Senjata Tradisional Sulawesi Selatan

Senjata Tradisional Sulawesi Selatan – Beragam macam senjata tradisional dari tiap provinsi berbeda-beda, hal itu menunjukan bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya di setiap wilayahnya.

Sulawesi selatan menjadi salah satu Provinsi yang memiliki jenis-jenis senjata yang sudah ada sejak dahulu.

Nah, berikut ini kami akan membahas macam-macam dari senjata tradisional Sulawesi Selatan dengan ciri khasnya. Yuk simak selengkapnya.

1. Keris Tappi’

Senjata Keris Tappi’ merupakan salah satu senjata tradisional yang masih ada saat ini. Istilah Keris Tappi’ ini disebut dengan nama Seleq, sedangkan untuk Bahasa Bugis biasa disebut dengan nama Kawali. Keris asal Makassar memiliki ciri lekuk atau luk yang berjumlah ganjil, dari 7 lekukan, 9 lekukan, hingga 13 lekukan.

Uniknya, pada proses awal pembuatan keris ini tidak menggunakan besi ataupun logam lainnya, tetapi bahan materialnya memakai batu meteor yang sudah mengeras. Oleh karena itulah, senjata Tappi’ tidak akan terdeteksi sekalipun oleh detektor metal.

Setiap Tappi’ yang dibuat, masing-masing mempunyai aura nya tersendiri, yang disebut dengan istilah dengan pamor. Pamor sendiri tidak diciptakan oleh empu yang membuatnya, tapi setelah keris tersebut selesai ditempa, maka pamor akan muncul dengan sendirinya.

Biasanya, senjata Keris Tappi’ ini biasa digunakan untuk menusuk musuh, baik dalam pertempuran perorangan maupun perang massal. Dalam hal lain, kedudukan Tappi’ cukup tinggi dalam kepercayaan masyarakat Bugis.

Sampai-sampai, jika seorang pria menikah dengan perempuan keturunan Ata, Tosama, atau Todeceng, Tappi’ ini bisa mewakilkannya ketika upacara pernikahan dilaksanakan.

Dalam kasus lain, Tappi’ bisa ditinggalkan di rumah oleh pemiliknya, dengan tujuan supaya menggantikannya untuk menjaga keselamatan istrinya selama dia merantau. Senjata ini juga akan menjadi benda pusaka yang akan diwariskan kepada anak sulung laki-laki pemiliknya.

2. Bessing

Senjata Bessing merupakan salah satu senjata tradisional Sulawesi Selatan yang digunakan dengan cara menusukkannya ke tubuh lawan ataupun melontarkannya apabila musuh dalam posisi yang jauh.

Bagi masyarakat Bugis sendiri, Bessing merupakan benda pusaka yang wajib harus dimiliki oleh setiap lelaki. Senjata ini juga dilengkapi dengan hiasan dengan ornamen-ornamen yang khas pada batangnya, yang menunjukkan kasta pemiliknya.

Adapun kasta-kasta yang terdapat pada senjata ini, diantaranya:

  • Bessing yang terbuat dari emas: Hanya dimiliki oleh kaum dari bangsawan.
  • Bessing yang berbalut material perak: Hanya dimiliki oleh kaum todeceng atau orang terpelajar.
  • Bessing yang dilapisi suasa: Hanya dimiliki oleh tosama atau rakyat biasa.
  • Bessing tanpa ornamen: Hanya dimiliki oleh mereka yang tergolong kaum ata atau budak.

Setiap Bessing akan menjadi benda warisan yang akan diwariskan kepada anak laki-laki sulung. Apabila seorang ayah meninggal atau dalam perantauan, maka anak laki-laki yang memegang Bessing inilah yang menjadi rujukan bila dalam keluarga terjadi apa-apa.

3. Badik

Senjata Badik merupakan salah satu senjata tradisional yang dikenal dan dipakai oleh orang Bugis-Makassar sejak ratusan tahun yang lalu. Senjata ini terbuat dari besi yang satu sisi bilahnya tajam dengan ujungnya yang runcing.

Secara umum badik terdiri atas tiga bagian: hulu (gagang), bilah (besi), dan warangka (sarung badik) sebagai pelengkap badik. Badik Makassar sendiri bentuknya pada kale (bilah) yang pipih, batang (perut) buncit dan tajam serta cappa’ (ujung) yang runcing.

Badik yang berbentuk seperti ini disebut badik sari. Senjata ini memiliki bilah yang pipih, ujung runcing dan bentuk agak melebar pada bagian ujung.

Senjata Badik termasuk salah satu budaya dan hasil kebudayaan masyarakat Sulawesi Selatan telah lama menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, khususnya pada kaum laki-laki. Hal ini dapat dilihat pada konsep budaya dan pandangan masyarakat bahwa laki-laki dianggap ideal bila telah memiliki 3 hal yakni wanita (istri), rumah & besi (badik).

Pada zaman sekarang, fungsi dan kegunaan badik telah mengalami pertukaran, di mana badik lebih dihayati sebagai benda pusaka yang memiliki nilai sebagai bahan sejarah. Berdasarkan asal daerah dan bentuknya, Badik Sulawesi Selatan dibagi menjadi 5 jenis, yaitu Badik Makassar, Badik Raja, Badik Lagencong, Badik Luwu & Badik Lompo Battang.

  • Badik Makassar

Badik Makassar merupakan salah satu jenis senjata Badik yang mencerminkan nama senjata dan daerah yang ada di Sulawesi Selatan. Hal ini mempertegas bahwa senjata klasik yang ada ciri khas daerahnya sehingga tidak ada daerah lain yang dapat mengklaimnya.

