Tembang merupakan salah satu kebudayaan Indonesia yang berasal dari Jawa dan Bali. Salah satu jenis tembang yang populer di masyarakat Jawa yaitu tembang macapat. Tembang macapat pun masih terbagi lagi menjadi beberapa jenis, seperti tembang pucung.
Apa itu tembang pucung? Tembang ini merupakan salah satu dari beberapa jenis tembang macapat yang masih ada sampai saat ini.
Untuk lebih jelasnya, kami akan menjabarkan beberapa ulasan terkait dengan tembang pucung. Bagi kamu yang penasaran yuk simak artikel ini sampai habis.
Apa Itu Tembang Pucung?
Secara pengertian tembang pucung menjadi jenis tembang terakhir yang di ulas dalam urutan tembang macapat. Tembang Pucung ini diambil dari kata pocong atau orang yang dibungkus dengan kain kafan sebelum orang itu dikuburkan.
Salah satu tujuan dari tembang pucung ini ini tidak lain supaya kita selalu mengingat dengan kematian dan menyadari bahwa apa yang ada di dunia ini tidaklah abadi. Ada masanya, semua yang bernyawa akan menghadapi kematian.
Jenis tembang ini menggambarkan tentang perjalanan akhir hidup manusia di dunia. Filosofi tembang pucung yaitu sebuah ritual saat melepas kepergian seseorang untuk selamanya.
Arti lain dari tembang pucung ialah woh-wohan. Apabila diartikan dalam bahasa Indonesia, mempunyai arti buah-buahan yang memberi kesegaran. Pada Serat Purwaukara, pucung mempunyai arti kuncup dedaunan (kudhuping gegodhongan) yang masih segar.
Sedangkan dalam bahasa Jawa sehari-hari, kata “cung” merujuk pada segala sesuatu yang lucu dan sering digunakan untuk panggilan bagi anak-anak yang masih kecil.
Sejarah Tembang Pucung
Dalam cerita masyarakat Jawa, tembang merupakan ajaran dari para nenek moyang mereka untuk mengajak orang lain menuju ke jalan yang lurus dan benar.
Namun, dengan ajakan yang banyak misteri ini akan memunculkan tanda tanya besar di kalangan masyarakat jawa. Sehingga masyarakat Jawa akan lebih penasaran untuk mencari tahu ajaran seperti apa yang benar.
Dengan demikian, ada berbagai macam tembang untuk meminimalisir rasa penasaran tersebut dan untuk meningkatkan minat masyarakat Jawa dengan mengajaknya menuju kebaikan lewat tembang ini.
Watak Tembang Pucung
Di setiap jenis tembang macapat, semuanya mempunyai wataknya masing-masing. Berikut ini merupakan watak tembang pucung antara lain ialah :
- Kesedihan
- Kedukaan
- Lucu
- Penuh teka teki
- Tegas
- Humoris
- Nasehat
- Kegembiraan
Karena watak tembang Pucung ini lebih dari satu, maka setiap tembang ini mempunyai watak atau karakter yang berbeda antara satu dengan yang lain.
Tinggal menyesuaikan dengan tema apa yang akan disampaikan, itulah yang menjadi watak apa yang ada dari tembang pucung.
Aturan Tembang Pucung
Aturan tembang atau paungeran tembang Pucung harus sesuai dengan standar masing-masing tembang dan tidak boleh sembarangan dalam membuat.
Berikut ini adalah paungeran dari tembang pucung :
- Guru Gatra
Guru gatra yaitu baris atau larik pada tembang macapat. Setiap guru gatra dari jenis tembang macapat berbeda, untuk tembang pucung mempunyai guru gatra 4. maksudnya tembang pucung ini memiliki 4 larik kalimat.
- Guru Lagu
Guru lagu yaitu vokal akhir baris pada tembang. Guru lagu tembang pucung ialah u, a, i, a. Maksudnya ialah :
- Baris pertama tembang pucung berakhir dengan huruf vokal u.
- Baris kedua tembang pucung berakhir dengan huruf vokal a.
- Baris ketiga tembang pucung berakhir dengan huruf vokal i.
- Baris keempat tembang pucung berakhir dengan huruf vokal a.
