Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

SIPINTAR.NET – Kerajaan besar yang pernah ada di Indonesia bercorak agama Hindu-Budha yang pusat pemerintahannya berada di Palembang, Sumatera, Indonesia. Kerajaan Sriwijaya sendiri berdiri sekitar tahun 683 hingga 1025 Masehi, yang kekuasaannya mencapai Sumatera, Jawa, Thailand, Kamboja dan Semenanjung Malaya.

Kerajaan Sriwijaya sendiri telah memberikan banyak pengaruh dengan kekuasaannya yang cukup besar dan membentang. Kerajaan ini terkenal dengan armada bahari atau ekonomi kelautan yang kuat, bahkan menjadi pusat pelabuhan untuk perdagangan.

Kerajaan Sriwijaya berada di masa puncak kejayaan sekitar abad ke-9 hingga 10 yang saat itu berhasil menguasai perdagangan di wilayah Asia Tenggara, Selat Sunda, dan Selar Malaka. Kemudian mengalami keruntuhan sekitar tahun 1025 ketika diserang oleh Rajendra Chola I dari koromandel.

Pada kesempatan kali ini, saya akan memberikan informasi tentang berbagai peninggalan dari Kerajaan Swirijaya untuk sobat semua.

Yuk langsung saja kita masuk ke pembahasan utama.

Candi Muaro Jambi

Peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang peratama adalah candi muaro Jambi yang terletak di Kabupaten Muaro Sebo, Provinsi Jambi, serta berada di samping Sungai Batang Hari. Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-11, dimana Kerajaan Sriwijaya berada dalam masa kejayaannya.

Candi ini bertempat di kompleks yang memiliki luas hingga 260 hektar dan merupakan kompleks terluas di Sumatera. Kompleks tersebut terdapat candi utama dan enam candi kecil lainnya.

Semua candi tersebut tersusun dengan rapi, dengan candi utama berbentuk kotak persegi panjang. Di bagian depannya terdapat susun tangga yang menjadi penghubung ke lantai paling atas.

Candi utama tersebut dibagi menjadi tiga bagian yakni bagian bawahnya berupa tumpukan batu dengan hiasan panel panjang. Untuk bagian atasnya ada bangunan serupa, akan tetapi ukurannya lebih kecil.

Sedangkan di bagian atas berupa altar kecil, tempat sembahyang, dan disekitar candi terdapat puluhan gundukan batu-batu yang diperkirakan bangunan tersebut juga berupa candi. Terdapat banyak benda bersejarah dari kompleks candi ini, misalnya perhiasan emas, koin dari Cina, arca perunggu dwarapala, gong perunggu, lumpang, dan pecahan gerabah.

Candi Muara Takus

Selain candi muaro jambi, ada juga peninggalan Kerajaan Sriwijaya lainnya, yakni candi muara takus yang terletak di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Candi ini pada zaman dulu digunakan sebagai tempat beribadatan umat Budha pada masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya.

Candi muara takus ini berbeda dengan candi-candi di Jawa yang terbuat dari batu sungai, namun candi ini dibuat dengan batu berukuran besar dan tebal.

Jenis tanah liat yang digunakan bahan pembuatan candi muara takus diperoleh dari Desa Pongaki, tidak jauh dari kompleks candi.

Bangunan candi muara takus dipengaruhi oleh unsur kebudayaan India yang pada bagian bawahnya berbentuk segi empat. Di bagian muka candi, terdapat seperti tangga menuju altar, sementara di bagian atasnya terdapat semacam stupa yang berbentuk silinder dengan tinggi mencapai 14 meter.

Di bagian puncak candi terdapat semacam menara dan di dalam kompleksnya terdapat empat candi lainnya, yaitu candi mahligai, candi tua, candi bungsu dan candi penguasa. Di bagian kompleks lainnya, ada banyak gundukan tanah yang diperkirakan dulunya digunakan sebagai tempat pembakaran jenazah.

Saat ini, kompleks candi muara takus digunakan sebagai tempat wisata sejarah dab difungsikan sebagai tempat penelitian arkeologi. Hal tersebut dikarenakan masih banyak peninggalan lain yang masih terkubur dibawah tanah dan belum digali

Candi Kota Kapur

Candi kota kapur adalah salah satu candi peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang cukup megah dan berkaitan erat dengan prasasti kota kapur. Candi ini dibangun untuk menghindari gangguan dari kapal-kapal perompak yang melewati sekitar daerah tersebut serta sering melakukan penyerangan.

Candi Biaro Bahal

Candi ini juga termasuk ke dalam peninggalan Kerajaan Sriwijaya jenis Budha dengan aliran Vajrayana yang berada di Desa Bahal, Padang Bolak, Portibi, Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara. Material candi biaro bahal ini terbuat dari batu bata mentah yang di bagian kaki candi terdapat hiasan berupa papan berkeliling dengan ukiran tokoh yaksa berkepala hewan yang sedang menari.

Wajah yaksa tersebut menggunakan topeng hewan seperti upacara di Tibet dan diantara papan tersebut terdapat hiasan berupa ukiran singa yang sedang duduk. Candi biaro bahal ini sangat cocok untuk dijadikan objek wisata apabila sobat semua sedang berkunjung ke Pulau Sumatera dengan keindahannya yang sangat mencolok.

