Cara Budidaya Ikan Koi Bagi Pemula Agar Cepat Besar

Koi adalah jenis ikan yang populer dan berasal dari Jepang. Koi merupakan kata dalam bahasa Jepang yang berarti Ikan Karper.

Kata yang lebih lengkap adalah nishikigoi yang jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia bermakna Ikan Karper bersulam emas atau perak.

Ikan Koi di Jepang adalah simbol cinta dan persahabatan. Sebab kata Koi sendiri merupakan homofon untuk kata lain yang bermakna cinta atau kasih sayang.

Selain karena keindahannya, Ikan Koi juga dipelihara sebab dipercaya mampu membawa keberuntungan.

Sejatinya Ikan Koi adalah sejenis Ikan Mas atau Cyprinus carpio yang memiliki ornamen unik dan menarik. Beberapa warnanya yaitu putih, hitam, merah, kuning, atau biru.

Oleh sebab itu, di Indonesia sendiri banyak orang yang menyebutnya dengan nama Ikan Mas Koi.

Jenis Ikan Koi memang dibedakan berdasarkan warna, pola, dan ukurannya.

Beberapa jenis Ikan Koi yang paling terkenal adalah jenis Gosanke, yang terdiri dari Kohaku, Taisho Sanshoku, dan Showa Sanshoku. Ikan Koi mulai populer di Indonesia sejak tahun 1960-an.

Awalnya Ikan Koi diperkenalkan di Indonesia melalui presiden Soekarno yang diberi hadiah oleh pemimpin negara China waktu itu.

Seiring berjalannya waktu, Ikan Koi semakin dikenal luas oleh masyarakat Indonesia dan pangsa pasarnya pun semakin besar dan berkembang.

Salah satu peluang dalam menjalankan budidaya Ikan Koi adalah karena harganya yang bersaing, apalagi jika dibandingkan dengan Ikan Koi impor.

Hal tersebut menjadi peluang yang menarik. Bagi Anda yang tertarik memelihara Ikan Koi, berikut langkah-langkahnya:

1. Lingkungan Hidup Ikan Koi

 

Sebelum mulai membudidayakan Ikan Koi, ada baiknya Anda kenali terlebih dahulu lingkungan hidup Ikan Koi.

Hal tersebut berguna agar nantinya tempat dan lokasi budidaya bisa sesuai seperti habitat aslinya di alam.

Berikut beberapa kriteria lingkungan hidupnya:

  1. Ikan Koi menyukai perairan tawar yang tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti pinggiran sungai atau danau.
  2. Meskipun termasuk ikan air tawar, Ikan Koi terkadang juga hidup di perairan payau atau di muara sungai dengan tingkat salinitas atau keasinan 25 – 30%.
  3. Ikan Koi dapat hidup baik pada tempat dengan ketinggian 150 – 600 mdpl dengan suhu rata-rata berkisar dari mulai 25 – 30 °C.

2. Pemilihan Indukan Ikan Koi

 

Setelah mengetahui lingkungan hidup yang cocok untuk Ikan Koi tumbuh dan berkembang, maka selanjutnya Anda bisa memilih indukan Ikan Koi untuk budidaya.

Sebaiknya pilih indukan yang baik dan berkualitas agar nantinya dihasilkan keturunan yang baik pula.

Memilih indukan Ikan Koi yang berkualitas memang cukup susah, sara saya cobalah untuk meminjamnya dari pecinta Ikan Koi.

Biasanya para pecinta Ikan Koi tersebut memiliki jenis ikan berkualitas, terlebih mereka juga tidak memiliki waktu untuk mengawinkan Ikan Koi-nya.

Padahal salah satu cara untuk menjaga kualitas kesehatan Ikan Koi adalah melalui perkawinan.

Oleh sebab itu, hal tersebut bisa menjadi solusi kerjasama bagi Anda yang ingin melakukan budidaya dengan para pecinta Ikan Koi dan bisa saling menguntungkan.

Untuk mengetahui ciri-ciri Ikan Koi yang baik dan berkualitas ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan.

Beberapa ciri-ciri tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Umur Ikan Koi sudah mencapai lebih dari 2 tahun.
  2. Jenis Ikan Koi yang dipelihara sama atau mempunyai kekerabatan, misalnya jenis Kohaku dengan jenis Kohaku atau jenis Kohaku dengan jenis yang masih berkerabat.
  3. Memiliki bentuk tubuh ideal dan memiliki lekukan apabila dilihat dari atas menyerupai bentuk torpedo.
  4. Gaya berenang cukup tenang dan seimbang serta tidak terlalu lambat pun tidak terlalu cepat.
  5. Memiliki warna yang cemerlang dan terlihat kontras.
  6. Gerakannya gesit dan tidak banyak berdiam di dasar kolam.
  7. Indukan jantan dan betina yang dipilih telah memasuki usia matang untuk kawin.