- Guru Wilangan
Guru wilangan yaitu jumlah suku kata pada sebuah tembang. Guru wilangan tembang pucung ialah 12, 6, 8, 12. Maksudnya secara berurutan guru wilangan tembang pucung baris pertama mempunyai 12 suku kata, baris kedua 6 suku kata, baris ketiga 8 suku kata dan baris keempat 12 suku kata.
Fungsi Tembang Pucung
Tembang dibuat bukan tanpa tujuan, akan tetapi ada pesan dan tujuan yang ingin disampaikan pembuatnya. Seperti tembang Pucung yang dibuat dengan fungsi :
- Sebagai hiburan,
- Memberi nasehat untuk pendengar,
- Sarana pendidikan,
- Sebagai pengingat bahwa manusia akan mati,
- Kesenian tradisional khas Jawa,
- Pengiring pementasan seni,
- Menceritakan kehidupan sosial.
Kumpulan Contoh Tembang Pocung
Contoh Tembang Pocung Tema Ilmu Pendidikan
[note note_color=”#FFFFFF” text_color=”#333333″ radius=”3″]Sapa iku, seng ora seneng ngudi ilmu…
Uripe bakal rekasa…
Senenge kapati-pati…
Ora sugih ananging ora rumangsa…[/note]
Artinya:
[note note_color=”#EEEEEE” text_color=”#333333″ radius=”3″]Barang siapa yang tidak suka mencari ilmu…
Hidupnya akan sengsara…
Kegembiraannya akan mati…
Tidaklah kaya namun tidak merasa…[/note] [note note_color=”#FFFFFF” text_color=”#333333″ radius=”3″]
Ngelmu niku kelakone kanthi laku…
Lekasse lawan kas…
Tegese kas nyantosani…
Setya budaya pangekese dur angkara…[/note]
Artinya:
[note note_color=”#EEEEEE” text_color=”#333333″ radius=”3″]Ilmu itu dijalani dengan perbuatannya…
Dimulai dari kemauan…
Artinya adalah kemauan yang bisa menguatkan…
Ketulusan budi pekerti merupakan penakluk kejahatan…[/note] [note note_color=”#FFFFFF” text_color=”#333333″ radius=”3″]
Ana weling, saka bapak lan biyung…
Aja seneng lunga…
Jomoneh lungane wengi…
Yen dilanggar cah ayu iku bisa bebaya…[/note]
Artinya:
[note note_color=”#EEEEEE” text_color=”#333333″ radius=”3″]Ada nasehat yang dari bapak dan ibu…
Janganlah suka main keluar…
Apalagi jika pergiinya malam…
Hal seperti ini bisa berbahaya bagi anak perempuan jika dilanggarnya…[/note] [note note_color=”#FFFFFF” text_color=”#333333″ radius=”3″]
Dadi bocah kudu sregep sinau…
Ben ora dadi sengsara…
Sinaune ditenani…
Yen wes sukses aja lali marang wong tuwa…[/note]
Artinya:
[note note_color=”#EEEEEE” text_color=”#333333″ radius=”3″]Jadi anak haruslah rajin belajarnya…
Agar hidupnya kelak tidak sengsara…
Belajar yang sungguh-sungguh…
Jika sudah sukses janganlah lupa kepada orang tua…[/note] [note note_color=”#FFFFFF” text_color=”#333333″ radius=”3″]
Murid iku wajib bekti lan mitubu…
Pituturing dwija…
Sebarang reh ngati-ati…
Tata krama empan papan katindakno…[/note]
Artinya:
[note note_color=”#EEEEEE” text_color=”#333333″ radius=”3″]Seorang murid wajib berbakti dan harus bersungguh-sungguh…
Berkata yang baik-baik…
Berhati-hati pada semua hal…
Taatilah aturan yang dimana kamu berada…[/note] [note note_color=”#FFFFFF” text_color=”#333333″ radius=”3″]
Yen sinau, ojo karo tura-turu…
Atine sing bungah…
Supaya ngelmune becik…
Lakonono kanggo uripmu kang mulyo…[/note]
Artinya:
