Peninggalan Kerajaan Majapahit

SIPINTAR.NET – merupakan salah salah satu kerajaan terbesar bercorak Hindu Budha yang berada di Mojokerto, Jawa Timur. Kerajaan ini didirikan sekitar tahun 1293 dan mengalami masa keruntuhannya sekitar abad ke-15 Masehi.

Pada saat pemerintahan di pegang oleh Hayam Wuruk dan patihnya yang sangat terkenal yakni Gajah Mada, Kerajaan Majapahit berada di puncak kejayaannya. Kerajaan Majapahit ini sudah hampir menguasai seluruh nusantara yang meliputi Kalimantan, Sumatera, Jawa, Semenanjung Malaya, Indonesia Timur dan sebagian Filipina.

Kerajaan Majapahit memiliki ibukota yang berada di Trowulan, Mojokerto yang didirikan pertama kali oleh Raden Wijaya sekaligus raja pertamanya. Kerajaan ini juga memiliki banyak sekali peninggalan, mulai dari candi, kitab, dan lain-lain.

Pada kesempatan kali ini, saya akan membagikan sedikit informasi untuk sobat semua tentang berbagai peninggalan Kerajaan Majapahit secara singkat. Yuk langsung saja kita masuk ke pembahasan utama.

1. Candi Cetho

Candi cetho merupakan salah satu candi peninggalan Kerajaan Majapahit pada abad ke-15 yang ditemukan oleh arkeolog berkebangsaan Belanda melalui tulisannya. Candi ini juga biasa digunakan oleh para petapa dari masyarakat kejawen kuno.

Penggalian pertama candi ini dilakukan oleh pihak dinas kepurbakalaan Belanda untuk rekontruksi. Di dalam penelitian itu, diketahui bahwa usia candi ini hampir sama dengan candi sukuh yang jaraknya tidak begitu jauh dari lokasi candi cetho.

Candi cetho sendiri memiliki 13 buah teras dan banyak anak tangga, serta dilengkapi dengan banyak archa dan punden di sepanjang tangga. Sementara di bagian atasnya terdapat puri yang disebut dengan puri saraswati.

Candi ini ditemukan dalam kondisi reruntuhan dengan 14 teras atau punden bertingkat dengan bentuk memanjang dari barat ke timur. Pada saat ini hanya tersisa 13 saja, kemudian pemugaran dilakukan pada kesembilan buah teras dan struktur yang berundak serta diduga merupakan kultur asli Nusantara Hinduisme uang semakin diperkuat dengan aspek ikonografi.

Relief yang terdapat pada candi ini memiliki bentuk seperti tubuh manusia seperti wayang kulit dengan wajah menghadap ke samping tubuhnya menghadap ke arah depan. Pemugaran dilakukan di akhir tahun 1970 yang dilakukan sepihak oleh Sudjono Humardani, asisten pribadi dari Suharto dan dia mengubah begitu banyak struktrur candi tersebut.

Selain itu, terdapat beberapa objek hasil dari pemugaran yang sudah dianggap tidak asli, yakni gapura mewah dan megah di bagian depan kompleks. Bukan hanya itu saja, ada lagi seperti bangunan kayu tempat bertapa, patung yang dinisbatkan sebagai Brawijaya V, Sabdopalon Noyogenggog dan phallus sera kubus di puncak punden.

2. Candi Pari

Candi peninggalan Kerajaan Majapahit yang kedua ini terletak di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, muncul perkiraan bahwa candi ini dibangun ketika masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk pada tahun 1350 hingga 1389 Masehi.

Candi ini berada di 2 km arah Barat Laut semburan pusat lumpur Porong lapindo brantas, yang dibangun menggunakan batu bata berbentuk persegi empat seperti pura yang ada di Bali. Candi ini menghadap ke arah Barat, serta diperkirakan di bangun pada tahun 1371 Masehi dari J.Knebel yang ditulis dalam laporannya.