Setelah mengetahui jenis indukan yang baik, sebaiknya Ikan Koi jantan dan betina dipelihara di kolam berbeda sebelum dikawinkan, biasanya dipelihara di kolam pembesaran.

Hal tersebut bertujuan agar indukan tidak perlu mengalami pemberokan saat dikawinkan.

3. Pembuatan Kolam

 

Setelah menemukan indukan Ikan Koi yang tepat maka selanjutnya Anda bisa mulai untuk membuat kolam.

Ada berbagai pilihan kolam yang bisa Anda gunakan, seperti kolam tanah, kolam terpal, atau kolam beton sesuai dengan kesanggupan dan modal yang Anda miliki.

Agar Ikan Koi bisa berkembang dengan maksimal, sebaiknya Anda gunakan kolam beton atau permanen.

Kolam tersebut juga harus mendapatkan sinar matahari cukup dan memiliki saluran air yang baik. Selain itu, penggunaan kolam terpal juga kurang baik bagi Ikan Koi.

Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan selama pembuatan kolam untuk pembesaran atau pemijahan Ikan Koi.

Beberapa langkah yang bisa Anda lakukan adalah sebagai berikut:

  1. Buatlah kolam dengan menggunakan adonan semen seperti yang digunakan untuk membuat tembok bangunan.
  2. Buatlah saluran air yang baik dan jangan lupa pasang saringan pada saluran tersebut untuk menjaga kebersihan air dan mencegah hanyutnya ikan.
  3. Biarkan kolam yang sudah dibuat selama beberapa hari hingga benar-benar kering dan sudah tidak berbau semen.
  4. Setelah itu endapkan air selama kurang lebih 24 jam, sebelum diisi Ikan Koi.

Bagi pembuatan kolam pemijahan, sebaiknya Anda buat pula kakaban atau tempat Ikan menaruh telurnya, yaitu dengan cara sebagai berikut:

  1. Siapkan ijuk, paku, dan bilah bambu berukuran panjang 120 cm dan lebar 40 cm atau bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
  2. Ijuk ditata serapi mungkin lalu jepit dengan menggunakan bambu dan paku, jumlah ijuk tersebut disesuaikan dengan ukuran indukan betina, sebagai contoh indukan yang beratnya 1 kg maka ijuk sebaiknya berjumlah 4 – 6 buah.
  3. Ijuk harus Anda pasang setelah kolam diisi air.
  4. Selain ijuk, Anda juga bisa menggantinya dengan Hydrilla.
  5. Selain itu, sebaiknya Anda juga siapkan kolam atau bak khusus untuk tempat anakan Ikan Koi.

Kolam pemeliharaan sebaiknya Anda buat menyesuaikan dengan lokasi, ketersediaan lahan, dan jumlah Ikan Koi.

Sebagai contoh, untuk menampung anakan Ikan Koi 250 – 300 ekor diperlukan kolam berukuran 3 m x 4 m sedalam 40 cm

4. Pemijahan

 

Salah satu tahapan yang tak kalah penting dalam budidaya Ikan Koi adalah pemijahan.

Proses pengawinan indukan Ikan Koi jantan dan betina tersebut merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam proses budidaya.

Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan:

  1. Pertama, Masukkan indukan Ikan Koi betina ke dalam kolam pemijahan, sebaiknya Anda lakukan saat sore hari
    Sediakan indukan Ikan Koi jantan lebih dari satu yang berkualitas dan sehat, setidaknya siapkan minimal 3 – 5 ekor Ikan Koi jantan untuk meminimalisir kegagalan.
  2. Kemudian setelah menunggu kurang lebih 3 – 5 jam barulah Anda masukkan indukan Ikan Koi jantan ke dalam kolam pemijahan.
  3. Proses pemijahan biasanya akan berlangsung saat malam hari, biasanya indukan Ikan Koi betina akan berkeliling kolam diikuti oleh Ikan Koi jantan.
  4. Proses pemijahan terjadi ketika indukan Ikan Koi betina mengeluarkan telur yang diikuti oleh keluarnya sperma indukan Ikan Koi jantan.
  5. Selanjutnya telur yang dibuahi akan menempel pada kakaban yang telah Anda buat sebelumnya atau bisa juga menempel pada tanaman air.
  6. Proses pemijahan tersebut biasanya akan berakhir pada pagi hari.
  7. Setelah itu, segera pisahkan indukan Ikan Koi dari kolam pemijahan dan biarkan telur-telurnya, hal tersebut bertujuan agar telur tidak dimangsa oleh indukan Ikan Koi.
  8. Selang beberapa saat biasanya sekitar 48 jam kemudian telur akan mulai menetas.
  9. Selama proses penetasan telur Ikan Koi, usahakan suhu air dalam kondisi stabil. Sebab apabila air terlalu dingin maka larva akan lama untuk menetas, sedangkan jika terlalu tinggi suhunya maka larva Ikan Koi akan cepat membusuk.
  10. Setiap larva Ikan Koi yang telah menetas memiliki cadangan makanan yang mampu bertahan hingga 3 – 5 hari, oleh sebab itu jangan langsung memberinya pakan.
  11. Kemudian setelah cadangan makanan habis sekitar 5 hari kemudian, Anda bisa memberikan pakan hidup seperti kutu air.
  12. Selanjutnya saat larva Ikan Koi telah tumbuh hingga mencapai panjang 1,5 cm, Anda bisa mulai mengganti makanan dengan cacing sutra. Hal tersebut hanya dilakukan hingga Ikan Koi berumur sekitar 3 mingguan.