[note note_color=”#EEEEEE” text_color=”#333333″ radius=”3″]Ketika belajar janganlah sambil tiduran…
Buatlah hatimu menjadi senang…
Supay ilmu yang didapatkan bagus…
Lakuakn hal ini supaya hidupmu mulia…[/note] [note note_color=”#FFFFFF” text_color=”#333333″ radius=”3″]
Uger lugu den ta mrih pralebdeng kalbu…
Yen kalbu kabuki…
Ing drajat kajating urip…
Kaya kang wus winahya sekar srinata…[/note]
Artinya:
[note note_color=”#EEEEEE” text_color=”#333333″ radius=”3″]Asal tidak banyak yang bertindak untuk mengumbar nafsunya…
Supaya ilmu bisa merasuk ke dalam sanubarinya…
Bila berhasil, terbukalah derajat kemuliaan hidup yang sejati…
Seperti yang sudah tersirat di dalam tembang sinom yang di atas…[/note] [note note_color=”#FFFFFF” text_color=”#333333″ radius=”3″]
Nora weruh rosing rasa kang rinuruh…
Lumeketing angga…
Anggere pada marsudi…
Kana-kene kaanane nora beda…[/note]
Artinya:
[note note_color=”#EEEEEE” text_color=”#333333″ radius=”3″]Tidak mendalami hakikatnya ilmu yang sudah dicari…
Pada ilmu sejati telah beradam dalam jati dirinya…
Asal selalu mau terus berusaha…
Di sana maupun disini ilmunya tidaklah berbeda…[/note]
Contoh Tembang Pocung Buatan Sendiri
[note note_color=”#FFFFFF” text_color=”#333333″ radius=”3″]Pan kapanduk gandaning sekar rum-arum…
Kadi manggih retna…
Sawukir kancane rukmi…
Mangut-mangut si kancil sigra maprek…
Mring nggenipun wewadi pasangan pulut…
Kang mindha manungsa…
Parek den eling-eling…
Estu lamun wewadi dudu masungsa…
Dayanipun kusuma maring marum-arum…
Maresep ri kang tyas…
Sekar sumarsa wilis…
Tulus arum rarase menuhi grana…
Cipteng kalbu lir sengseming wanodyayu…
Yuwaneng bawana…
Mangkana kancil andhelik…
Nir ing kingkin wekasan suka ing driya…
Iku dudu sutingali nora maju…
Eco malangkadak…
Mulya ono angin midid…
Mayug-mayug wewedi jir jumangkaha…
Kancil gugup andhelik maras kalangkung…
Dangu ingantosan…
Mayug-mayug tan lumaris…
Duh kiteng tyas sunyar gandaning kusuma…
Sekar andul kalak kenanga keneng kung…
Kedah ingagema…
Maring kang amurweng tulis…
Semuning kang puspa karaseng wardaya…
Dadi wong kudu sregep sinau…
Ojo dho sembrono…
Ilmu mesti migunani…
Kanggo awak dewe bangsa lan negara…[/note]
Artinya:
[note note_color=”#EEEEEE” text_color=”#333333″ radius=”3″]Jadi orang harus selalu rajin belajar…
Jangan sembarangan..
Karena ilmu selalu berguna…
Untuk diri sendiri, bangsa dan negara…[/note]
Contoh Tembang Pocung Teka Teki Buatan Sendiri
[note note_color=”#EEEEEE” text_color=”#333333″ radius=”3″]Bapak pucung, mung sirah lawan gembung…
Podo dikunjara…
Mati sajroning ngaurip…
Mijil baka, si pucung dadi dahana…[/note]
- Jawaban contoh teka teki tembang macapat pucung yaitu “Batang korek api”.
Bapak pucung bisa nggereng bisa mbengung…
Ngambah jumantara…
Kayu manuk rajawali…
Wira-wiri nggawa barang lan manungsa…[/note]
- Jawaban contoh teka teki tembang macapat pucung yaitu “Pesawat terbang”.
Bapak pucung, renteng-renteng kaya kalung…
Dowo koyo ulo…
Pencoanmu wesi miring…
Sing disobo…
Si pucung mung turut kutho…[/note]
- Jawaban contoh teka teki tembang macapat pucung yaitu “Kereta api”.
