Senjata Tradisional Bangka Belitung

SIPINTAR.NET – Seperti di daerah lainnya, Bangka Belitung juga mempunyai ciri khas pada hal tertentu. Ciri khas bangka belitung tidak hanya keindahan pantai atau kandungan bumi yang dapat menghasilkan timah saja.

Ternyata Bangka Belitung memiliki senjata tradisional yang memiliki keunikan dan karakteristik tersendiri. Senjata tradisional tersebut mempunyai kisah dan riwayat yang panjang pada masa lalu.

Nah, berikut ini kami akan ulas mengenai macam-macam senjata tradisional Bangka Belitung, kira-kira apa saja ya? Simak selengkapnya:

Macam – Macam Senjata Tradisional Bangka Belitung

Senjata tradisional Bangka Belitung dulu hanya digunakan untuk perang antar kerajaan dan juga untuk melawan para penjajah. Namun, kini senjata tradisional Bangka Belitung mulai digunakan hanya untuk kepentingan sehari-hari.

Provinsi penghasil timah ini mempunyai 3 jenis senjata tradisional yaitu, parang, kedik dan siwar. Masing-masing senjata mempunyai ciri khasnya masing-masing, berikut penjelasan lengkapnya:

1. Siwar

Senjata Siwar merupakan salah satu senjata tradisional Bangka yang bentuknya hampir mirip dengan golok. Namun, bila dilihat dari ukurannya siwar ada yang bentuknya panjang dan pendek.

Senjata siwar panjang hampir menyerupai senjata Mandau yang terdapat di Kalimantan Barat. Namun, perbedaannya yaitu tidak bengkok. Bentuk siwar rata, lurus, pipih dan juga ringan jika diayunkan.

Senjata siwar sengaja dirancang dengan bentuk segi panjang, ukuran dan berat menyesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu, senjata siwar memiliki keistimewaan yaitu belum siwar panjang yang sengaja dirancang dengan memiliki dua mata tajam seperti silet.

Senjata siwar yang dirancang khusus seringkali digunakan dalam pertempuran, contohnya pertempuran kemerdekaan Indonesia. Selanjutnya yaitu senjata siwar pendek. Panjang senjata tradisional siwar pendek memiliki ukuran yang sama dengan belati ataupun keris.

Jenis siwar pendek ini dibuat khusus untuk menikam lawan dalam pertarungan jarak dekat.  Siwar ini sangat tajam dan memiliki ketebalan yang tipis, bagian tengahnya memiliki lengkung yang berfungsi untuk merobek lawan.

Pada zaman dulu, jenis siwar pendek ini dipakai oleh para pendekar Bangka Belitung sebagai senjata rahasia yang dikeluarkan saat terdesak dalam pertarungan jarak dekat.

2. Parang Badau

Senjata Parang merupakan salah satu senjata tradisional yang memiliki bentuk yang khas seperti layar kapal. Dalam kegiatan sehari-hari, senjata ini biasa digunakan sebagai alat untuk menebas semak belukar.

Parang terlihat seperti golok tapi memiliki perbedaan yang terletak pada ujungnya yang lebar & cenderung berat. Dan mempunyai fungsi untuk memotong dan menebas sasarannya dengan cepat.

Selain itu, bobot pada ujung parang berguna untuk meningkatkan kekuatan saat dipakai. Saat mengayunkannya dapat memberikan tekanan pada penggunanya sehingga lebih kuat menancap tajam.

Parang sendiri memiliki panjang 40 cm yang mampu digunakan untuk menebang pohon. Dalam keadaan mendesak, masyarakat Bangka Belitung biasa juga menggunakan parang sebagai senjata perkelahian jarak pendek.

Saat ini bentuk parang di pasaran tidak seotentik sebagai mestinya. Di Bangka Belitung, parang jenis Badau ini dibuat khusus untuk orang-orang tertentu saja. Orang-orang yang biasanya mempunyai kedudukan dan dihormati.

Dimanapun tempatnya senjata tradisional selalu dihubungkan dengan hal-hal yang berbau mistis. Begitupun dengan senjata tradisional Bangka Belitung ini. Parang sudah layaknya keris yang mengandung unsur klenik.

Apabila di Belitung parang kenal dengan jenis Badau. Namun, di daerah Bangka parang dikenal dengan sebutan parang Belitung. Sama halnya dengan parang Badau, parang Belitung juga diyakini oleh masyarakat setempat memiliki mistis didalamnya.

Produksi parang di Belitung ini dinyatakan oleh W.S Stapel pada tahun 1938 dalam bukunya yang berjudul “Aanvullende Gegevens Geschiedenis Billiton”. Dia mengungkapkan bahwa hasil dagang utama dari pulau Belitung adalah besi, perkakas besi, beras & dammar.

