Peninggalan Kerajaan Singasari

SIPINTAR.NET – Kerajaan Singasari atau Singosari merupakan salah satu kerajaan yang pernah berdiri di daerah Malang, Jawa Timur. Kerajaan Singasari ini berkuasa kurang lebih antara tahun 1222 hingga 1292 yang menggantikan Kerajaan Kediri yang dominan menguasai Jawa Timur.

Pendiri dari Kerajaan Singasari adalah Ken Arok (1182 hingga 1227), yang kisahnya cukup terkenal dan sering diceritakan oleh rakyat di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ken Arok merupakan seorang anak yatim piatu yang tidak dikenal, dari berbagai cerita yang beredar mengatakan bahwa dia adalah putra dewa Brahma di wilayah Kerajaan Kediri.

Nah, pada kesempatan kali ini, saya akan membagikan sedikit informasi untuk sobat semua tentang berbagai peninggalan dari Kerajaan Singasari. Mungkin sebagian dari sobat juga sudah ada yang mengetahui tentang berbagai peninggalan yang akan saya bahas kali ini.

Oke, langsung saja kita masuk ke pembahasan kita untuk melengkapi pengetahuan Anda yang masih kurang lengkap.

1. Candi Singasari

Candi peninggalan Kerajaan Singasari yang pertama adalah Candi Singasari yang terletak do Desa Candi Reggi, Kecamatan Singosari, Malang. Candi ini juga sering disebut dengan nama candi menara dan candi cukup yang diyakini menjadi candi tertinggi pada masanya.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, candi ini dibangun sekitar tahun 1300 Masehi sebagai tanda penghormatan untuk Raja Kartanegara. Candi singasari ini termasuk ke dalam jenis candi Siwa yang dibangun pada bagian tengah halaman dengan berbagai arca Siwa di sekeliling taman tersebut.

Candi singasari ini dibangun di atas batur kaki yang berketinggian sekitar 1.5 M tanpa dilengkapi dengan relief di bagian sekitar kakinya. Sedangkan di bagian pintu masuk menuju candi menghadap ke arah selatan yang ada di depan bilik kecil.

Pada pintu masuk ini terlihat cukup sederhana serta di bagian atas pintu dilengkapi dengan pahatan Kepala Kala sederhana yang membuat perkiraan candi tersebut belum selesai dibangun. Sementara di bagian kiri, kanan bilik pintu dan bagian belakangnya ada relung sebagai tempat arca yang bentuknya cukup sederhana.

Ukiran pada relung tersebut lebih besar dan ada penambahan dengan bilik penampil serta hiasan Kepala Kala di bagian atasnya. Di bagian ruang utama candi ini ada Yoni yang di bagian atasnya sudah nampak sedikit rusak dan pada bagian kaki Yoni juga tidak dilengkapi dengan hiasan.

Candi singasari ini terlihat seperti susun dua, sebab pada bagian bawah atap candi mempunyai bentuk persegi semacam sebuah ruang kecil dengan relung di setiap sisinya.

Pemugaran candi singasari dilakukan oleh pemerintah Belanda sekitar tahun 1930 yang dapat terlihat dari pahatan catatan kaki pada candi ini. Akan tetapi, pemugaran candi belum dilakukan secara menyeluruh, sebab di sekelilingnya masih terdapat tumpukan batu yang tidak dikembalikan di tempat awalnya.

2. Candi Jago

Candi peninggalan Kerajaan Singasari selanjutnya adalah candi jago yang namanya diambil dari kata “Jajaghu” yang berasal dari Kitab Negarkartagama dan juga Pararaton. Candi ini diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan Singasari abad ke-13 yang melambangkan keagungan, dalam artian sebuah tempat yang suci.

Candi jago ini terletak di Dusun, Jago, Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Malang, Jawa Timur yang hanya tersisa sebagian bangunannya saja yang kabarnya akibat tersambar oleh petir. Pada candi jago ini nampak relief Kunjarakarna dan juga Pancarantra yang secara keseluruhan bangunan candi ini menggunakan jenis batu andesit.

Candi jago disusun dengan menggunakan teras punden berundak dengan panjang mencapai 23.71 M, lebar 14 M dan ketinggiannya sekitar 9.97 M. Candi ini hanya menyisakan bagian kaki dan bagian badan saja, dengan bagian badan yang disangga oleh 3 teras.

Pada bagian teras pertama bentuknya agak menjorok dan badan candi berada di teras ketiga. Sedangkan bagian atap dan sebagian candi ain sudah terlihat terbuka dan bentuk atap aslinya sendiri masih belum diketahui. Namun banyak yang berpendapat bahwa bentuk atapnya ada;ah pagoda atau seperti meru.

