Senjata Tradisional Lampung

Senjata Tradisional Lampung – Provinsi Lampung memiliki sejarah panjang dan meninggalkan banyak kebudayaan yang patut untuk diketahui.

Senjata tradisional menjadi hal paling menarik untuk dibahas, dulu senjata tradisional Lampung sempat digunakan untuk perang sampai berburu untuk mencari makanan.

Nah berikut ini untuk kalian yang belum mengetahui macam-macam senjata tradisional Lampung, simak selengkapnya:

Macam – Macam Senjata Tradisional Lampung

Pada masa lalu di provinsi Lampung ada sebuah kerajaan bernama Tulang Bawang. Di kerajaan tersebut memiliki beragam senjata tradisional untuk berperang maupun sebagai benda pusaka kerajaan.

Nah, sudah pada tahu macam –  macam senjata tradisional Lampung?

Buat kamu yang ingin tahu, berikut adalah ulasan menariknya.

1. Terapang (Keris)

Senjata Terapang (Keris) merupakan salah satu senjata tradisional Lampung, yang kadang disebut juga dengan istilah Terapang. Umumnya, senjata sejenis keris ini dulu sering digunakan para bangsawan dan lingkungan kerajaan sebagai alat untuk melindungi diri dari serangan lawan.

Namun pada zaman sekarang, senjata ini banyak digunakan untuk upacara-upacara adat Lampung, seperti halnya untuk pelengkap busana adat pengantin pria. Hal ini berhubungan langsung dengan filosofi yang ada pada senjata Terapang sendiri, yaitu sebagai simbol keberanian pengantin pria.

Selain itu, senjata ini juga dianggap sebagai lambang tanggung jawab dari pengantin pria dalam menjaga keselamatan istrinya nanti. Hanya saja, senjata ini tidak ditemukan di seluruh area Lampung, melainkan daerah tertentu saja yang menggunakannya.

Daerah ini antara lain wilayah Lampung Utara dan Tulang Bawang Udik, yang masuk dalam lingkup budaya masyarakat Lampung Abung. Menurut penelitian para sejarawan, keris khas dari Lampung sudah digunakan sejak jaman kekuasaan Kerajaan Tulang Bawang, yakni sejak abad ke-12 Masehi.

2. Payan (Tombak)

Senjata Payan merupakan senjata tradisional Lampung yang artinya adalah tombak. Umumnya, tombak yang berasal dari Lampung mempunyai kekuatan magis, khususnya senjata-senjata yang menjadi warisan para leluhur.

Ciri tombak yang memiliki kekuatan supranatural seperti ini, biasanya akan dilengkapi dengan sarung untuk menutupi mata tombaknya. Sementara itu, tombak yang biasa saja atau yang tidak memiliki kekuatan magic, tidak dilengkapi dengan sarung ataupun kerangka.

Bagi penduduk setempat, senjata Tombak ini terbagi menjadi dua macam menurut bentuk fisiknya, diantaranya:

  • Payan Kejang (Tombak Panjang)

Payan Kejang merupakan senjata tombak yang memiliki gagang yang dibuat dari material kayu dengan ukuran panjang 150 cm.

Sementara itu, untuk mata tombaknya sendiri, memiliki ukuran yang sama dengan jenis Payan Buntak, yaitu sepanjang 34-40 cm.

  • Payan Buntak atau Linggis (Tombak Pendek)

Payan Buntak merupakan salah satu senjata tradisional Lampung yang masih ada sampai saat ini. Tombak sendiri memiliki gagang yang panjangnya tidak lebih dari 90 cm. Untuk jenis tombak Payan Buntak termasuk dalam jenis senjata yang langka, karena senjata ini memiliki kualitas material yang sangat tinggi.

Biasanya, tombak ini juga ditambahkan dengan hiasan berupa bulu-bulu ekor kuda yang dinamakan dengan istilah Tunggul. Pada bagian mata tombaknya sendiri, terbuat dari bahan logam besi yang cukup runcing yang memiliki ukuran 34 – 40 cm.

Menurut penelitian para ahli sejarah, bahwa senjata tradisional Payan ini merupakan senjata khas yang umurnya paling tua diantara senjata tradisional yang lainnya di Lampung. Diduga juga senjata ini dulunya merupakan salah satu senjata utama yang digunakan oleh bala tentara Kerajaan Tulang Bawang.

Fakta ini diperkuat dengan adanya peninggalan arkeologis, yang memperlihatkan bahwa fragmen tombak Payan banyak ditemukan di situs purbakala Pugung Raharjo & Benteng Sari. Situs Pugung Raharjo sendiri merupakan lokasi situs jaman pra sejarah dan masa klasik, sementara situs Benteng Sari adalah lokasi situs jaman perkembangan Islam.

Dari kedua lokasi tersebut banyak ditemukan kerak besi ataupun lelehan logam, sementara khusus di situs Benteng Sari juga ditemukan sebuah wadah pelebur logam. Dengan ditemukannya benda-benda arkeologi tersebut, diduga Pugung Raharjo & Benteng Sari dulunya ialah sebuah bengkel yang dipakai tempat produksi senjata, termasuk tombak Payan.

