Senjata Tradisional Kalimantan Tengah

Senjata Tradisional Kalimantan Tengah – Kalimantan Tengah merupakan sebuah nama provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan yang ibu kotanya bernama Palangkaraya.

Selain itu, Kalimantan Tengah menjadi provinsi terbesar di pulau kalimantan yang luasnya sekitar 253.800 km, dan uniknya sebagian besar wilayahnya adalah hutan.

Kalimantan Tengah juga memiliki berbagai macam wisata alam, seni, budaya, dan kulinernya. Selain itu, ada salah satu tempat yang wajib dikunjungi bagai para wisata yaitu museum Balanga Palangkaraya.

Museum Balanga banyak sekali menyimpan benda-benda bersejarah, salah satu peninggalan bersejarah yang tak lain adalah senjata tradisional Kalimantan Tengah seperti sumpit, duhung, mandau dan saber.

Nah, berikut ini kami akan membahas mengenai macam-macam senjata tradisional Kalimantan Tengah beserta gambar dan penjelasannya secara lengkap, yuk simak selengkapnya.

Macam – Macam Senjata Tradisional Kalimantan Tengah

Negara kita Indonesia memiliki beragam macam senjata tradisional sendiri-sendiri di setiap wilayahnya.

Nah senjata tradisional milik Kalimantan Tengah memiliki keunikan yang perlu untuk diketahui, berikut ini beberapa macam senjata tradisionalnya:

1. Senjata Tradisional Mandau

Senjata Mandau merupakan salah satu senjata tradisional Kalimantan Tengah yang digunakan oleh Suku Dayak. Mandau sendiri berasal dari bahasa Dayak Kalimantan yakni “Man” yang artinya “kuman” yang artinya “makan” dan dibentuk dari kata “do” singkatan dari kata “dohong” yakni pisau belati yang berasal dari Kalimantan Tengah yang secara harfiah memiliki arti “Makan Dohong“.

Maksudnya ialah karena sejak senjata mando menjadi populer di kalangan masyarakat Kalimantan Tengah, dohong yang merupakan senjata pisau terawal milik Dayak Ngaju kal-teng menjadi kalah populer atau tergerus kalah oleh mando.

Mandau atau mando adalah senjata khas dari kalimantan, yang lebih tepatnya sebagai senjata dari suku Dayak. Senjata ini mirip dengan senjata parang dengan ukuran panjang sekitar 1/2 meter.

Senjata ini hampir mirip seperti parang, namun tentu saja di keduanya memiliki perbedaan, Mandau terdapat ukiran-ukiran dibagian bilahnya yang tidak tajam.

Dalam senjata ini juga ditambahi lubang-lubang yang di ditutup dengan kuningan atau tembaga yang bermaksud memperindah bilah mandau.

Masyarakat indonesia sendiri biasanya mengenal senjata ini dengan sebutan Mandau. Namun, bagi masyarakat Dayak sebutan untuk benda ini bisa bermacam-macam dalam penyebutannya.

Adapun 5 kelompok suku Dayak dengan penyebutan yang berbeda-beda.

  • Disebut Dongt bagi suku Dayak tanjung.
  • Ekeq bagi Dayak benuaq.
  • Edog/Baliuu bagi Dayak Bahau.
  • Loboq bagi Dayak tanjung dan Benoaq.

Berikut ini merupakan macam-macam mandau berdasarkan model atau berdasarkan bentuk bilahnya, antara lain:

  • Mandau Bawing Butung : ialah jenis mandau yang sudah dilengkapi gagang model “Pulang Kayuh”
  • Mandau Hatuen Balui : ialah jenis mandau yang menggunakan gagang model “Pulang Kayu”
  • Mandau Bawin Balui : ialah jenis mandau yang menggunakan gagang model “Pulang Kayuh”
  • Mandau Bawin Buhu, ialah bertatah yang merupakan sebuah lubang diisi kuningan, emas atau tembaga, tiga baris bagian ujung mandau diberi ukiran dan model gagang jenis mandau ini “Pulang Kayuh Neneng”
  • Mandau Butung Bahun Badulilat : jenis mandau yang bilahnya paling mahal dibanding yang lain
  • Mandau Birang : jenis mandau ini merupakan jenis yang paling sederhana diantara mandau lain, polos dan tanpa tatah. Model gagang jenis mandau ini “Kamau”