Terdapat relief di bagian dinding luar kaki candi yang menceritakan kisah Kresnayana, Arjunawiwaha, Parthayana, Kunjarakharma, Anglingdharma dan juga tentang hewan (fabel). Sedangkan di bagian sudut kiri arah barat laut terdapat lukisan cerita binatang seperti tantri yang sedang berdiri dari beberapa buah panel.

Pemugaran candi jago sendiri dilakukan atas perintah dari Raja Kertanegara pada tahun 1268 M hingga 1280 M sebagai bentuk penghormatan untuk Raja Singasari. Pemugaran candi jago dilakukan lagi pada tahun 1343 M atas perintah dari Raja Adityawarmani dari Melayu yang masih memiliki hubungan dengan Raja Hayam Wuruk.

3. Arca Dwarapala

Peninggalan dari Kerajaan Singasari berupa arca dwarpala adalah patung penjaga gerbang dalam ajaran Siwa dan juga Budha dengan bentuk manusia seperti monster. Arca ini terletak di bagian luar candi, kuil atau bangunan lainnya sebagai pelindung dari tempat suci.

Arca ini digambarkan sebagai sosok makhluk seram dan jumlahnya bisa satu, sepasang atau bisa juga berbagai kelompok. Dua arca ini dikelilingi oleh pagar besi yang ada di pinggir jalan dan terpisah dari jalan tersebut.

Arca ini terletak di kanan dan kiri jalan utama Desa Candi Rengoo, yang dibagian kiri dibangun di atas pedestal yang dibuat pada tahun 1982, karena arca tersebut tenggelam hingga mencapai perut menghadap ke utara. Arca dwarpala ini dibangun dengan menggunakan material batu monolitik dengan ketinggian mencapai 3.70 M yang menjadi pintu gerbang dari Kerajaan Singasari.

Kedua arca ini terlihat sama sehingga banyak yang mengatakan kembar, akan tetapi posisi tangannya saja yang berbeda. Untuk arca yang dibagian selatan, tangan kirinya diatas kaki kiri dan tangan kakannya memegang gada telungkup. Sedangkan arca di bagian utara, tangan kirinya memegang gada telungkup dan tangan kanan seperti sedang memberi peringatan dengan jari tengah dan telunjuk mengacung ke atas.

4. Candi Sumberawan

Candi sumberawan juga termasuk ke dalam daftar peninggalan Kerajaan Singasari berbentuk stupa atau candi yang ditemukan di Desa Toyomarto, Singosari, Malang, Jawa Timur. Candi ini dulunya digunakan oleh para penganut agama Budha yang terletak di 6 km dari bangunan candi singasari.

Candi sumberawan ini juga dikenal oleh masyarakat sekitar dengan nama candi rawan yang memiliki keindahan yang luar biasa, sebab terletak di dekat telaga yang memiliki air sangat jernih. Candi ini terbuat dari bahan material batu andesit dengan panjang 6.25 M, lebar 6.25 M dan tinggi skitar 5.23 M.

Candi sumberawan ini ditemukan sekitar tahun 1904, kemudian dilakukan penelitian pada tahun 1935 oleh Dinas Purbakala. Pemugaran candi ini dilakukan pada tahun 1937 pada masa pemerintahan Hindia Belanda di bagian kaki candi, sedangkan sisanya di rekontruksi seadanya saja.

Candi sumberawan ini menjadi satu-satunya stupa yang berada di Jawa Timur dengan bentuk bujur sangkar dan tidak dilengkapi dengan tangga serta tidak terdapat relief.

5. Candi Jawi

Candi peninggalan Kerajaan Singasari ini memiliki nama asli Jajawa yang dibangun sekitar abad ke-13 yang terletak di kaki Gunung Wilerang, Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen, Pasuruan, Jawa Timur. Candi ini dulunya digunakan sebagai tempat pemujaan atu peribadatan agama Budha, namun ada juga yang berpendapat berupa tempat menyimpan abu dari raja terakhir Kerajaan Singasari yakni Kartanegara.

Candi jawi ini berada di kawasan seluas 40 x 60 Meter persegi yang dikelilingi oleh pagar bata 2 meter dan parit berhias bunga teratai dengan bentuk candi berkaki Siwa dan pundak Budha. Tinggi dari candi jawi ini mencapai 24.5 Meter dengan panjang 14.2 Meter serta lebarnya adalah 9.5 Meter.

Candi ini berbentuk tinggi ramping dengan atapnya berbentuk perpaduan stupa dan kubus bersusun meruncing ke arah puncak. Sedangkan untuk bagian pintunya menghadap ke arah timur dengan posisi membelakangi Gunung Penanggungan.

