Sejarah Candi Borobudur

SIPINTAR.NET – Candi Borobudur merupakan sebuah candi bercorak agama Budha yang terletak di kota Magelang, provinsi Jawa Tengah. Candi Borobudur juga menjadi salah satu candi atau kuil Budha terbesar di dunia.

Nah, oleh sebab itulah candi Borobudur menjadi salah satu warisan budaya yang diakui oleh UNESCO sebagai salah satu warisan kebudayaan dunia (world heritage) milik Indonesia.

Akan tetapi, apakah sobat sudah tau tentang sejarah candi Borobudur ini? Pada kesempatan ini akan saya jelaskan secara lengkap sejarah candi Borobudur beserta semua fakta-fakta yang ada di dalamnya. Oke sobat langsung saja kita simak

Sejarah Candi Borobudur

Candi Borobudur merupakan salah satu tempat bersejarah yang memiliki catatan sejarah yang cukup panjang. Candi Borobudur juga pernah menjadi salah satu dari tujuh warisan dunia sebelum digantikan oleh Pulau Komodo.

Candi Borobudur dibangun pada masa pemerintahan dinasti wangsa Syailendra, ketika banyaknya pengikut ajaran agama Budha Mahayana. Pada saat sekarang ini candi Borobudur menjadi salah satu tempat wisata yang sangat digemari oleh turis lokal ataupun manca negara.

Setelah mengetahui sejarah candi Borobudur secara singkatnya, selanjutnya kita masuk pada pembahasan yang lebih jelas candi Borobudur. Pertama-tama kita membahas tentang tata letak dari candi ini.

Letak Candi Borobudur

Setelah mengetahui sejarah candi Borobudur yang bersejarah, selanjutnya kita masuk pada letak dari candi ini. Candi Borobudur terletak di kota Magelang, Jawa Tengah. Lebih tepatnya letak candi Borobudur di Jalan Badrawati, Borobudur, Kota Magelang, Jawa Tengah. Candi Borobudur letaknya di tengah-tengah dan sangat strategis untuk menjadi tempat wisata.

Candi ini letaknya sekitar 100 km dari arah kota Semarang, jarak 86 km dari kota Surakarta dan berjarak 40 km dari Yogyakarta.

Asal-Usul Candi Borobudur

Istilah kata candi Borobudur sendiri berasal dari dua suku kata yaitu, bara dan budur. Pada kata tersebut artinya, bara memiliki arti kompleks biara dan budur yang memiliki arti atas. Jika dua kata ini digabungkan menjadi kata barabudur akan memiliki arti kompleks biara diatas.

Tidak jauh dengan namanya, candi Borobudur berada diatas sebuah bukit sebagai kompleks biara yang sangat megah. Tidak terdapat bukti yang valid tentang siapa sebenarnya yang membangun candi ini. Serta tidak ada bukti-bukti tertulis ataupun bukti lainnya yang menunjukan siapa pendiri candi Borobudur ini.

Ketika ditemukan, candi Borobudur diperkirakan bahwa dibangun antara tahun 750-800 Masehi.

Waktu pembangunan ini diprediksi berdasarkan perbandingan antara jenis aksara yang tertulis di bagian kaki tertutup Karmawibhangga. Jenis aksara yang digunakan candi Borobudur umumnya sama seperti yang digunakan pada prasasti kerajaan abad ke-8 dan ke-9 Masehi.

Berdasarkan itulah yang digunakan untuk memprediksi bahwa candi Borobudur dibangun pada masa kerajaan dinasti wangsa Syailendra di Jawa Tengah yang tepatnya pada tahun 760 hingga 830 Masehi.

Terletak diatas perbukitan tinggi, kompleks biara candi Borobudur melalui proses pembangunan dengan menghabiskan waktu sekitar 75 hingga 100 tahun lebih. Pembangunan candi Borobudur diperkirakan benar-benar selesai secara 100 persen ketika masa pemerintahan Raja Samaratungga pada tahun 825 Masehi.

Pendiri Candi Borobudur

Catatan sejarah masih belum bisa membuktikan siapa pendiri asli dari candi Borobudur. Berbagai catatan sejarah hanya memberikan informasi bahwa Candi Borobudur dibangun pada saat kejayaan dinasti wangsa Syailendra.

Meskipun dikenal sebagai candi yang bercorak agama Budha, namun sempat tidak ada kejelasan tentang candi Borobudur peninggalan agama apa, apakah agama Hindu atau Budha pada saat itu.