Prasasti Ligor

Selain candi, ada juga peninggalan Kerajaan Sriwijaya lainnya berupa prasasti, salah satunya adalah prasasti ligor di kota Nakhon Si Thammarat, wilayah Thailand Selatan. Prasasti ini ditemukan sekitar tahun 77 Masehi, serta memiliki dua disisi yang diberikan nama sisi A dan sisi B.

Prasasti Karang Birahi

Prasasti lain dari peninggalan Kerajaan Sriwijaya adalah prasasti karang birahi yang ditemukan di daerah Karang Berahi, Provinsi Jambi. Prasasti ini sudah ada sekitar tahun 868 Masehi yang berisi tentang doa-doa kepada dewa dari rakyat Sriwijaya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat.

Prasasti Amoghapasha

Prasasti amoghapasha adalah prasasti peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya yang ditemukan di wilayah Jambi. Prasasti ini diperkirakan telah ada sejak tahun 1286 Masehi yang isinya menyebutkan sebuah hadiah yang diberikan oleh raja Kartanegara kepada raja Suwanabhumi.

Prasasti Leiden

Prasasti leiden juga termasuk ke dalam peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang ditulis menggunakan Bahasa Sansekerta dan Tamil. Prasasti leiden ini berisikan tentang hubungan baik antara dinasti Chola dan Tamil dengan dinasti Sailendra dari Sriwijaya, India Selatan.

Prasasti Kedukan Bukit

Prasasti ini ditemukan di kota Palembang yakni ibukota dari Kerajaan Sriwijaya yang ditemukan pada  tahun 683 Masehi. Prasasti ini menceritakan tentang Dapunta Hyang yang telah berhasil memakmurkan rakyatnya.

Dapunta Hyang sendiri dikenal sebagai seorang raja yang sangat ramah dan sangat mencintai rakyatnya

Prasasti Talang Tuwo

Prasasti peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya ini ditemukan oleh Residen Palembang pada 17 November 1920. Prasasti talang tuwo ini ditemukan di kaki Bukit Seguntang di tepi utara Sungai Musi yang berikan tentang doa bakti dan menunjukan evolusi agama Budha di Sriwijaya.

Prasasti Hujang Langit

Prasasti peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya ini ditemukan di Desa Haur Kuning, Provinsi Lampung yang menggunakan bahasa Melayu Kuno dan aksara Pallawa. Prasasti ini berisikan tentang pemberian tanah oleh Sima yang diperkirakan berasal dari tahun 997 Masehi.

Prasasti Telaga Batu

Prasasti telaga batu ini juga termasuk peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya yang ditemukan di sekitar Telaga Biru, Kecamatan Ilir Timur II, Kelurahan Ilir 3, Palembang. Prasasti berisikan tentang kutukan bagi mereka yang telah melakukan kejahatan di wilayah Sriwijaya serta keberadannya sama dengan prasasti Bukit yakni disimpan di Museum Nasional Indonesia.

Prasasti Palas Pasemah

Nama prasasti peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya ini diambil dari nama desa tempat ditemukannya, yakni Desa Palas Pasemah, Lampung Selatan. Tulisan pada prasasti ini menggunakan bahasa Melayu Kuno dan aksara Pallawa yang terangkai atas 13 baris kalimat.

Prasasti palas pasemah ini diperkirakan berasal dari abad ke-7 dan berisi tentang hukuman untuk orang yang tidak tunduk pada kekuasaan Kerajaan Sriwijaya.

Gapura Sriwijaya

Gapura Sriwijaya juga termasuk ke dalam peninggalan Kerajaan Sriwijaya dalam bentuk gapura yang terletak di Dusun Rimba, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan. Jumlah dari gapura ini terdiri dari 9 buah, namun gapura ini telah roboh sebab gempa, erosi dan gejala alam lainnya.

Prasasti Bukit Siguntang

Prasasti bukit siguntang ini juga menjadi bukti peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang ditemukan di kompleks pemakaman raja Sriwijaya. Prasasti ini menceritakan tentang peperangan yang menelan banyak korban jiwa, sebab banyak benda bersejarah lain yang ditemukan bersamaan dengan prasasti ini.

Prasasti Kota Kapur

Benda peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang terakhir adalah berupa prasasti yang bernama prasasti kota kapur yang ditemukan di Pulau Bangka bagian barat. Prasasti ini ditulis dengan menggunakan bahasa  Kuno dan Aksara Pallawa pada tahun 686 Masehi dan berisikan tentang harapan-harapan dari rakyat Kerajaan Sriwijaya.


Cukup itu saja pengetahuan yang dapat saya bagikan untuk sobat semua tentang peninggalan Kerajaan Sriwijaya mulai dari candi hingga prasasti. Semoga dengan adanya sedikit informasi ini bisa memberikan tambahan pengetahuan kalian dan cukup sekian serta salam dari penulis untuk sobat dimanapun Anda berada.

Killua Ibrahim
Killua Ibrahim

“Untuk menjadi seorang yang ahli, kau harus belajar lebih.”