Pantun Perpisahan

SIPINTAR.NET – Berpisah menjadi hal yang sangat buruk bagi sebagian orang. Terpisah oleh jarak yang jauh menjadikan hati terbebani oleh rasa rindu yang teramat tinggi.

Menciptakan atau sekedar membaca mengenai pantun rindu dapat sedikit mengobati kerinduan . Karena dengan begitu kita mengetahui bahwa perasaan menderita tersebut tidak hanya menimpa diri kita saja.

Namun di sini kita tidak akan membahas mengenai pantun rindu, akan tetapi pantun perpisahan. Berikut beberapa contoh pantun perpisahan :

Pantun Perpisahan Bagi Pasangan

Kedekatan pasangan terjalin dengan komunikasi yang intens serta waktu pertemuan yang sering. Namun perbedaan besar akan sangat terasa jika salah satu dari mereka harus pergi.

Waktu yang tidak bisa dinikmati bersama lagi. Serta wajah yang tak bisa saling menatap, menghadirkan seribu kesakitan dalam satu waktu. Berikut pantun perpisahan bagi pasangan yang akan menyayat hati.

Yakinkan Hatimu Kasih

Indah dipandang cantik paras seorang putri

Elok wajah, bibir merekah semerah stowbery

Berjabat tangan kita berdua mematri janji

Ingat kataku, Aku pergi pasti kembali

****

Mulia hati dermawan watak seorang ratu

Anggun perkasa, bagaikan tegak gunung merbabu

Meski jauh jarak antara kau dan aku

Satu kata yang memastikan kita sama adalah rindu

****

Menari indah semua rakyat berpesta pora di hari sabtu

Mereka tertawa lepas indah dipandang pakaian baru

Jangan lagi kau panik, Semesta raya memihak kepadaku

Waktu mengatur dengan rinci agar kita bisa bertemu

Tak Perlu lebih Banyak Waktu

Duduk melamun meratap termenung sendiri

Gelap malam tak akan membuat takut lagi

Cukup sudah kisah yang telah terjadi

Mengenang hanya menyisakan sesal tiada arti

****

Bintang cerah menyinari fokus padang duri

Mendekat jangan kau akan langsung terluka

Anggap saja aku dan kamu  hanyalah mimpi

Cinta abadi tidak memihak kepada hati kita

****

Tajam duri memberi perih menyayat rasa

Tergugah sadar kembali dalam alam nyata

Berbeda watak bukan alasan utama

Cinta kita tak dapat bertahan lebih lama

Ketuk Palu Di Meja Hakim

Menarik mata mencolok merah buah ceri

Tumbuh di kebun sendiri tak lagi susah dicari

Seakan waktu kita tak lagi memiliki arti

Tawa yang pernah terbagi telah menjadi benci

****

Rukun bersama banyak bunga-bunga berwarna

Menyejukkan yang melihat meski dari ratusan meter disana

Cinta tumbuh dalam kisaran waktu yang lama

Cinta habis terbakar hanya karena hijau rumput tetangga

****

Pepohonan tegak berdiri musim berbuah

Segar alam mampu hadirkan keindahan pengusir rasa kantuk

Sudah berakhir akhirkan saja sudah

Tak perlu sesal dan air mata rayakan keputusan terbentuk

Hari Terakhir Perjumpaan

Pergi berlibur ke pantai memancing cumi

Pantai membeku tertutup oleh salju

Bertahun kita bagaikan sepasang sejoli

Taklukkan waktu menjinakkan rindu

****

Bergegas kita menuju bukit secara beramai-ramai

Derap langkah kaki diselingi oleh kerasnya tawa

Di bawah terik matahari kau mampu hadirkan badai

Panas terganti dengan banjir air mata seketika

****

Langkah terhenti terlihat pintu masuk ke hutan

Waspada selalu mengingat bahaya serangan macan

Tak ku sadar kelulusan adalah hari perpisahan

Cintaku kau tolak Kau bilang kita hanya sebatas rekan

Benci Menjadi Hal Abadi Di Kisah Cintaku

Pelangi yang tercipta sebentar namun indah

Gelap menyirnakan banyak hal termasuk bayang-bayang

Jangan kau pikir semua ini adalah mudah

Terjebak dalam permainan yang kau ciptakan sayang

****

Langit cerah ijinkan burung bebas menari-nari

Nyanyian langit pun mengijinkan hujan ikut bernyanyi

Ketika kau tak lagi mampu pastikan kanan dan kiri

Tegas kuputuskan lebih baik cinta kita segera diakhiri

****

Terik matahari terkadang datang bertamu

Berbagi waktu perebutkan tahta langit biru

Pemborosan waktu aku tetap berada di sisimu

Cintaku berganti benci karena kebingunganmu

****

Kerajaan langit mempunyai tentara pengawal kuat

Berjaga mereka dari serangan ganas musuh hitamku

Langkah salah mengikuti kau yang tersesat

Biarkan aku sendiri memilih ruteku tanpa dirimu

Pantun Perpisahan Karena Kematian

Pantun Perpisahan Karena Kematian

Meskipun kita memang tau bahwa kematian merupakan suatu kepastian yang telah ditakdirkan. Kepergian yang tidak akan memberi ruang untuk sekedar saling bersapa menjadi beban.

Jarak yang tidak lagi dapat ditempuh dengan kendaraan apapun kecuali doa. Ditinggal pergi karena kematian adalah hal menyakitkan. Pantun perpisahan karena kematian ini akan gambarkan bayangan mengerikan penuh duka tersebut.