Dalam berbagai catatan sejarah, diketahui bahwa masyarakat pada masa dinasti Syailendra adalah penganut agama Budha bermadzab atau beraliran Mahayana yang taat. Meskipun demikian, dalam temuan yang didasarkan prasasti sojomerto menunjukan bahwa awalnya mereka mungkin beragama Hindu Siwa.

Pada Pulau Jawa sendiri terjadi banyak pembangunan candi Hindu di dataran Kadu. Misalnya, candi suci siwalangga yang tempatnya tidak jauh dari kawasan candi Borobudur. Walaupun terdapat pendapat seperti itu, candi Borobudur disepakati menjadi candi peninggalan kerajaan bercorak agama Budha.

Walaupun sejarah telah menyebutkan bahwa candi Borobudur sendiri dibangun ketika kurun waktu hampir bersamaan dengan dibangunnya candi-candi di dataran Prambanan. Meskipun candi Borobudur sendiri selesai sekitar tahun 825 Masehi.

Proses Pembangunan Candi Borobudur

Pada awalnya candi Borobudur adalah berupa rancangan stupa tunggal yang ukurannya sangat besar yang memahkotai bagian puncaknya. Namun setelah dipertimbangkan bahwa stupa akan terlalu besar dan berat akan beresiko membahayakan jika diletakkan di bagian puncak.

Akhirnya stupa tersebut dibongkar dan digantikan dengan tiga barisan stupa dengan ukuran yang lebih kecil dan juga satu stupa induk seperti saat ini. Keindahan dan besarnya candi Borobudur sendiri terbagi ke dalam 10 tingkat yang membentuk punden berundak.

Filosofi yang terkandung dalam bentuk 10 tingkat bangunan candi Borobudur adalah melambangkan tahap dan proses hidup manusia.  Candi ini juga memiliki enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat pelataran melingkar.

Dibagian dinding candi Borobudur juga dihiasi dengan kurang lebih 2.672 panel relief serta terdapat 504 arca Buddha. Stupa utama candi Borobudur yang paling besar terletak di tengah serta menjadi mahkota di puncak bangunan ini.

Stupa dibagian puncak tersebut dikelilingi oleh tiga barisan dari 72 stupa berlubang yang terdapat arca Buddha. Dengan gaya duduk bersila ditengah-tengah bunga teratai yang sempurna dengan mudra (sikap tangan) dharmachakra mudra (memutar roda dharma).

Situs sejarah candi Borobudur ini memiliki tahap-tahap pembangunan sebagai berikut :

1. Tahap Pertama

Tahap pertama pembangunan candi Borobudur dilakukan dengan meletakkan pondasi dasar bangunan candi. Sebab tidak tahu kapan pasti candi Borobudur dibangun, tahap awal pembangunan diperkirakan dimulai pada tahun 750-an Masehi.

Candi ini dibangun di atas kontur perbukitan tinggi. Pada bagian bukit yang paling puncak diratakan untuk membentuk pelataran datar yang luas.

Candi Borobudur menggunakan bahan dasar yang terbuat dari batuan andesit, namun tidak seluruhnya. Untuk dapat membentuk pondasi dasar candi Borobudur, tanah pada bagian bukit dipadatkan dan ditutup material struktur batu sehingga mirip cangkang yang membungkus bukit tanah.

Bagian bukit area candi Borobudur yang tersisa, ditutup dengan struktur batu lapis demi lapis. Candi Borobudur pada awalnya mempunyai rancangan bangunan yang sama persis dengan tingkatan bersusun piramida. Tetapi, susunan ini diubah dan diganti dengan rancangan tiga undakan pertama yang menutup struktur asli bangunan piramida yang diubah.

2. Tahap Kedua

Pada tahap kedua pembangunan, candi Borobudur tidak memakan banyak proses pembangunan yang lama. Hal ini dikarenakan pada tahap kedua ini hanya dilakukan proses penambahan dua undakan persegi, pagar langkan dan satu undakan melingkar.

Kemudian di bagian atasnya langsung dibangun sebuah stupa induk atau tunggal yang sangat besar. Stupa besar inilah yang kemudian menjadi mahkota pada puncak candi Borobudur.

3. Tahap Ketiga

Pada tahap ketiga rancangan bangunan candi Borobudur mengalami perubahan. Bagian undakan yang terletak di atas puncak dengan stupa induk yang memahkotai puncaknya dibongkar serta diganti menjadi tiga undakan lingkaran kecil. Pada bagian undakan ini kemudian stupa-stupa kecil dibangun berbaris dan melingkar.