Candi pari dan candi sumur ini dibangun dalam rangka untuk mengenang sekaligus memperingati hilangnya adik angkat dan juga seorang sahabat dari salah satu putra Prabu Brawijaya yang menolak untuk tinggal di Majapahit. Di bagian atas pintu ini dulunya terdapat batu tua dan jika dilihat dari arsitekturnya sangat dipengaruhi oleh budaya Campa, yakni kebudayaan dari Vietnam.

Hal ini disebabkan karena pada dulunya Indonesia menjalin hubungan dagang yang baik dengan Vietnam. Pada saat yang bersamaan, perekonomian Vietnam hancur sehingga sebagian orang mengungsi ke daerah Jawa Timur.

3. Candi Wringin Lawang

Candi peninggalan Kerajaan Majapahit yang bernama wringin lawang ini terletak di desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Material bangunan candi ini berasal dari susunan bata merah sama seperti candi jabung dengan tinggi mencapai 15,5 meter dengan ukuran 13×11 meter.

Candi wringin lawang ini ditaksir berdiri sekitar abad ke-14 Masehi dan jika diperhatikan secara seksama, gaya arsitektur dari gapuranya mirip dengan candi bentar. Tidak sedikit juga para ahli yang berpendapat, bahwa dulunya di pintu untuk menuju ke kediaman Mahapatih Gajahmada dan juga pintu masuk ke berbagai bangunan penting Ibu Kota Majapahit dengan melewati jalan ini.

4. Candi Jabung

Candi jabung juga termasuk ke dalam peninggalan Kerajaan Majapahit yang terletak di Desa Jabung, Kecamatan Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. Struktur candi ini terbuat dari batu bata merah yang disusun rapi dan masih bertahan selama ratusan tahun.

Pada saat berkeliling Jawa Timur, sekitar tahun 1359, Raja Hayam Wuruk disebutkan pernah singgah di candi jabung tersebut. Candi jabung memiliki corak agama Hindu, dan memiliki bentuk yang hampir sama dengan candi bahal, yakni peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya di Sumatera Utara.

Candi jabung di bangun diatas permukaan tanah dengan ukuran 35x 40 meter dan pemugarannya sendiri dilakukan pada tahun 1983 hingga 1987. Oleh sebab itu, penataan lingkungan menjadi bertambah 20.042 meter yang terletak pada ketinggian 8 meter dari permukaan laut.

Candi ini memiliki dua bangunan utama yang berukuran besar dan kecil, biasanya disebut dengan candi sudut. Sementara material yang dipakai berupa bata merah kualitas bagus lengkap dengan ukiran berbentuk relief.

Panjang dari candi jabung sendiri adalah 13.13 meter dengan lebar 9.80 meter, serta ketinggian yang mencapai 16.20 meter menghadap ke arah barat. Kemudian pada bagian sisi barat agak menjorok ke depan yang merupakan bekas susunan tangga untuk memasuki candi.

Di bagian barat daya halaman candi, ada candi kecil yang berfungsi sebagai pelengkap dari candi jabung. Candi kecil tersebut sering dinamakan dengan candi menara yang dibangun dengan material batu bata berukuran 2.55 meter serta tinggi mencapai 6 meter.

Sedangkan bagian atapnya adalah berbentuk stupa, akan tetapi runtuh di bagian puncak dan pada bagian atap tersebut dilengkapi dengan motif suluran. Di bagian bilik candi, terdapat laik arca yang berdasarkan dari inskripsi gawangan pintu masuk candi jabung didirikan pada tahun 1276 Saka atau 1354 Masehi.

5. Candi Brahu

Candi brahu adalah candi sisa peninggalan dari Kerajaan Majapahit yang berada di kawasan situs arkeolog Trowulan, yakni Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Candi brahu ini kabarnya didirikan oleh Mpu Sendok yang difungsikan sebagai tempat pembakaran jenazah raja-raja Majapahit.

