 27%.

Namun penundaan pengeringan dengan menumpuk tongkol di terpal rawan terjadi penjamuran mencapai 56 – 68%.

Selain itu, luka pada Jagung hasil panen juga sering terjadi saat proses pemipilan. Sebab kadar air saat pemipilan masih cukup tinggi yaitu >20%.

Sehingga bisa disimpulkan semakin tinggi kadar air dan semakin lama disimpan, dapat menyebabkan peluang terserang OPT.

Demikianlah langkah-langkah dalam melakukan penanaman Jagung. Salah satu bahan pangan utama di dunia tersebut akan selalu dibutuhkan.

Menanam Jagung bisa Anda lakukan dalam skala mikro maupun makro, dengan mengikuti langkah-langkah tersebut.

Killua Ibrahim
Killua Ibrahim

“Untuk menjadi seorang yang ahli, kau harus belajar lebih.”