Tembang macapat merupakan salah satu budaya khas Jawa yang bila disamakan berarti sebuah syair dalam bahasa Indonesia. Tembang macapat ini dibagi menjadi beberapa jenis, salah satunya tembang mijil.
Beberapa ahli sastra Jawa mengungkapkan bahwa tembang macapat ini merupakan gambaran tentang perjalanan manusia dari dilahirkan sampai orang tersebut meninggal dunia.
Begitu juga tembang mijil yang merupakan salah satu tembang yang mengisahkan perjalanan hidup manusia. Berikut ini akan kita bahas mengenai tembang mijil. Yuk Simak!
Apa Itu Tembang Mijil?
Secara pengertian tembang mijil adalah salah satu dari beberapa jenis tembang macapat yang berada pada urutan kedua setelah tembang macapat maskumambang.
Secara bahasa, kata mijil memiliki arti muncul atau tampil dan diartikan sebagai sebuah kelahiran. Sebagian pendapat juga mengemukakan bahwa arti tersebut adalah kelahiran fisik seorang bayi yang telah lahir dari rahim ibunya.
Sebagian lain juga berpendapat bahwa arti mijil yaitu sebuah kelahiran seseorang yang muncul ketika seseorang ingin menjadi menjadi lebih baik. Atau bisa dikatakan sebagai kelahiran kembali.
Pengertian tembang mijil yaitu lahirnya seorang anak dari perut ibunya yang sudah terlihat jelas jenis kelaminnya, baik laki-laki atau juga perempuan.
Kata lain tembang mijil dalam bahasa Jawa antara lain yaitu Wijil, Wiyos, Raras, Medal, dan Sulastri
Apabila kata mijil ini diartikan sebagai bayi yang baru lahir atau seseorang yang ingin berubah menjadi lebih baik, maksudnya mereka mempunyai sifat yang lemah.
Sehingga keduanya masih sangat membutuhkan nasehat, arahan dan juga perlindungan. Maka dari itu, maka diciptakan tembang mijil ini sebagai solusinya.
Dalam isi tembang mijil, masyarakat Jawa sangat mempercayai bahwa tembang ini mempunyai makna tata nilai dan etika yang bisa digunakan sebagai tuntunan hidup.
Sejarah Tembang Mijil
Salah satu media dakwah yang dipakai Wali Songo untuk mengajak masyarakat Jawa masuk dalam agama Islam yaitu dengan tembang macapat.
Pada saat itu masyarakat Jawa sangat suka dengan kesenian tradisional seperti lagu. Maka tembang mijil dijadikan media dakwah oleh Wali Songo.
Ada dua pendapat yang mengungkapkan tentang penemu jenis tembang ini. Pendapat pertama mengungkapkan bahwa Ja’far Shodiq atau yang kita kenal dengan nama Sunan Kudus sebagai orang yang menciptakan tembang ini.
Pendapat kedua mengugkapkan bahwa Sunan Gunung Jati lah yang menggunakan tembang ini pertama kali sebagai media dakwah di Jawa Barat.
Tembang memang sangat lekat sekali kaitannya dengan kepercayaan Jawa di zaman dahulu. Sehingga menjadi sangat mudah untuk mengajak orang masuk ke dalam agama Islam dan akan diterima dengan mudah oleh masyarakat juga jika berdakwah dengan media tembang.
Inilah yang membuat tembang mijil muncul di tanah Jawa dan beberapa jenis tembang lainnya.
Fungsi Tembang Mijil
Tembang macapat dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu. Ada beberapa fungsi jenis tembang mijil ini, selain fungsi utamanya yaitu sebagai hiburan masyarakat Jawa pada saat itu.
Seiring perkembangan zaman, jenis tembang macapat dikreasikan berdasarkan dengan kreatifitas pencipta lagu. Berikut ini beberapa fungsi tembang mijil antara lain ialah :
- Sebagai sarana berdakwah,
- Pengiring seni tradisional Jawa,
- Pengiring dalam upacara adat,
- Sebagai materi pendidikan sekolah,
- Sarana dalam menyampaikan nasehat,
- Sebagai mantra untuk menolak bala.
