Panduan Cara Menanam Wortel yang Benar Agar Panen Melimpah

Wortel, tanaman yang kaya akan vitamin A tersebut merupakan tumbuhan biennial yaitu memiliki siklus hidup 12 – 24 bulan.

Selain baik untuk kesehatan mata karena kaya akan kandungan vitamin A, Wortel juga menyimpan karbohidrat dalam jumlah yang cukup besar.

Tanaman Wortel (Daucus Carota) umumnya tumbuh dengan batang bunga yang tinggi hingga sekitar 1 m, dengan bunga berwarna putih.

Sedangkan Wortel sendiri adalah bagian umbi yang tersimpan di dalam tanah. Wortel sangat cocok dibudidayakan di dataran tinggi.

Sayuran Wortel awalnya berasal dari daerah Asia Timur hingga Asia Tengah, hingga kini telah telah terkenal luas.

Saat ini Wortel telah banyak dibudidayakan di Indonesia, tersebar dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, Ambon, Kalimantan, hingga Papua.

Wortel memang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, seperti kesehatan mata karena kandungan vitamin A, penurun kadar kolesterol dari kadar calcium pectate pada Wortel, mencegah kanker berkat kadar beta karoten, serta kadar seratnya bisa mengatasi sembelit.

Alhasil Wortel pun memiliki potensi untuk dibudidayakan, apalagi karena Wortel merupakan salah satu sayuran favorit masyarakat.

Sehingga menanam Wortel secara intensif bisa menjadi salah satu sumber keuntungan, jika dilakukan dengan baik dan sesuai prosedur.

Nah bagi Anda yang penasaran bagaimana cara menanam Wortel dengan baik, saya akan menulisnya dalam artikel berikut ini.

1. Syarat Tumbuh Wortel

Syarat tumbuh Wortel sebaiknya Anda ketahui terlebih dahulu sebelum mulai menanam Wortel.

Hal tersebut berfungsi untuk menentukan lokasi tanam yang tepat agar nantinya tanaman Wortel dapat tumbuh dengan optimal.

Syarat-syaratnya adalah sebagai berikut:

a. Ketinggian lahan

Idealnya Wortel ditanam pada lahan dengan ketinggian antara 1000 – 1500 mdpl, dengan kelembaban udara berada pada kisaran 80 – 90%.

Kelembaban yang terlalu tinggi dapat membuat Wortel gampang terkena penyakit yang disebabkan jamur. Sedangkan suhu optimal bagi pertumbuhan Wortel adalah 15,6 hingga 21,1 °C.

b. Iklim

Iklim yang baik bagi pertumbuhan Wortel diantaranya dipengaruhi oleh tingkat curah hujan atau beriklim basah berdurasi kering 1,5 – 3 bulan dalam setahun atau beriklim agak basah berdurasi kering hanya 3 – 4,5 bulan dalam setahun.

Selain itu, usahakan Wortel mendapat cahaya matahari selama 9 – 10 jam setiap harinya.

c. Kondisi tanah

Wortel cocok ditanam pada tanah dengan jenis aluvial, andosol, latosol, dan regosol. Tanah tersebut memang lebih banyak ditemui pada dataran tinggi.

Selain itu, sebaiknya tanah berada dalam kondisi yang subur dan gembur dengan kadar keasaman atau pH tanah berkisar dari mulai 6 hingga 7 atau pH 5,5 hingga 6,5.

2. Pembibitan Wortel

Pembibitan adalah langkah selanjutnya yang bisa Anda lakukan dalam menanam Wortel.

Pastikan memilih bibit yang berkualitas sehingga bisa menghasilkan Wortel yang berkualitas pula.

Ada dua cara untuk mendapatkan bibit berkualitas, antara lain adalah sebagai berikut:

a. Membeli bibit wortel berkualitas di toko pertanian atau lewat online

Pastikan bibit telah melalui uji sertifikasi dan biasanya dikemas dengan baik serta memiliki merek.

Bibit Wortel juga harus fertil, artinya kondisi benih dapat Anda bibitkan kembali.

b. Membuat bibit dari tanaman Wortel

pembibitan dengan cara tersebut dapat Anda lakukan dengan cara-cara sebagai berikut agar bisa menghasilkan kualitas yang baik.