Bapak pucung, dudu watu dudu gunung…
Sabamu ing alas…
Ngon-ingone sang Bupati…
Prapteng marga si pucung lembahan grana…[/note]
- Jawaban contoh teka teki tembang macapat pucung yaitu “Gajah”.
Bapak pucung, cangkeme mandep mandhukur…
Sabamu ing sendhang…
Pencoanmu lambung kereng…
Prapteng wisma, si pucung mutah guwaya…[/note]
- Jawaban contoh teka teki tembang macapat pucung yaitu “Gunung”.
Contoh Tembang Pocung Tema Tata Krama
[note note_color=”#EEEEEE” text_color=”#333333″ radius=”3″]Shalat iku kewajiban ingkang laku…
Lekase ket fajar…
Ibadah kang pancen kewajiban…
Shalat iku cagakke tiang agama…[/note]
Artinya:
[note note_color=”#FFFFFF” text_color=”#333333″ radius=”3″]Menjalankan sholat adalah kewajiban…
Di mulai dari fajar…
Shalat adalah ibadah yang wajib…
Sholat merupakan tiang agama…[/note] [note note_color=”#EEEEEE” text_color=”#333333″ radius=”3″]
Angkara agung neng angga anggung gumulung…
Gegolonganira…
Triloka lekeri kongsi…
Yen den umbar ambabar dadi rubeda…[/note]
Artinya:
[note note_color=”#FFFFFF” text_color=”#333333″ radius=”3″]Kejahatan besar di dalam tubuh yang kuat menggelora…
Menyatu dengan dirinya sendiri…
Menjangkau hingga tiga dunia…
Jika dibiarkan akan berkembang hingga menjadi bencana…[/note] [note note_color=”#EEEEEE” text_color=”#333333″ radius=”3″]
Urip iku medep mantep lan mituhu…
Ojo padha sembrono…
Nyembaho marang kuasa…
Manungso mung ngunduhi wohing pakarti…[/note]
Artinya:
[note note_color=”#FFFFFF” text_color=”#333333″ radius=”3″]Hidup harulah selu tetap lurus…
Jangan sampai bertindak ceroboh…
Istiqomah menyembah yang kuasa…
Manusia itu sebenarnya hanya mengambil hasil semua perbuatannya…[/note] [note note_color=”#EEEEEE” text_color=”#333333″ radius=”3″]
Beda lamun kang wes sengsem reh ngasamun…
Samune ngaksana…
Sasamane bangsa sisip…
Sarwa sareh saking mardi martama…[/note]
Artinya:
[note note_color=”#FFFFFF” text_color=”#333333″ radius=”3″]Tetapi berbeda dengan yang sudah suka menyepi…
Tampak sifat yang pemaaf…
Antara manusia yang penuh dengan kesalahan…
Selalu sabar dengan jalan yang mengutamakan sikap rendah…[/note]
Contoh Tembang Pocung Tema Katresnan
[note note_color=”#EEEEEE” text_color=”#333333″ radius=”3″]Mesemmu endah nentremake atiku…
Ndadekake trenamu…
Tresna ing sajroning ati…
Senajan dicidrani akau tetep tresna…[/note]
Contoh Tembang Pocung Tema Kekancan
[note note_color=”#EEEEEE” text_color=”#333333″ radius=”3″]Nalika kekancan kudu guyub lan rukun…
Ora oleh kerengan…
Ora kena pilih-pilihan…
Bareng padha ngadohke saka bebayan…[/note]
Contoh Tembang Pocung Tema Agama
[note note_color=”#EEEEEE” text_color=”#333333″ radius=”3″]Duh menungso padha elinga…
Maring sang Agung, yaiku Gusti Kang Maha Suci…
Adohno tumindhak saru…
Aja tumindhak saru…[/note]
Artinya:
[note note_color=”#FFFFFF” text_color=”#333333″ radius=”3″]Hai manusia ingatlah…
Kepada sang Agung, Tuhan Sang Maha Suci…
Jauhilah perbuatan buruk…
Janganlah bertidak buruk…[/note] [note note_color=”#EEEEEE” text_color=”#333333″ radius=”3″]
Aja tumindhak nistha…
Elingono wong urip ing dunyo iku…
Gesanga mung sawetara…
Akhirat papan kang nyekti…[/note]
Artinya:
[note note_color=”#FFFFFF” text_color=”#333333″ radius=”3″]Jangan bertindak menjijikkan…