Lebih kuat lagi ia mengungkapkan bahwa hubungan dagang antara Batavia dan Belitung bertahan cukup lama, yaitu selama 25 tahun. Tercatat dalam kurun waktu tersebut sering mengirimkan tongkang bersama awak kapal berisi 10.000 muatan kapak & parang.

Selama 25 tahun hubungan dagang itu ternyata sudah lebih dari 7 bengkel pandai besi yang memproduksi parang di desa Badau. Dengan adanya bengkel pandai besi inilah yang menjadi sejarah pengerjaan logam di Bangka Belitung.

Pada tahun 2015 senjata tradisional Bangka Belitung parang tersebut menginspirasi TNI AL untuk memberi nama Kapal Rudal Cepat (KRC-40), yaitu KRI Parang-647. Pemberian nama ini bertujuan untuk menghayati nilai-nilai nasionalisme para pahlawan yang berjuang melawan penjajah menggunakan senjata parang selain bambu runcing.

3. Lengkong

Senjata Lengkong merupakan salah satu senjata tradisional yang memiliki bentuk mirip dengan sabit ataupun celurit dari Madura. Yang membedakannya ialah lekukan celurit ataupun sabit pada bagian tengah terlihat sangat cekung dan bersudut tumpul.

Bagian ujung dari celurit pula sangat tajam. Sebaliknya lengkong bangka bisa sobat amati di atas. Lekukan pada bagian tengah bersudut lancip.

Lengkong digunakan untuk pertempuran tidak sering dekat. Sama semacam celurit, sasaran utama nya merupakan menyabet badan musuh paling utama tangan dan kepala dan bagian kaki. Sehingga musuh tidak bisa bergerak untuk memakai senjata miliknya.

Namun, saat ini, lengkong bergeser guna jadi perlengkapan pertanian untuk menebas ilalang ataupun menyabet padi dan gulma tumbuhan liar.

4. Kedik

Senjata Kedik merupakan senjata tradisional yang masuk jenis senjata tajam dan biasanya digunakan masyarakat Bangka Belitung untuk kebutuhan alat pertanian.

Masyarakat Bangka Belitung biasanya menggunakan senjata kedik dalam perkebunan, contohnya pada perkebunan tumbuh-tumbuhan. Pada umumnya, senjata kedik ini memiliki bentuk yang hampir sama dengan senjata tradisional lainnya yang ada di Pulau Sumatera.

Dalam penggunaan senjata kedik Bangka Belitung, pengguna harus jongkok dan bergerak mundur atau menyamping. Cara penggunaan senjata ini dengan cara diletakkan pada tanah dan ditarik ke belakang. Hal ini bertujuan agar lebih efektif untuk membersihkan rumput liar disekitar perkebunan.

Fungsi lain dari senjata ini ialah sebagai alat untuk mempertahankan diri dari serangan musuh, yaitu sebagai senjata adat pada acara adat, dan juga digunakan sebagai senjata tradisional masyarakat dalam berkebun. Hal itu bertujuan untuk meringankan beban masyarakat dalam berkebun.

Senjata kedik ini, kebanyakan masyarakat Bangka Belitung dikenal dengan senjata tradisional parang Bangkok.  Karena perkebunan lada di Belitung sangat banyak sekali, maka senjata kedik biasanya digunakan masyarakat untuk merawat perkebunan lada.

Cara penggunaan senjata ini yakni dengan cara meletakkan di atas tanah dan memangkas berbagai jenis rumput liar atau ilalang yang tumbuh di perkebunan.

Terlebih lagi, pada zaman dahulu masih belum ada mesin pembersih rumput yang dapat digunakan. Dengan adanya senjata kedik yang memiliki berbagai fungsi, tentunya akan sangat membantu masyarakat setempat.

Masyarakat Bangka Belitung sangat terbantu dengan adanya senjata ini. Karena sangat banyak sekali rumput liar yang mengganggu pertumbuhan lada. Senjata ini hanya bisa digunakan untuk membersihkan jenis rumput yang kecil atau jenis rumput yang tumbuh dengan akar yang dangkal.


Demikianlah penjelasan mengenai macam-macam senjata tradisional Bangka Belitung. Semoga bisa di jadikan sebagai referensi dan dapat menambah wawasan agar lebih paham mengenai sejarah senjata tradisional yang ada di Indonesia.

Semoga dengan adanya artikel ini bisa bermanfaat untuk yang membaca. Terima Kasih.

Killua Ibrahim
Killua Ibrahim

“Untuk menjadi seorang yang ahli, kau harus belajar lebih.”