Pertama adalah mengetahui ciri-ciri tanaman Wortel yang baik, antara lain:

  1. Beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan.
  2. Tahan hama dan penyakit.
  3. Memiliki hasil produksi yang tinggi.
  4. Berasal dari tanaman Wortel yang berusia di atas 2 bulan.
  5. Umbi Wortel memiliki ukuran besar, panjang dan lurus, serta memiliki warna yang cenderung cerah.

Setelah memilih indukan Wortel yang berkualitas baik, maka selanjutnya Anda dapat mulai melakukan pembibitan.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

  1. Potong ⅓ dari ujung umbi Wortel.
  2. Pangkas daunnya dan sisakan sekitar 10 cm saja.
  3. Buatlah dan persiapkan bedengan untuk media pembibitan.
  4. Berikan pupuk Trichoderma, air, dan ZPT organik sekali siap seminggu.
  5. Lakukan penyiraman air pada sore hari.
  6. Tunggulah selama 1 bulan, bunga biasanya akan muncul, kemudian pada 2 minggu berikutnya bunga akan mulai mekar.

Bunga yang berwarna kecoklatan menandakan telah siap untuk dipanen biji yang dijadikan sebagai benih

Selanjutnya Anda bisa mulai untuk melakukan pembenihan dengan merendam benih Wortel selama dengan pupuk cair organik atau larutan pupuk selama 30 menit sebelum ditanam

3. Persiapan dan Pengolahan Lahan Tanam

Sebelum mulai menanam dan selagi menunggu bibit siap, ada baiknya Anda menyiapkan dan mengolah lahan tanam terlebih dahulu.

Jika Anda sudah menentukan lokasi yang tepat sesuai syarat tumbuh Wortel, persiapkan dan olah lahan tanam dengan cara berikut ini:

  1. Bersihkan lahan tanam dari gulma, rumput liar, dan tanaman musim sebelumnya hingga bersih agar terhindar dari potensi berkembangnya hama dan penyakit.
  2. Lahan tanam harus Anda buat gembur dengan melakukan pembajakan secara manual atau mekanik sedalam kurang lebih 40 cm, setelah itu jangan lupa berikan pupuk kandang atau kompos sebanyak 10 – 20 ton/Ha tergantung kondisi tanah.
  3. Selanjutnya cobalah cek tingkat keasaman atau pH tanah, apabila pH tanah berada di bawah 5,5 maka taburkan kapur pertanian atau dolomit sebanyak 1 – 2 ton/Ha kemudian diamkan selama kurang lebih 1 – 2 minggu.
  4. Buatlah bedengan dengan ukuran lebar 100 cm dan tinggi 20 – 30 cm dengan jarak antar bedengan sekitar 40 – 50 cm, setelah itu diamkan selama beberapa saat sebelum mulai ditanam agar terbebas dari residu kimia yang tertinggal di tanah.

4. Penanaman

Setelah lahan tanam dan bibit siap maka Anda bisa langsung menuju langkah selanjutnya yaitu penanaman.

Langkah tersebut terbilang mudah, namun ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan agar nantinya Wortel yang ditanam dapat tumbuh optimal, antara lain:

  1. Tanam bibit Wortel yang telah disiapkan sebelumnya pada bedengan, (hal tersebut dapat Anda lakukan dengan menabur benih secara merata pada bedengan atau dengan cara menanam bibit dengan posisi ujung akar berada di bagian bawah).
  2. Berikan pupuk kompos sebagai penutup dengan ketebalan sekitar 0,5 – 1 cm.
  3. Untuk mencegah tergenang air apabila Anda menanam saat musim penghujan, gunakan daun pisang atau daun yang berukuran cukup lebar untuk menutupinya.
  4. Pastikan tanah selalu terjaga kelembabannya, sehingga jika tanah mulai kering segera lakukan penyiraman.

5. Perawatan dan Pemeliharaan

Setelah bibit selesai ditanam, maka hal yang harus Anda lakukan setelahnya adalah merawat dan memelihara tanaman Wortel.