Ingatlah orang hidup ada di dunia itu…
Bernafas hanya sebentar…
Akhirnya tempat kembali ke yang sejati…
Shalat iku kewajiban engkang laku…[/note] [note note_color=”#EEEEEE” text_color=”#333333″ radius=”3″]
Lekase kat fajar…
Ibadah kang pancen wajib…
Shalat iku cagake saka agama…[/note]
Artinya:
[note note_color=”#FFFFFF” text_color=”#333333″ radius=”3″]Sholat merupakan sebuah kewajiban yang dilaksanakan dengan cara sungguh-sungguh…
Dimulai dari waktunya terbit matahari…
Ibadah adalah sebuah kewajiban…
Karena sholat adalah tiangnya agama…[/note]
Contoh Tembang Pocung Tema Nasehat
[note note_color=”#EEEEEE” text_color=”#333333″ radius=”3″]Sakeh luput ing angga tansah linuput…
Linimpeting sabda…
Narka tan ana udani…
Lumuh ala ardane giwana gada…[/note]
Artinya:
[note note_color=”#FFFFFF” text_color=”#333333″ radius=”3″]Semua kesalahan yang dilakukan dalam diri selalu ditutupi…
Dibalut dengan sebuah kata-kata yang indah…
Namun dia mengira tidak ada yang mengetahui…
Berkata tidak berbuat jahat, namun lagak buruknya membawa bencana…[/note] [note note_color=”#EEEEEE” text_color=”#333333″ radius=”3″]
Angkara gung neng angga anggung gumulung…
Gegolonganira…
Tri loka lekeri kongsi…
Yen den umbar ambabar dadi rubeda…[/note]
Artinya:
[note note_color=”#FFFFFF” text_color=”#333333″ radius=”3″]Nafsu angkara yang besar di dalam tubuh yang kuat menggelora…
Menyatu di dalam dirinya sendiri…
Menjangkau hingga tiga zaman…
Jika dibiarkan akan berkembang menjadi bahaya yang besar…[/note] [note note_color=”#EEEEEE” text_color=”#333333″ radius=”3″]
Bedo lamun kang wus sengsem reh ngasamun…
Semune ngaksama…
Sasamane bangsa sisip…
Sarwa sareh saking mardi martatama…[/note]
Artinya:
[note note_color=”#FFFFFF” text_color=”#333333″ radius=”3″]Berbeda dengan orang yang sudah menjiwainya…
Berperilaku dan berwatak suka memaafkan…
Antara sesama manusia yang penuh dengan salah…
Selalu sabar dan berusaha menyejukkan suasana…[/note]
Pesan yang terdapat pada Tembang Macapat Pacung :
- Perintah agar selalu beribadah,
- Berupa nasehat supaya tidak sedih secara berlebihan ketika ditinggal oleh orang yang di sayang,
- Nasehat supaya menjadi orang yang lebih baik lagi,
- Tidak mendahulukan nafsunya di segala hal,
- Perintah agar taat
Makna Tembang Pucung
Makna dari tembang macapat pucung yang sekaligus filosofinya yaitu menggambarkan kematian manusia yang mulai dari dimandikan, dibungkus dengan kain kafan hingga di sholati dan sampai di kuburkan.
Selain menceritakan tentang kematian, makna dari tembang pucung juga menyampaikan sisi kehidupan yang lainnya.
Tembang macapat pucung dipakai untuk memberikan nasehat yang berisi ajaran bagi manusia agar selalu berada di jalan yang benar dalam mengarungi kehidupan di dunia ini.
Akhir Kata
Dari segi pembahasan, mungkin tembang pucung ini merupakan jenis tembang yang seram dan penuh misteri. Namun jika dilihat dari nasihat, jenis tembang pucung ini sangat bisa dijadikan bahan intropeksi diri sebagai bekal untuk menghadapi kematian.
Demikian penjelasan artikel ini terkait dengan tembang pucung, semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita seputar kebudayaan Indonesia.