Kemudian, pada pelataran undak-undakan tersebut, diletakkan stupa induk tunggal di tengah-tengahnya menjadi mahkota puncak yang baru. Adanya perubahan undak stupa ini disebabkan karena stupa lama terlalu besar dan berat serta beresiko, sehingga diganti tiga stupa kecil dan satu stupa induk.

Rancangan bangunan yang mengalami perubahan juga menyebabkan pondasi candi agak diperlebar dan diperluas. Lalu di kaki asli bangunan candi Borobudur juga dibangun kaki tambahan. Kaki tambahan ini berfungsi untuk menutup relief Karmawibhangga.

4. Tahap Keempat

Pada tahapan akhir pembangunan candi borobudur, yaitu tahap keempat pembangunan hanya dilakukan perubahan-perubahan kecil dan tahap penyelesaian bagian akhir (finishing).

Perubahan kecil pada candi Borobudur hanya bagian penyempurnaan relief, penambahan pagar langkan paling luar bangunan, perubahan tangga dan pelengkung atas gawang pintu serta juga pelebaran ujung kaki bangunan.

Ketika tahap-tahap perubahan kecil dan penyelesaian telah selesai, candi Borobudur pun selesai di bangun dan dapat berdiri hingga saat ini. Pembangunan candi Borobudur diperkirakan selesai secara total pada sekitar tahun 850 Masehi.

Penemuan Candi Borobudur

Dalam pembahasan tentang sejarah candi Borobudur ini, saya juga akan menjelaskan tentang tahap penemuan kembali candi Borobudur. Ketika tahap pembangunan candi Borobudur yang memakan hampir bahkan lebih 100 tahun lamanya, candi Borobudur sempat hilang karena tersembunyi dan terlantar selama berabad-abad lamanya.

Candi Borobudur ditemukan terkubur di dalam lapisan tanah dan debu vulkanik akibat letusan gunung berapi. Kemudian lama-kelamaan tanah tersebut ditumbuhi pohon dan semak belukar sehingga masyarakat tidak mengetahui bahwa bukit disekitar lingkungan mereka adalah kuburan candi raksasa.

Sebab karena saat itu candi Borobudur benar-benar menyerupai bukit pada umumnya.

Tidak diketahui secara pasti kenapa Borobudur ditinggalkan dan dibiarkan tidak terawat. Diprediksi antara tahun 928 sampai 1006 Masehi ketika Raja Mpu Sindok memindahkan ibu kota Kerajaan Medang ke kawasan Jawa Timur. Hal tersebut dilakukan karena adanya letusan gunung berapi menjadi faktor kenapa Borobudur ditinggalkan, meski hal ini juga belum pasti.

Candi Borobudur ditemukan kembali pada tahun 1814 Masehi. Penemuan ini ditemukan oleh pemerintahan Inggris di Jawa yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles yang memang memiliki ketertarikan pada sejarah dan kebudayaan Jawa.

Raffles dianggap sangat berjasa atas penemuan kembali candi Borobudur dan mulai menarik perhatian dunia atas keberadaan situs yang pernah hilang ini.

Kemudian sekitar pada tahun 1882 Masehi, bangunan candi Borobudur disarankan untuk segera dibongkar seluruhnya. Hal ini dilakukan untuk menyelamatkan relief maupun artefak yang tersisa karena banyaknya pencurian dan kondisi kurang stabil saat itu.

Pemugaran Candi Borobudur

Sejarah candi Borobudur berlanjut dengan adanya proses pemugaran. Sekitar tahun 1900 Masehi, pemerintah Hindia Belanda mengambil langkah menjaga kelestarian situs ini.

Kemudian dibentuklah komisi yang terdiri atas tiga pejabat untuk meneliti monumen ini yang terdiri dari seorang sejarawan seni bernama Brandes. Seorang insinyur dan tentara Belanda bernama Theodoor van Erp dan insinyur ahli konstruksi bangunan Departemen Pekerjaan Umum bernama Van de Kamer.

Pemugaran candi Borobudur dilakukan dengan memperhatikan banyak hal. Pemugaran yang dilakukan antara lain adalah perbaikan sistem drainase, pengaturan sudut bangunan, pemindahan batu yang membahayakan, penguatan pagar langkan pertama dan pemugaran beberapa relung, gerbang, stupa dan stupa utama.