5. Perawatan dan Pemeliharaan

 

Apabila larva Ikan Koi telah berusia sekitar 3 mingguan, maka Anda bisa mulai melakukan pendederan benih Ikan Koi tersebut ke dalam kolam pembesaran.

Setelah itu, Anda bisa mulai untuk melakukan langkah selanjutnya yaitu perawatan dan pemeliharaan, caranya:

1. Jaga kualitas air

Hal pertama yang bisa Anda lakukan selama melakukan perawatan dan pemeliharaan adalah menjaga kualitas air kolam. Anda bisa menggunakan filter untuk mengurangi kekeruhan karena kotoran, serta jangan lupa suhu air harus stabil.

Selain itu, jangan lupa gantilah air sebanyak 10% dari ari kolam setiap seminggu sekali. Jangan pernah ganti keseluruhan air karena ikan harus beradaptasi lagi dan bisa membuat ikan stres. Kondisi air bisa mempengaruhi warna ikan hingga 20%.

2. Pemberian pakan

Berikan pakan buatan seperti tepung pelet berukuran 250 mikron. Satu ons tepung pelet biasanya cukup untuk 1000 ekor Ikan Koi.

Pemberian pakan sebaiknya Anda lakukan setiap 2 kali sehari. Sesekali berikan pula udang Artemia atau cacing sutra.

Pemberian pakan tersebut dilakukan hingga Ikan Koi berusia 3 bulan. Setelah itu, Anda bisa memberikannya pelet kasar sesuai dengan takaran.

Pemberian pakan bisa anda lakukan setiap 2 – 3 kali sehari atau sesuai dengan kebutuhan dan kondisi.

3. Perhatikan kadar keasaman

Kadar keasaman atau pH air juga harus Anda jaga, usahakan berada pada level 6,5 – 8,5 agar Ikan Koi selalu sehat.

Salah satu cara menjaganya adalah membersihkan sisa-sisa pakan, kontaminasi bahan-bahan kimia, atau kotoran lain di dalam kolam.

4. Pembatasan jumlah ikan

Ikan Koi memerlukan ruang gerak yang cukup agar bisa tumbuh dengan optimal. Sehingga jumlah ikan yang melebihi kapasitas kolam dapat menghambat pertumbuhan Ikan Koi.

Lakukan penyortiran jika dirasa kolam sudah terlalu penuh.

6. Panen

 

Panen dapat Anda lakukan dengan cara melakukan penyortiran. Hal tersebut sudah bisa Anda lakukan sejak Ikan Koi berumur 1 bulan atau agar lebih aman lakukan pada umur 3 bulan.

Sebab sejak umur tersebut, Ikan Koi sudah cukup kuat untuk dipindah-pindahkan.

Penyortiran dilakukan berdasarkan ukuran badan, bentuk, dan kualitas warna atau pola Ikan Koi.

Ada beberapa hal yang bisa menjadi pertimbangan Anda selama proses penyortiran:

  1. Ukuran badan, pisahkan Ikan Koi berukuran kecil dan berukuran besar.
  2. Bentuk, hal tersebut bisa Anda pilih berdasarkan proporsionalitas bentuk badan Ikan Koi. Badan yang proporsional adalah badan yang membulat seperti peluru atau torpedo, tidak terlalu panjang, siripnya simetris, dan gerakannya tenang tapi mantap.
  3. Kualitas warna atau pola, Ikan Koi yang warnanya cerah, tidak ada gradasi warna pada batas warnanya dan memiliki pola garis batas yang tegas atau kontras adalah Ikan Koi yang baik. Seleksi tersebut biasanya juga sesuai standar internasional.

Ikan Koi yang terkenal memiliki keindahan warna dan simbol keberuntungan tersebut memang memiliki proses yang cukup panjang untuk dibudidayakan.

Namun melihat potensi yang masih terbuka lebar budidaya Ikan Koi patut untuk Anda mulai. Salam budidaya!