Nama brahu sendiri dikabarkan berasal dari kata “wanaru atau warahu” yang memiliki arit diperoleh dari sebutan bangunan suci dan terdapat di prasasti alasantan. Prasasti ini sendiri ditemukan tidak jauh dari lokasi tempat berdirinya candi brahu.

Pembangunan candi brahu sendiri menggunakan corak kultur agama Budha uang menghadap ke utara. Sedangkan materialnya menggunakan batu bata merah dengan panjang sekitar 22.5 meter dengan lebar 18 meter, serta tingginya mencapai 20 meter.

Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-15 Masehi, walaupun banyak para ahli yang memiliki perbedaan pendapat tentang hal ini. Namun ada juga sebagian para ahli yang berpendapat bahwa candi ini berusia lebih tua jika dibandingkan dengan candi lain yang ada di kompleks Trowulan.

Pada prasasti candi brahu sendiri dikatakan sebagai tempat pembakaran jenazah raja-raja Majapahit yang telah meninggal. Akan tetapi, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tidak bisa ditemukan sisa abu dari mayat yang ada di candi ini.

6. Candi Bajang Ratu

Candi bajang ratu juga termasuk candi peninggalan Kerajaan Majapahit yang struktur bangunannya membentuk seperti gapura. Candi bajang ratu ini ditemukan di Desa Temon, Trowulan, Mojokerto dan masih dapat sobat lihat jika berkunjung ke tempat ini.

Candi ini disebut dengan bajang ratu sejak tahun 1915 serta proses pembangunannya dilakukan pada abad ke-14 sebelum Masehi. Ada hal unik dari candi ini, yakni adanya kepercayaan dalam masyarakat sekitar bahwa bagi seorang pejabat yang melintas gerbang candi bajang ratu, maka nasib buruk akan segera menimpanya.

7. Candi Surawana

Candi peninggalan Kerajaan Majapahit ini terletak di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kediri, Jawa Timur pada km 25 Timur Laut Kota Kediri. Nama asli dari candi ini adalah candi Wishnubhawanapura yang dibangun sekitar abad ke-14 Masehi, yang bertujuan untuk memuliakan Bhre Wengker.

Bhre Wengker adalah seorang raja Kerajaan Wengker yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.

Candi surawana ini merupakan candi bercorak agama Hindu yang kondisi sudah tidak lagi utuh. Pada saat ini, bagian dasarnya sudah mengalami rekontruksi, sementara bagian badan dan atapnya sudah hancur tidak tersisa, hanya kaki candi saja dengan ketinggian 3 meter yang masih berdiri dengan tegak.

Sedangkan struktur bangunan candi sendiri berukuran 8×8 meter yang dibangun dengan material batu andesit dan merupakan candi Siwa. Semua bentuk candi ini sekarang sudah hancur dan hanya meninggalkan kaki candi untuk naik ke selasar atas kaki candi ada sebuah tangga berukuran sempit di bagian Barat candi.

8. Candi Tikus

Candi tikus juga merupakan peninggalan dari Kerajaan Majapahit yang terletak di Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Candi tikus ini pernah mengalami pemugaran pada tahun 1914 yang sebelumnya telah terkubur dan ditemukan kembali pada tahun 1914.

9. Candi Wringin Branjang

Candi wringin branjang termasuk situs peninggalan dari Kerajaan Majapahit yang berada di Desa Gadungan, Gandunsari, Blitar, Jawa Timur. Candi ini memiliki bentuk yang terlihat cukup sederhana dan tidak dilengkapi dengan kaki candi, namun hanya atap dan badan candi saja.

Panjang candi wringin branjang ini adalah 400 cm, lebar 300 cm dengan tinggi 500 cm, sementara untuk pintu masuknya adalah 100 cm dan tinggi mencapai 200 cm. Pada bagian dinding juga tidak terdapat relief seperti candi-candi lainnya, akan tetapi hanya terdapat lubang fentilasi pada candi ini.