Hal lain yang ditambahkan adalah pembuatan pagar halaman candi dan pembersihan kawasan. Pemugaran candi Borobudur dilakukan pada tahun 1907 hingga 1911 Masehi. Setelah kemerdekaan Indonesia, pemerintah juga beberapa kali melakukan pemugaran meski berskala kecil.

Sekitar pada akhir 1960-an, pemerintah Indonesia telah mengajukan permintaan kepada masyarakat internasional untuk pemugaran besar-besaran demi melindungi monumen ini. Pemerintah bekerjasama dengan UNESCO untuk mengambil langkah perbaikan secara  menyeluruh. candi Borobudur merupakan salah satu proyek besar yang dimulai sejak tahun 1975 sampai tahun 1982.

Setelah renovasi selesai, tepatnya pada tahun 1991, UNESCO kemudian memasukkan situs candi Borobudur ke dalam daftar situs warisan dunia dan masuk dalam kriteria Budaya.

Relief Candi Borobudur

Candi Borobudur memiliki relief indah bernuansa naturalis yang menggambarkan cerita kehidupan manusia.  Relief-relief ini terdapat pada bagian kaki candi dan dinding-dinding candi. Hanya di bagian tingkat teratas candi yang tidak mempunyai relief.

Relief-relief ini tidak dibuat hanya sekedar dasar keindahan, tetapi memiliki sisi cerita yang dapat memberikan pengajaran pada manusia. Dari mulai bagian paling bawah hingga berada di dinding. Berikut ini relief-relief yang ada di Candi Borobudur.

1. Karmawibhangga

Relief ini terletak di bagian kaki candi Borobudur, namun, kini hanya bisa dilihat di bagian tenggara yang terbuka atau di museum Karmawibhangga di sisi utara candi. Relief ini menceritakan tentang hukum karma di dunia manusia.

Pada penggambaran reliefnya menunjukkan berbagai peristiwa tentang perilaku manusia dan akibat atau karmanya. Tidak hanya menggambarkan karma buruk bagi manusia yang berperilaku negatif. Relief ini juga menggambarkan balasan pahala bagi manusia yang berbuat baik.

2. Jataka dan Awadana

Relief Jataka menceritakan kisah sang Budha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Siddharta. Relief Jataka menonjolkan cerita perbuatan-perbuatan baik dan sikap rela berkorban dan kegemaran menolong sang Bodhisattva. Sifat tersebutlah yang membuatnya berbeda dari makhluk lain.

Sedangkan relief Awadana hampir sama dengan Jataka, hanya saja tokoh dalam cerita relief tersebut bukan Sang Bodhisattva melainkan orang lain. Cerita itu ada juga di dalam kitab Dwiyawadan yang memiliki arti perbuatan mulia kedewaan.

3. Gandawyuha

Gandawyuha adalah relief yang menghiasi lorong ke-2 dalam cerita Sudhana dalam perjalanan tanpa mengenal lelah demi mendapatkan pengetahuan tertinggi. Selain itu relief Gandawyuha  ini menceritakan kebenaran sejati oleh Sudhana.

4. Lalitawistara

Relief ini letaknya berederet dari tangga sisi sebelah selatan setelah melalui deretan 27 pigura relief dari bagian timur. Relief lalitawistara ini menggambarkan tentang riwayat kehidupan Buddha walaupun kurang lengkap.

Relief ini menceritakan lahirnya sang Budha, kehidupannya sebagai pangeran Siddharta. Selain itu juga, relief ini berakhir dengan penggambaran terkait dharma.

Mitos Dan Cerita Candi Borobudur

Candi Borobudur sebagai salah satu situs bersejarah di Indonesia, terkenal juga akan berbagai mitonya yang menyebar dikalangan wisatawan. Sebagian orang juga tertarik untuk membuktikan berbagai mitos yang ada. Berikut ini mitos yang berkembang di kawasan candi Borobudur.

1. Kunto Bimo atau Pengabul Harapan

Salah satu mitos yang paling populer tentang candi Borobudur adalah mitos kunto bimo. Mitos ini berkaitan dengan perilaku menyentuh patung Budha yang berada di dalam stupa yang disebut kunto bimo. Cerita yang beredar adalah siapa saja yang dapat memegang bagian tertentu pada patung Budha di dalamnya akan terkabul keinginan dan impiannya.

Untuk laki-laki, syaratnya dapat memegang kelingking atau jari manis Buddha. Sedangkan untuk perempuan harus berusaha memegang bagian jari kaki patung Budha tersebut.

