Senjata Tradisional dari Kalimantan Selatan

Senjata Tradisional Kalimatan Selatan – Kalimatan Selatan adalah salah satu provinsi yang terdapat di Pulau Kalimantan ibu kotanya yaitu di Banjarmasin. Ada tempat bersejarah yang bisa kita kunjungi di Kalimantan Selatan, diantaranya adalah museum Lambung Mangkurat yang berada di kota Banjarbaru.

Yang mana disitu banyak benda bersejarah di museum tersebut, mulai dari benda-benda peninggalan zaman Hindu, mata uang kuno hingga beraneka ragam senjata yang digunakan masyarakat Banjar untuk berperang melawan penjajah Belanda.

Pada zaman dahulu juga senjata-senjata tradisional digunakan untuk berperang atau untuk keperluan hidup sehari-hari. Beberapa dari senjata tradisional itu sampai saat ini dapat dijumpai, namun dengan seiring berjalannya waktu eksistensi keberadaannya mulai menghilang di gerus zaman.

Maka dari itu, berikut ini merupakan beberapa senjata tradisional Kalimantan Selatan yang telah dirangkum secara ringkas dari beberapa sumber. Selamat Membaca.

Senjata Tradisional dari Kalimantan Selatan

1. Senjata Mandau

Senjata  Mandau merupakan salah satu senjata tajam jenis parang yang bertangkai pendek. Senjata ini menjadi identitas dan senjata utama masyarakat Dayak di samping senjata jenis parang yang lainnya.

Biasanya Suku Dayak yang menghuni pulau Kalimantan memiliki beberapa jenis senjata tajam berjenis parang yang dibagi menjadi dua jenis, yaitu senjata Dayak pedalaman dan Dayak pesisir

  • Jenis senjata Dayak Pedalaman adalah parang Dayak pedalaman, yaitu Parang Ilang atau mandau, Parang Pandat, dan Parang Latok. Senjata ini memiliki ciri-cirinya yakni ujung bilah lebih lebar dibanding bagian dekat hulu. Bilah parang berbentuk lurus, condong ke depan, dan membentuk sudut antara 30 sampai 45 derajat pada titik pertemuan antara hulu dan bilah. Ciri tersebut hanya terlihat pada Parang Pandat dan Parang Latok, tidak pada Mandau.
  • Jenis senjata Dayak Pesisir adalah parang Dayak pesisir yang terbagi ke dalam empat tipe yang berbeda, yaitu Naibor, Langgai Tinggang, Jimpul & Pakayun. Parang jenis ini berbeda dengan parang Dayak pedalaman. Ciri umum parang ini ialah, bentuk bilahnya melengkung ke depan.

Pada bagian hulu terdapat sangkutan yang membentuk huruf “L” dengan bermacam-macam variasi. Dan memiliki fungsi yaitu untuk menahan pegangan agar parang tidak terlepas saat diayunkan.

Bilah mandau terbuat dari baja yang dipasang pada pegangan atau hulu dari tanduk ataupun kayu. Bilah mandau sendiri memiliki panjang sekitar 22 inci. Mandau sendiri hanya memiliki satu sisi bagian yang tajam, yaitu bagian depan yang berbentuk sedikit bengkok. Sedangkan bagian punggung tumpul & sedikit cekung.

2. Senjata Parang

Parang merupakan sebuah senjata banyak ditemukan ataupun dijumpai di daerah Nusantara Indonesia. Senjata adat Kalimantan Selatan ini dibuat dari besi dengan bentuk pipih dan salah satu bilah sisinya tajam. Pada umumnya gagang parang yang berguna sebagai pegangan ketika digunakan dibuat dari kayu.

Di Kalimantan Selatan sendiri, parang yang terkenal ialah Parang Nabur. Memiliki panjang senjata ini mencapai 75 cm. Gagangnya terbuat dari kayu pilihan. Bentuk senjata ini sangat dipengaruhi oleh ciri khas pisau Eropa yang berpadu harmonis dengan agama Islam.

Sekilas, pedang ini hampir sama dengan pedang pendek yang dibawa oleh angkatan laut Belanda. Kegunaannya pun parang beragam. Selain berfungsi sebagai senjata, parang juga digunakan sebagai alat rumah tangga, alat pertanian, alat perburuan dan lain sebagainya.

3. Senjata Keris Banjar

Senjata Keris Banjar merupakan salah satu senjata tradisional Kalsel yang berupa keris. Perbedaan keris yang ada di pulau Sumatera dan Jawa dengan keris Kalsel ini terletak pada jumlah luk nya. Kalau di Kalsel ada dua jenis keris yang terkenal, yaitu keris Banjar & Bujak Beliung.