3. Badik

Senjata Badik merupakan salah satu senjata tradisional yang cukup dikenal di kalangan masyarakat Lampung, baik di desa maupun kota. Karena, senjata ini banyak digunakan untuk melindungi diri, baik dari serangan musuh ataupun dari serangan hewan liar.

Fakta ini semakin kuat, karena Badik cukup akrab dalam kehidupan sehari-hari untuk kaum pria Lampung, terutama para anak mudanya. Sebab, mereka suka menyelipkan senjata yang sangat tajam ini di ikat pinggangnya untuk dibawa ke mana-mana guna untuk berjaga-jaga.

Senjata ini juga merupakan sejenis pisau biasa, yang mana gagangnya dibuat bengkok sama dengan gagang golok. Sementara itu, untuk bagian mata pisaunya dibuat membengkok pada bagian ujungnya dan bagian sarungnya dibuat dari sebuah material kayu.

Sebuah penelitian dahulu, diperkirakan Badik mulai muncul di Lampung setelah masyarakat Bugis datang ke daerah ini di masa lalu.

Hal ini dapat dijelaskan dari beberapa kesamaan antara kebudayaan Lampung & Bugus, yang mana senjatanya  sama-sama dinamakan dengan senjata Badik. Selain itu, sebab fungsi dan bentuk Badik Lampung ataupun Badik Bugis juga sangat mirip.

Sebenarnya belum diketahui secara pasti bagaimana asal usul senjata Badik ini, apakah merupakan senjata “kiriman” dari Bugis ke Lampung, ataupun sebaliknya. Uniknya, sampai saat ini, senjata Badik ini masih digunakan dan dibuat oleh masyarakat Lampung.

4. Candung (Golok)

Senjata Golok merupakan alat bantu senjata yang digunakan sehari-hari baik di dapur maupun di ladang. Ternyata sampai sampai pande golok masih ditemukan didaerah lampung tepatnya didaerah Menggala, Lampung Utara.

Diantara banyaknya senjata tradisional Lampung, Candung merupakan senjata yang paling sering digunakan sampai saat ini. Senjata ini biasanya dipanggil dengan senjata Candung, namun ada juga yang kerap memanggil senjata ini Laduk, yang berarti golok.

Sebenarnya, Candung merupakan sebuah alat perkakas yang digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, seperti berkebun, beraktivitas di dapur, atau untuk melindungi diri saat ke hutan. Candung juga merupakan senjata sejenis golok biasa, yang dibuat dengan panjang kurang lebih 30 – 50 cm.

Bilah Candung sendiri dibuat dari besi baja ataupun jenis logam lainnya, sedangkan pada bagian gagangnya dibuat dari material kayu. Pandai besi yang membuat Candung masih bisa ditemukan di wilayah Menggala, Lampung Utara.

Senjata Candung ini dapat dibedakan menjadi 3 macam berdasarkan fungsi pemakaiannya, diantaranya:

  • Golok Dapur (Rampak Alu)

Golok Dapur merupakan golok yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang ada kaitannya dengan kegiatan ibu-ibu di dapur. Senjata golok seperti ini biasanya berkualitas rendah, tidak banyak unsur bajanya & kurang tajam.

Pande golok Menggala juga memproduksi golok dapur, bahan bakunya berasal dari komponen mobil yang tidak terpakai, yaitu per mobil bekas. Golok dapur biasanya tidak dilengkapi dengan sarung (wrangka), sedang cara penyimpanannya sembarang karena cukup disisipkan di dinding sudut-sudut dapur.

  • Golok Ladang (Canduk Kawik)

Golok Ladang merupakan senjata yang digunakan untuk kebutuhan di ladang seperti menyiangi, membersihkan semak, memotong ranting, dll. Senjata ini biasanya juga tidak berkualitas tinggi, tapi dibandingkan golok dapur masih jauh lebih baik.

Unsur bajanya tidak begitu menonjol. Senjata ini biasanya akan dilengkapi dengan sarung (wrangka/cantil) tetapi lebih banyak yang tidak dilengkapi dengan sarung.

  • Golok Pegangan Istimewa (Lancip)

Golok Pegangan merupakan sebuah golok yang berkualitas tinggi. Sebuah golok yang sangat tajam karena unsur bajanya menonjol, untuk membuat golok ini pande golok di Manggala Lampung Utara, biasanya bahan baku yang digunakan adalah klaher bekas mobil.

Masyarakat akan lebih nyaman bila golok pegangan istimewa ini ukuran mata tajamnya pendek, seperti golok cibaru yang memiliki ukuran panjangnya tidak melebihi 25 cm. Golok yang berukuran demikian ini dipandang lebih praktis dan tidak merepotkan jika di bawa pergi.

Untuk lebih menambah kepraktisan diselipkan di pinggang, maka golok seperti ini di lengkapi dengan sarung yang terbuat dari dua bilah kayu ringan yang diikat dengan lilitan-lilitan rotan atau tanduk, ada beberapa daerah di Lampung menyebutnya laduk/lancip.


Demikianlah artikel mengenai Senjata Tradisional Lampung yang bisa dijadikan sebagai referensi ataupun tugas Anda. Semoga dengan adanya pembahasan ini dapat menambah wawasan dan bisa bermanfaat untuk kita semua. Terima Kasih.

Killua Ibrahim
Killua Ibrahim

“Untuk menjadi seorang yang ahli, kau harus belajar lebih.”