Badik Makassar sendiri memiliki kale (bilah) yang pipih, battang (perut) buncit dan tajam serta cappa’ (ujung) yang runcing. Badik yang berbentuk seperti ini biasa disebut dengan Badik Sari. Badik Sari terdiri atas bagian pangulu (gagang badik), sumpa’ kale (tubuh badik) dan banoang (sarung badik).

  • Badik Raja

Badik Raja merupakan senjata jenis badik yang berasal dari daerah Kajuara, Kabupaten Bone. Sesuai dengan namanya, senjata tradisional Sulawesi Selatan ini dahulunya sering digunakan oleh para raja-raja Bone. Masyarakat setempat percaya jika badik bernama lain gencong raja ata bontoala ini dibuat oleh mahluk halus, jadi tak heran bila nilai sakral yang dimilikinya pun sangat tinggi.

Senjata ini memiliki ukuran panjang antara 20-25 cm. Badik Raja ini mempunyai bentuk seperti badik lampo battang dengan bilah yang membungkuk dan perut bilah yang membesar. Badik ini dibuat dari logam kualitas tinggi dan sering dilengkapi dengan pamor indah di bagian hulunya, seperti pamor timpalaja ataupun pamor mallasoancale.

  • Badik Lagecong

Badik Lagecong merupakan salah satu jenis Badik yang yang terdapat di Sulawesi Selatan dan memiliki nilai kehormatan tersendiri di masyarakat Sulawesi Selatan. Senjata ini memiliki ukuran seperti sejengkal orang dewasa, namun berukuran kecil tapi senjata ini mematikan.

Uniknya pada senjata ini yakni adanya bisa racun yang ada pada bilahnya. Pada senjata ini jika terkena lawan maka tak akan butuh waktu lama untuk menghembuskan nafas terakhirnya . Badik ini dahulunya juga dipakai untuk berperang atau dalam keadaan darurat/terdesak. Jenis senjata tradisional Sulawesi Selatan ini saat ini sudah banyak dicari orang sebagai barang koleksi.

  • Badik Luwu

Badik Luwu merupakan senjata jenis badik yang memiliki bentuk yang membungkuk, hampir sama dengan bungkuk kerbau atau mabbukku tedong. Senjata ini berasal dari kebudayaan masyarakat Kabupaten Luwu. Pada bagian bilahnya sendiri memiliki bentuk yang lurus dan runcing di bagian ujungnya.

Uniknya, masyarakat setempat meyakini jika Badik Luwu di sepuh dengan bibir kemaluan gadis perawan, maka sekebal apapun orang dengan senjata, jika ditusuk badik ini akan mati juga. Untuk saat ini, tidak diketahui secara pasti apakah prinsip seperti ini masih dipercayai atau tidak.

  • Badik Lompo Battang

Badik Lompo merupakan salah satu jenis Badik yang keberadaanya masih digunakan sampai saat ini. Istilah “Lompo Battang”, dalam Bahasa Bugis memiliki arti perut besar. Hal ini mengacu pada ciri fisik badik tersebut, yang bilahnya terlihat seperti perut yang membesar.

Umumnya, Badik Lompo Battang juga mempunyai kekhasan di bagian ujungnya karena berbentuk menukik menyerupai huruf “J” dan tajam hanya pada satu sisi bilah. Karena bentuknya yang unik, banyak kolektor yang mencarinya untuk di koleksi dan di pajang di rumah.

4. Kanna

Senjata Kanna merupakan senjata tradisional jenis tameng yang berbentuk bulat dan persegi, yang berfungsi untuk mempertahankan diri. Cara penggunaannya pun cukup mudah, yakni cukup dengan digerakkan sesuai arah pergerakan lawan.

Saat ini, senjata ini disimpan dengan rapi di Museum Lapawawoi, Watampone II Bone. Bagi masyarakat Bone sendiri, senjata ini memiliki 2 macam bentuk yang menunjukkan strata sosial pemiliknya.

Kanna berbentuk bulat yang mana hanya dipakai kaum bangsawan, dengan pamor berupa emas, perak, dan bahan logam lainnya. Kanna berbentuk persegi panjang yang mana hanya dipakai oleh bala tentara dan rakyat Sulawesi Selatan.

5. Alamang

Senjata Alamang merupakan sebuah senjata tradisional sejenis pedang yang dianggap sakral bagi masyarakat di Sulawesi Selatan. Nama senjata berdasarkan tempat asalnya pedang ini disebut juga dengan Sonri/Salapu. Bilah pada senjata ini memiliki bentuk yang lurus dan tajam di bagian bawah.

Adapun ujungnya meruncing kebawah. Dalam istilah Bugis dikenal dengan nama Sudang, sedangkan dalam istilah Makassar, dan Labbo Penai dalam istilah Toraja.

Bentuk dari senjata alamang merupakan gabungan dari 3 jenis senjata, yaitu Tappi, Badik & Tombak. Alamang sendiri memiliki filosofi sebagai simbol kedaulatan, kemakmuran & kewibawaan di suatu Kerajaan. Menurut beberapa literatur dimasa lalu Raja tidak akan meninggalkan kerajaannya apabila tidak membawa Alamang (Salapu).

6. Waju Rante

Waju Rante merupakan sebuah baju besi yang digunakan untuk melindungi tubuh pemiliknya dari senjata tajam. Saat ini keberadaan Waju Rante ini tersimpan cukup rapi di Museum Lagaligo, Makassar.


Demikianlah pembahasan mengenai Senjata Tradisional Sulawesi Selatan yang bisa dijadikan sebagai referensi dan menambah wawasan Anda. Semoga dengan adanya artikel ini bisa bermanfaat bagi yang membacanya. Terima Kasih

Killua Ibrahim
Killua Ibrahim

“Untuk menjadi seorang yang ahli, kau harus belajar lebih.”