Batu Nisan Benteng Tak Tertembus

Mengikuti lomba maraton jangan lupa bersepatu

Peluh banjir menyisakan noda di bersih sepatu

Tak lagi kau ijinkan ku basuh lemah kakimu

Berbalas budi betapa baiknya dulu kau merawat aku

****

Pita putus tandakan peserta favoritku

Tepuk tangan meriah telah mampu pecahkan sunyi

Tubuh lemah itu sekarang terbujur kaku

Senyuman indah milikmu telah abadi tersembunyi

****

Aroma berbaur kemenangan juga gambaran kekalahan

Air mata dan tawa mengambil sisi lapangan bergantian

Kepergian selalu sisakan rindu tiada tersalurkan

Membeku bersama waktu yang tak bisa dikembalikan

Terlahir Kembali Sebagai Bunga Duka

Rintik hujan jika percaya akan jadi samudra

Air tergenang mampu tenggelamkan dunia

Jika hidup berikan aku kesempatan kedua

Aku akan memilih terlahir sebagai bunga duka

****

Sembunyikan ganas tenang rata di permukaan

Menyimpan kekayaan besar jutaan jenis ikan

Abadi temani saat terakhir kau di pembaringan

Harum kuat mencoba hilangkan sisa tangisan

****

Pulau rindu memaksa tekat menyeberangi

Berenang bersama pindahan jutaan kura-kura

Bunga duka dampingi kau di setiap prosesi

Terkenang dekat bersama mengantar kau ke syurg

Kabur Kenangan Bersama Rintik Hujan

Menuju parade ratusan penari ciptakan tepuk tangan

Penonton berbondong berlari mendekat mereka

Gerimis memaksa aku melepaskan tanganmu hilang

Entah mengapa aku kau tinggal sendiri begitu saja

****

Alunan musik seolah mengatur gerakan luwes selendang

Terpesona oleh rasa kagum menuai banyak pujian

Laju pesat kendaraan itu sirnakan pula jiwamu terbang

Menembus langit naik terus menuju keabadian

Penari-penari lincah tersenyum bahagia

Membius penonton lupa mereka pun punya duka lara

Jalan ini membuat kita terpisah lama

Untuk suatu saat aku menyusulmu ke dunia berbeda

Baca Juga:

  • Pantun Jenaka 
  • Pantun Nasehat
  • Pantun Lucu

Pantun Perpisahan Cinta Tak Direstui

Menjalin kisah cinta tanpa restu orang tua menjadi hal yang tidaklah mudah. Terjebak dalam kejadian ini menuntut kita harus mengambil pilihan yang berat. Meninggalkan cinta demi alasan cinta pula.

Orang tua menjadi lebih penting diatas segalanya meski patah hati tetap harus  menghampiri. Berikut pantun perpisahan karena cinta yang tak direstui,

Menyembuhkan Patah Hati

Kecil bocah cepat ia pergi berlari

Menanjak jalan arah ia  menuju sebuah gua

Baiknya memang cukup kita akhiri

Ikatan cinta demi cinta yang lebih mulia

****

Dalam tenang gunung tumbuhlah kayu sendiri

Iya kokoh berdiri kuat ia sebatang mahoni

Kepada hati kumohon kau mengampuni

Janji itu kutarik dengan rasa berat hati

****

Lama ku tunggu tak pernah kulihat buahnya

Nyaman aku berteduh berlindung kepadanya

Kepada orang tua aku sangat cinta

Kepadamu semoga kau tak akan terluka

Nyanyian Kebencian Mulai Melagu

Desa hijau dengan luasnya sawah-sawah

Subur benih tumbuh adalah jawaban doa

Tentang benci aku mohon maafkanlah

Rasa rindu yang akan datang pudarkan saja

****

Sejuk udara baik dari selatan atau utara

Beternak makmur hewan sehat semua

aku lihat kau pesona begitu sempurna

Bapakku merasa aku harus dipeluknya

****

Pantai terlihat lengkap dengan nyiur nyanyian pulau kelapa

Merdu hilangkan derita setiap jiwa jutaan luka dan duka lara

Kurelakan kau menjadi ayah meski aku bukan jadi ibunya

Kisah yang harus aku akhiri dengan ikhlas meski luka itu ada

Kokoh Bagai Tembok Di China

Nyenyak bocah tertidur dibawah payudara mak-nya

Menatap wajah damai itu, Bebas sang ibu memanjatkan doa

Mengakhiri ini semua kurasa tepat untuk kita

Berhenti berpura-pura bahwa bahagia itu tanpa cela

****

Permohonan menjelma menjadi mantera

Berbisik mengkode kepada alam semesta raya

Pemisah yang semakin lebar terbuka

Cinta kita berjalan tanpa restu orang tua

****

Keajaiban akan tercipta saat percaya

Langit menjaga kalimat mulia menembus dinding tabu

Akhir ini jadikanlah indah untuk kita

Memaafkan setiap kenangan membuka lembaran baru

Menyimak pantun-pantun perpisahan oleh berbagai faktor tersebut menghadirkan satu pesan kehidupan. Merenungkan makna tersebut menjadi bijak sebagai bekal kita menjalani hidup.

Bahwa hidup terkadang berjalan sekehendak-Nya saja tanpa melibatkan kita dalam menyusun rencana. Namun percayalah langit yang tetap biru akan selalu membawa kebahagiaan meski harus berderai air mata lebih dahulu.

Killua Ibrahim
Killua Ibrahim

“Untuk menjadi seorang yang ahli, kau harus belajar lebih.”