Hal tersebut bertujuan agar nantinya Wortel dapat tumbuh dengan optimal dan memberikan hasil maksimal, diantaranya yaitu berikut ini:

a. Penjarangan

Proses penting selama merawat dan memelihara tanaman Wortel adalah salah satunya adalah penjarangan.

Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara mengurangi jumlah tanaman dan memberikan ruang lebih agar Wortel bisa tumbuh lebih optimal.

Sebaiknya cabutlah tanaman Wortel yang tumbuh tidak baik atau mengalami cacat.

b. Penyiangan

Jangan lupa penyiangan juga harus Anda lakukan untuk membersihkan lahan dari rumput liar dan gulma yang bisa mengganggu tanaman Wortel.

Anda bisa membersihkannya dengan menggunakan garpu pertanian atau mencabutnya secara manual.

Penyiangan dilakukan secara rutin, agar nutrisi tanaman tetap tercukupi.

c. Pengairan atau penyiraman

Pada masa awal setelah tanam, Wortel memerlukan air yang cukup banyak. Oleh sebab itu, sebaiknya penyiraman dilakukan setiap hari pada masa awal penanaman.

Intensitas penyiraman lalu bisa Anda kurangi pada saat tanaman mulai tumbuh besar. Lakukan penyiraman secukupnya sesuai dengan kondisi cuaca dan tanah.

d. Pemupukan susulan

Tanaman Wortel yang menginjak usia 30 hari setelah tanam sebaiknya Anda berikan pemupukan susulan.

Pupuk yang diberikan adalah Urea dan KCL dengan perbandingan 2:1 dengan cara membuat larikan di samping tanaman Wortel berjarak sekitar 5 cm.

Lakukan pemupukan setidaknya satu minggu sekali sesuai kebutuhan.

e. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang sering menyerang tanaman Wortel adalah hama dan penyakit.

Serangan hama dan penyakit bisa menyebabkan tanaman Wortel tidak tumbuh optimal, bahkan bisa pula menyebabkan kematian.

Untuk mengantisipasi serangan hama dan penyakit, lakukanlah cara berikut ini:

  • Penanganan hama

Apabila tanaman Wortel terserang ulat tanah, Anda bisa membasmi dengan menghancurkan sarangnya.

Namun jika serangannya sudah masif, maka bisa menggunakan insektisida dengan kandungan bahan aktif karbofuran.

Apabila tanaman Wortel terserang kutu daun, sebaiknya Anda bersihkan lahan sesering mungkin terutama dari gulma dan rumput liar.

Jika telat, maka daun Wortel bisa menjadi keriting dan tidak berfotosintesis dengan sempurna.

  • Penanganan penyakit

Jika tanaman Wortel terserang penyakit bintil akar, Anda dapat mengendalikannya dengan cara melakukan pergiliran dengan jenis tanaman lain yang berbeda.

Sementara itu, jika terserang bercak daun, berikanlah stimulan organik yang disemprotkan langsung ke tanah pada tanaman yang berusia 30 hari setelah tanam.

Sedangkan pada Wortel yang berusia 7 hari setelah tanam bisa menggunakan pupuk organik sekali setiap minggunya.

6. Panen

Wortel dapat dipanen setelah 12 minggu atau 3 bulan penanaman, sebisa mungkin hindarilah telat melakukan proses pemanenan agar Wortel tidak mengeras dan malah bisa tidak laku di pasaran karena kualitasnya menurun.

Panen Wortel bisa dilakukan dengan mencabutnya langsung dari tanah, namun sebaiknya lakukan dengan hati-hati agar umbi Wortel tidak rusak, patah, maupun lecet, sehingga kualitasnya pun tetap terjaga.


Itulah langkah-langkah yang bisa Anda lakukan untuk menanam Wortel dengan baik.

Wortel memang masih potensial untuk dibudidayakan apalagi pemerintah Indonesia juga sedang gencar meningkatkan kuantitas ekspor Wortel.

Selamat menanam dan Salam budidaya!

Killua Ibrahim
Killua Ibrahim

“Untuk menjadi seorang yang ahli, kau harus belajar lebih.”