Keduanya terbuat dari besi, perak dan emas. Senjata ini memiliki panjang mencapai 30 cm. Keris banjar cenderung terlihat tidak mempunyai luk. Sedangkan, keris Bujak Beliung memiliki beberapa luk. Dan biasanya kedua keris ini digunakan untuk penjagaan diri & pertempuran jarak dekat.

4. Senjata Lanting Kotamara

Lanting Kotamara merupakan salah satu senjata tradisional Kalimantan Selatan dan menjadi benteng terapung yang digunakan untuk melawan kapal perang Belanda di perairan Sungai Barito. Sebuah kearifan lokal luar biasa yang memanfaatkan kayu hutan Kalimantan sebagai sumber kekuatan perang.

Dindingnya pun berlapis-lapis sehingga sulit untuk ditembus peluru pistol, bedil, ataupun peluru meriam Belanda. Tujuan dibuatnya Kotamara ini memang untuk menahan serangan penjajah Belanda.

Benteng ini terapung di sungai Barito. Selain untuk alat pertahanan, Kotamara juga digunakan sebagai alat perlawanan. Hal ini dibuktikan dari keseriusan masyarakat Kalsel yang menempatkan meriam dan lila pada Kotamara.

Dilihat dari sejarah yang tercatat, benteng apung ini telah berhasil digunakan 2 kali peperangan, yaitu perang Onrust pada Desember 1859 dan perang Cipanas pada Juli 1859.

5. Senjata Sarapang

Senjata Sarapang merupakan sebuah senjata tradisional yang berbentuk tombak yang bermata tiga, namun di Kalimantan Selatan, senjata ini di belah menjadi lima bagian dan pada sebagai ujungnya diruncingkan.

Untuk menguatkan fungsinya sebagai tombak, sebatang bambu/kayu yang panjang disematkan dan di eratkan dengan sebuah salut dari kuningan ataupun besi.

Sarapang biasanya digunakan masyarakat Kalimantan Selatan sebagai sarana berburu ataupun menangkap ikan-ikan besar.

6. Senjata Riwayang

Senjata Riwayang merupakan sebuah senjata yang memiliki berbentuk seperti tombak yang terdapat bait. Tombak ini terbilang unik dengan tali terpasang di tengah gagangnya.

Cara menggunakan senjata ini yaitu dengan melemparkan riwayang seperti lembing, saat mengenai target riwayang ditarik menggunakan tali yang sudah terpasang. Senjata ini sangat berguna untuk menangkap ikan. riwayang yang terkenal di Kalsel adalah riwayang tauman.

7. Senjata Wasi

Senjata Wasi merupakan senjata tradisional yang tersmasuk belati pisau kecil yang tajam berbahan dasar logam. Wasi juga sangat umum dimiliki oleh masyarakat Banjar. Etnis ini menggunakan wasi sebagai senjata pertahanan diri.

Bentuk dari senjata ini tidak terlalu panjang. Fungsi wasi ini adalah digunakan untuk alat tikam. Namun, senjata ini bisa juga dibawa untuk berkebun. Karena keunikan dan kesakralan Wasi, senjata ini juga menjadi benda pusaka sejarah masyarakat dayak. Senjata ini juga memiliki beberapa bentuk wasi yang populer di kalsel seperti Raja Tumpang, Belitung, Asu dan Herder.

8. Senjata Sungga

Senjata Sungga merupakan salah satu senjata tradisional Kalimantan Selatan yang digunakan masyarakat ketika terjadinya Perang Banjar di daerah Benteng Gunung Madang, Kandangan, Hulu Sungai Selatan.

Senjata ini dipasang di bawah jembatan yang berfungsi sebagai jebakan, sehingga bila dilewati oleh musuh (tentara Belanda), maka jembatan ini akan runtuh dan musuh tertancap pada sungga tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa senjata ini merupakan sebuah senjata bersejarah yang erat kaitannya dengan perjuangan para pahlawan bangsa Indonesia khususnya daerah Kalimantan Selatan pada masa silam.


Demikianlah pembahasan mengenai Senjata Tradisional Kalimantan Selatan yang bisa dijadikan bahan referensi dan menambah wawasan kita semua. Semoga dengan adanya artikel ini bisa bermanfaat bagi yang membaca. Terima Kasih.

Killua Ibrahim
Killua Ibrahim

“Untuk menjadi seorang yang ahli, kau harus belajar lebih.”