Meskipun kelihatannya terlihat mudah, akan tetapi pada faktanya banyak orang yang gagal dan tidak berhasil memegang bagian-bagian tersebut.

2. Mitos Singa Urung

Selain dari mitos kunto bimo, terdapat juga mitos tentang barang siapa saja yang memegang arca hewan harimau di sisi kiri dan kanan tangga masuk candi Borobudur, maka kesialan akan menanti.

3. Sosok Pencipta Candi Menjelma Jadi Gunung

Terdapat sebuah legenda yang menceritakan arsitek candi Borobudur adalah seorang bernama Gunadharma. Setelah selesai membuat Candi Borobudur, Gundharma ini di ceritakan menjelma menjadi sebuah gunung bernama gunung Manoreh.

Gunung Manoreh terletak di dekat candi Borobudur dan jika sekilas dilihat, bentuknya menyerupai seorang manusia.

4. Candi Borobudur adalah Jam Raksasa

Bentuk stupa besar di puncaknya serta dikelilingi beberapa tingkatan stupa kecil. Konon ceritanya candi Borobudur sejatinya adalah sebuah jam raksasa pada masanya. Untuk mitos yang satu ini, banyak terdapat bukti yang ada. Misalnya relief bergambar bintang hingga posisi simetris mengikuti arah matahari.

Fakta Unik Candi Borobudur

Candi Borobudur yang menjadi salah satu situs warisan dunia milik Indonesia, mempunyai berbagai fakta menarik dan unik. Hal inilah yang menjadikan Borobudur menjadi tempat yang sangat banyak dikunjungi wisatawan mancanegara.

Berikut ini beberapa fakta menarik tentang candi Borobudur.

1. Bagiannya Tersebar di Seluruh Dunia

Walaupun terletak di Indonesia, relief candi Borobudur tersebar di museum seluruh dunia. Banyak berbagai potongan candi yang tidak tau asal mulanya bisa terpajang di Museum Nasional Bangkok hingga Museum Louvre di Paris.

2. Berada Sejajar dengan Candi Lain

Fakta tentang candi Borobudur selanjutnya adalah letaknya yang sejajar dengan candi lain. Candi Borobudur ternyata letaknya sejajar dengan candi Pawon, serta candi Mendut.

Ternyata, ketiga candi tersebut juga memiliki kesamaan corak yakni corak Budha Mahayana.

3. Dibangun Tanpa Semen

Fakta yang paling unik adalah candi Borobudur pembangunannya tidak menggunakan semen. Tetapi di bangun dengan menggunakan bebatuan murni dan juga ditambah berbagai ilmu pengetahuan.

Struktur dari bangunan candi Borobudur dibangun tanpa menggunakan semen seperti sekarang, bangunan candi memiliki rumus saling mengunci balok satu sama lain, terhitung canggih pada masanya.

4. Tempat Wisata Orang Terkenal

Candi Borobudur juga telah berhasil menarik minat tokoh-tokoh terkenal dunia. Seperti Presiden Ukraina, petenis Maria Sharaphova, pendiri facebook , Mark Zuckerberg serta mantan presiden Amerika Serikat, Barack Obama pernah mengunjungi candi Borobudur bersama keluarganya.

Candi yang memiliki segudang cerita sejarah dan pesona, menjadikan Borobudur warisan yang harus kita lestarikan dan kita rawat bersama. Candi Borobudur merupakan salah satu wisata yang tidak akan mengecewakan untuk anda kunjungi.

5. Kuil Buddha Terbesar di Dunia

Berdasarkan catatan Guiness World Records, Candi Borobudur merupakan situs kuil Buddha terbesar di dunia karena mempunyai luas 15.129 meter persegi, tinggi 42 meter, Panjang 1 kilometer dan bertingkat 10 serta memiliki jumlah stupa 72 buah.


Mungkin itulah sedikit penjelasan saya tentang sejarah candi Borobudur serta asal-usul, letak, pendiri, pembangunan, dan pemugaran yang dapat saya bagikan kepada sobat semua. Tak ketinggalan juga berbagai fakta menarik dan mitos yang berkembang tentang Candi Borobudur.

Semoga dengan penjelasan ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan tentang budaya bangsa kita Indonesia. Apabila terdapat kekurangan informasi mohon di maklumi ya sobat, sebab itu datangnya dari keterbatasan ilmu yang saya miliki. Cukup sekian dan salam dari penulis.

Killua Ibrahim
Killua Ibrahim

“Untuk menjadi seorang yang ahli, kau harus belajar lebih.”