Ciri Ciri Mandau

Adapun ciri-ciri senjata Mandau yang bisa harus kalian ketahui berikut ini:

  • Isin atau Loneng

Isin atau loneng merupakan salah satu ciri senjata mandau yang dibuat dari logam campuran, lalu diolah dengan tempaan pandai besi. Biasanya senjata mandau dibuat dari biji besi dengan panjang sekitar 50 cm, lebar ujung sekitar 5 cm, lebar pangkal 2 cm & berat 335 gram.

Isin atau loneng sendiri terdiri dari dua sisi utama yaitu bagian bawah sangat tajam dan bagian punggung tumpul. Isin semakin ke ujung akan semakin lebar dan pangkalnya dipasangi ukiran indah.

  • Pulang atau Hulu

Pulang/Hulu merupakan salah satu ciri senjata Mandau yang  biasanya terbuat dari tanduk kerbau atau tanduk rusa, namun ada juga yang terbuat dari kayu pilihan.

Senjata ini memiliki ciri unik yaitu bentuknya hampir sama dengan kepala naga dan ada yang menyerupai tanduk rusa atau tanduk kerbau.

Pada pangkalnya, banyak dihiasi dengan ukiran motif dayak yang sesuai dengan suku pemiliknya. Ujung pulang atau hulu mandau menyatu dengan mandau yang dihiasi cincin.

  • Sarukng

Sarukng sendiri memiliki fungsi untuk melindungi bilah dan mempermudah saat dibawa. Sarukng atau kumpang dibuat dari bahan kayu yang dihiasi dengan ukiran.

Kumpang dihiasi dengan anyaman rotan yang disebut tempuser atau pusat belanak. Selain itu,pada kumpang terdapat semacam kantong yang terbuat dari pelepah pinang atau kulit kayu sebagai sarukng anak senjata mandau.

2. Senjata Tradisional Duhung

Senjata Duhung merupakan salah satu senjata tradisional dari suku dayak yang dipercaya sebagai senjata tertua yang terdapat di suku Dayak. Pemilik awal senjata duhung ini bukanlah orang biasa,akan tetapi mereka merupakan para raja-raja dan leluhur orang dayak.

Senjata adat duhung memiliki ukuran sekitar 50 sampai 75 cm yang digunakan sebagai alat untuk bercocok tanam & alat untuk berburu. Menurut perkembangannya, saat ini senjata duhung tidak lagi digunakan sebagai senjata lagi. Namun senjata adat duhung dipakai sebagai benda pusaka yang disimpan & dipajang.

Senjata Duhung ini memiliki bentuk yang hampir sama seperti tombak, dengan ukuran panjang antara 50-75 cm. Di bagian mata tombaknya, terdapat bilah yang tajam pada kedua sisinya. Dan biasanya, senjata ini  dibawa oleh masyarakat suku Dayak dengan cara diselipkan di bagian depan pinggang.

Menurut para tetua suku Dayak Kalimantan, Duhung harus selesai dibuat dalam hari hitungan ganjil, karena diyakini segala hal ini kemudian akan di genapkan oleh yang Maha Kuasa.

  • Mitos

Banyak masyarakat Dayak percaya jika Duhung sudah diciptakan sebelum manusia terlahir ke bumi. Mereka sendiri meyakini, bahwa senjata ini dibuat oleh para leluhur suku Dayak, dari atas kayangan. Manusia pertama yang memiliki senjata ini pun adalah orang-orang yang diyakini menjadi leluhur suku Dayak. Para leluhur tersebut adalah 3 orang raja, yaitu Raja Bunu, Raja Sangen & Raja Sangiang.

Menurut legenda, ketiga raja Dayak tersebut mempunyai Duhung yang berbeda-beda. Duhung yang dimiliki Raja Sangian & Raja Sangen dibuat dari bahan besi yang dapat terapung di atas air. Sementara itu, Duhung milik Raja Bunu dibuat dari besi yang tidak bisa terapung, yang umumnya disebut dengan nama Sanaman Leteng.