Candi wringin branjang ini difungsikan sebagai tempat penyimpanan alat-alat untuk upacara dan sejenisnya.

10. Candi Sukuh

Candi sukuh merupakan candi sisa dari Kerajaan Majapahit yang dibangun pada tahun 1437 Masehi yang terletak di Desa Berso, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah. Candi sukuh memiliki bentuk bangunan yang sama seperti piramid dan termasuk ke dalam jenis candi bercorak agama Hindu.

Candi ini memiliki struktur yang menarik yakni adanya objek Lingga dan Yoni yang melambangkan seksualitas dengan dihiasi berbagai relief dan patung yang memperlihatkan organ intim manusia.  Candi sukuh ini pertama kali ditemukan sekitar tahun 1815 oleh Johnson yang dikumpulkan dalam bentuk data dalam bukunya, yakni “Histori of Java”

Pada tahun 1842, ada penelitian lagi oleh arkeolog Belanda bernama Van Der Vlies. Kemudian setelah mengalami pemugaran dan diusulkan menjadi salah satu warisan dunia pada tahun 1995.

11. Patung Emas

Patung emas juga termasuk ke dalam peninggalan Kerajaan Majapahit yang dibuat dari bahan utama emas. Orang-orang banyak menyebutnya dengan malaikat elegan dari Kerajaan Majapahit dan sangat ciri khas gaya Majapahit yang menggambarkan kejayaan zaman keemasan Nusantara.

12. Candi Kedaton

Candi kedaton merupakan salah satu candi miliki Kerajaan Majapahit yang ditemukan di kompleks situs arkeolog di kecamatan Trowulan, Mojokerto. Candi sisa dari Kerajaan Majapahit ini bercorak agama Hindu yang mempunyai struktur pondasi yang terbuat dari batu bata merah.

Candi ini dulunya banyak diyakini sebagai kompleks untuk tempat tinggal para bangsawan dan kaum elit kerajaan yang memiliki kedudukan istimewa pada masa Kerajaan Majapahit.

13. Candi Minak Jinggo

Candi minak jinggo ini merupakan sisa peninggalan Kerajaan Majapahit yang terletak di Dusun Unggahan, Trowulan, Mojokerto. Candi ini merupakan satu-satunya yang menggunakan batu andesit di semua kompleks situs arkeolog di Trowulan.

14. Candi Grinting

Candi ini merupakan peninggalan dari Kerajaan Majapahit yang terletak di Dusun Grinting, Desa Karangjeruk, Jatirejo, Mojokerto. Candi ini pertama kali ditemukan oleh pengrajin batu bata yang diperkirakan seperti pondasi lama.

15. Candi Jolotundo

Candi jolotundo juga termasuk peninggalan dari Kerajaan Majapahit yang mempunyai bentuk petirtaan yang mengalirkan mata air. Candi ini banyak dipercayai oleh masyarakat sekitar bahwa kualitas airnya sangat bagus setelah air zam-zam.

Candi jolotundo ini terletak di Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Mojokerto.

16. Candi Gentong

Candi gentong merupakan candi peninggalan Kerajaan Majapahit terakhir yang dulunya berjejer dengan tiga candi lainnya, yakni candi tengah dan candi gentong. Dari ketiga candi itu, yang tersisa hanyalah candi gentong yang berlokasi di Desa Telogo Gede, Kecamatan Trowulan, Mojokerto.


Nah, mungkin hanya itu saja informasi yang dapat saya bagikan untuk sobat semua tentang berbagai macam benda peninggalan Kerajaan Majapahit. Semoga dengan informasi ini bisa membantu dan menambah pengetahuan Anda semua, cukup sekian dan salam dari penulis.

Killua Ibrahim
Killua Ibrahim

“Untuk menjadi seorang yang ahli, kau harus belajar lebih.”