6. Prasasti Singasari

Peninggalan Kerajaan Singasari berikutnya adalah berupa prasasti yang bernama singasari yang dibangun sekitar tahun 1351 Masehi dan ditemukan di Singasari, Malang, Jawa Timur. Pada saat ini, prasasti ini disimpan di museum Gajah dengan tulisan menggunakan aksara Jawa.

Prasasti ini dituliskan sebagai pengingat pembangunan Caitya atau candi pemakaman yang dilakukan oleh Patih Gajah Mada. Pada tulisan pertama pada prasasti ini berupa pentarikhan tanggal mendetail seperti letak benda angkasa dan bagian keduanya menceritakan isi prasasti yaitu pariwara pembangunan Caitya.

7. Prasasti Wurare

Selain prasasti singasari, peninggalan berbentuk prasasti selanjutnya adalah prasasti wurare yang berisikan penobatan arca Mahaksobhaya di sebuah daerah bernama Wurare. Oleh sebab itu prasati ini dinamakan dengan menggunakan isi dari prasasti tersebut, yakni wurare.

Prasasti wurare ini ditulis dengan menggunakan bahasa Sansekerta 1211 yang merupakan bentuk penghormatan untuk Raja Kartanegara oleh keturunannya dianggap sudah mencapai derajat Jina atau Budha Agung. Sedangkan tulisan prasasti di atas lapik arca Budha dengan melingkar dibagian bawah.

Bentuk dari isi prasasti ini adalah 19 bait sajak dan diantaranya mengisahkan tentang pendeta sakit Arrya Bharad yang telah membelah tanah Jawa menjadi 2 kerajaan air ajaib yakni menjadi Panjalu dan Pangjalu. Hal ini dilakukan untuk menghindari peperangan antar saudara 2 pangeran yang sedang merebutkan kekuasaan.

8. Candi Kidal

Candi kidal juga menjadi bukti dari pernah berdirinya Kerajaan Singosari di daerah Jawa Timur yang dibangun sebagai bentuk penghormatan atas jasa besar Anuspati. Beliau merupakan raja kedua dari Kerajaan Singasari yang memerintah kurang lebih selama 20 tahun (1227 hingga 1248).

Kematiannya disebabkan dibunuh oleh Panji Tohjaya.

Tohjaya atau Ken Umang melakukan pembunuhan kepada Anuspati sebagai bentuk perebutan tahta Kerajaan Singasari serta balas dendam atas kematian ayahnya, yakni Ken Arok. Kematian dari Anuspati ini banyak yang meyahkini sebagai kutukan dari Mpu Gandring.

9. Prasasti Manjurasari

Prasasi manjurasi juga teramasuk peninggalan dari Kerajaan Singasari yang berbentuk manuskrip yang dipahatkan pada bagian belakang Arca Manjurasi. Prasasti ini kurang lebih dibuat pada tahun 1342 yang pada awalnya ditempatkan pada Candi Jago dan sekarang ini disimpan di Museum Nasional Jakarta.

10. Prasasti Mula Walurung

Prasasti ini sebenarnya adalah piagam pengesahan atau penganugrahan dari Desa Mula dan Malurung untuk seorang yang bernama Pranjara. Bentuk prasasti ini adalah berupa tembaga yang dikeluarkan oleh Raja Kartanegara pada tahun 1255, sebagai raja muda di Kediri atas perintah ayahnya, yakni Wisnuwardhana Raja Singasari.

Semantar ditemukannya lagi 3 lempengan di sekitar tempat penjual pasar loakan yang tidak jauh dari temukannya lempengan sebelumnya. Semua lempengan yang ditemukan tersebut sekarang ini disimpan di dalam Museum Nasional Jakarta.

Selain dari 10 peninggalan yang sudah saya jelaskan diatas, ada lagi peninggalan dari Kerajaan Singasari lainnya, yakni sebagai berikut:

  • 11. Arca Ganesha
  • 12. Prasasti Kudadu
  • 13. Pemandian Suci
  • 14. Arca Amoghapasa
  • 15. Arca Prajnaparamita
  • 16. Prasasti Amoghapasa

Nah, mungkin hanya itu saja sedikit informasi yang saya berikan tentang peninggalan dari Kerajaan Singasari untuk sobat semuanya. Semoga bisa memberikan sedikit tambahan ilmu dan pengetahuan untuk Anda. Sekian dan salam dari penulis untuk Anda.

Killua Ibrahim
Killua Ibrahim

“Untuk menjadi seorang yang ahli, kau harus belajar lebih.”