3. Senjata Tradisional Sumpit

Senjata Sumpit/Sipet merupakan senjata tradisional Kalimantan Tengah yang dipergunakan dalam pertempuran, berburu, hingga menjadi senjata pembunuh secara diam-diam. Jika dilihat-lihat senjata Sumpit/Sipet seperti sniper tetapi versi tradisionalnya.

Adapun bahan untuk membuat jenis senjata tradisional Kalimantan Tengah ini adalah kayu ulin (kayu besi). Salah satu ujung senjata sumpit ini biasanya akan diberi mata tombak dan besi pembidik yang posisi keduanya saling bersebrangan.

Mata tombak senjata tradisional sumpit sendiri terbuat dari besi yang panjangnya sekitar 15 cm dengan direkatkan pada simpai yang terbuat dari rotan.

Senjata ini memiliki bentuk bulat dengan diameter kurang dari 1 cm yang terbuat dari bambu. Salah satu ujungnya mempunyai bentuk seperti kerucut terbuat dari kayu yang massa nya ringan (kayu pelawi).

Hal ini berfungsi agar anak senjata sumpit melesat dengan lurus atau menjadi penyeimbang saat lepas dari buluh. Sedangkan pada ujung yang lain runcing dan biasanya diberi racun agar dapat mematikan binatang buruan.

Cara menggunakan senjata ini yaitu dengan cara ditiup. Sama halnya seperti sniper, sumpit ini dapat digunakan sebagai senjata jarak jauh dan memiliki akurasi tembak mencapai 200 meter.

Sumpit sendiri terdiri dari tabung bambu dan kayu yang panjangnya sekitar 1-3 m, dilengkapi dengan anak sumpit sebagai peluru yang berbentuk bulat dengan diameter sekitar 1 cm.

Anak sumpit atau damek ini bisa terbuat dari bambu yang salah satunya berbentuk kerucut dan terbuat dari kayu yang massanya ringan (kayu pelawi) yang berfungsi agar anak sumpit bisa melesat dengan lurus juga sebagai penyeimbang ketika lepas ditiupkan buluh.

Sedangkan pada ujung lainnya berbentuk runcing dan diberikan racun yang mematikan untuk berburu binatang buruan. Racunnya pun terbuat dari getah tumbuh-tumbuhan hutan yang sampai saat ini belum ada obatnya.

Proses Pembuatan Senjata Tradisional Sumpit

Berikut ini merupakan proses pembuatan senjata tradisional sumpit dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

  • Melalui keterampilan tangan dari pengrajin senjata
  • Melalui tenaga alam dengan memanfaatkan kekuatan arus air riam yang nantinya dibuat menjadi kincir penumbuk padi.

Harga jual senjata adat ini pun ditentukan oleh hukum adat . Karena menurut kepercayaan suku Dayak, bahwa senjata sumpit ini tidak boleh untuk membunuh sesama.

Jenis senjata ini hanya bisa digunakan dalam kepentingan sehari-hari contohnya saja digunakan untuk berburu hewan. Yang tidak boleh dilakukan dari jenis senjata ini adalah tidak boleh diinjak-injak apalagi dipotong menggunakan  parang, hal tersebut jika terjadi akan dianggap menyalahi hukum adat.

Keunggulan Senjata Tradisional Sumpit

Senjata tradisional ini memiliki keunggulan :

  • Tidak merusak alam karena bahannya alami.
  • Memiliki tingkat akurasi tembakan mencapai 200 meter.
  • Jenis senjata ini dapat digunakan jarak jauh.

Demikianlah artikel mengenai Senjata Tradisional Kalimantan Tengah yang bisa Anda jadikan sebagai bahan referensi atau menambah wawasan kita semua. Semoga dengan adanya pembahasan ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Terima Kasih.

Killua Ibrahim
Killua Ibrahim

“Untuk menjadi seorang yang ahli, kau harus belajar lebih.”