Aturan (Paungeran) Tembang Mijil
Aturan tembang atau biasa disebut juga dengan paungeran tembang macapat. Dalam aturan tembang macapat ini berupa ketentuan jumlah baris, jumlah suku kata dan juga ketentuan penggunaan huruf vokal tembang.
Aturan tembang macapat dibuat secara permanen dengan maksud supaya susunan tembang yang sama menjadi seragam. Walaupun lirik dari tembang dengan tema yang sama atau berbeda.
Berikut ini paungeran tembang mijil:
- Guru gatra tembang mijil yaitu 6. Ini artinya pada setiap bait dalam tembang Mijil terdiri dari 6 baris lirik.
- Guru wilangan tembang mijil secara berurutan dari baris pertama yaitu 10–6–10–10–6–6. Artinya baris pertama dengan jumlah 10 suku kata, baris kedua dengan jumlah 6 suku kata, dan bergitu seterusnya sampau baris keenam.
- Guru vokal tembang Mijil ialah i–o–e–i–i–o. Artinya yaitu baris pertama berakhiran dengan vokal I, baris kedua berakhiran dengan vokal o, dan begitu seterusnya sampai baris keenam.
Watak Tembang Mijil
Pada semua lirik tembang macapat, selalu mempunyai sifat yang menjadi ciri lirik tembang antara satu dengan yang lainnya.
Sifat lagu dalam tembang macapat biasa disebut dengan watak. Watak sebuah tembang akan mengubah emosi pendengar atau juga yang melantunkan tembang tersebut.
Berikut ini watak tembang mijil, antara lain ialah :
- Belas kasih,
- Perhatian,
- Cinta,
- Pengharapan,
- Kekuatan,
- Ketabahan dalam menjalani hidup.
Kumpulan Contoh Tembang Mijil
Setelah mengetahui tentang pengertian, sejarah, aturan, dan makna dari tembang mijil.
Berikut ini kumpulan contoh dari tembang mijil :
Contoh Tembang Mijil Buatan Sendiri
[note note_color=”#EFEFEF” text_color=”#000000″ radius=”3″]Ri Sang Parta sesaji asalin,
nira sang lir sinom,
Hyang Aruna saman wijile,
mentas saking wening jalanidhi,
mungup mulep mungging,
udayaning gunung.[/note] [note note_color=”#EFEFEF” text_color=”#000000″ radius=”3″]
Ngenthit-ngenthit singga ngintip-intip,
marang kang mimba Ion,
kathah kadi dulure lampahe,
wong sapasar maring ing nagari,
nyimpang Sang lir Ratih,
saking ing marga gung.[/note] [note note_color=”#EFEFEF” text_color=”#000000″ radius=”3″]
Manjing wana tan etang pringganing,
marga jurang sigrong,
grenging ori-ori pepinggire,
nuting ngereng-ereng jurang terbis,
peperenge miring,
parang curi cerung.[/note] [note note_color=”#EFEFEF” text_color=”#000000″ radius=”3″]
Jurang bambing pinggir anggaligir,
ingkang rompoh-rompoh,
embes-embes barabas rembese,
nginggil bondhot bundhet ri panjalin,
siluk-siluk sungil,
mangap singup-singup.[/note] [note note_color=”#EFEFEF” text_color=”#000000″ radius=”3″]
Toya mijil saking lambung wukir,
gumrujug toyanjog,
tirta jroning jurang gumarenjeng,
lir tinalang kekalene mili,
tetilase limit,
lelumute lunyu.[/note] [note note_color=”#EFEFEF” text_color=”#000000″ radius=”3″]
Kang bebaya wus tan bebayani,
margewuh tan ewoh,
sampun langkung Sang Retna lampahe,
saking jroning jurang sigrong ori,
ngambah wana radin,
terataban ngayun.[/note] [note note_color=”#EFEFEF” text_color=”#000000″ radius=”3″]
Sata wana barungan munya njrit,
manyura nyengunglong,
kadya nguwuh ngampirken lampahe,
myang kukila andon rame mungging,
mandira geng asri,
ngaturi sesuguh.[/note] [note note_color=”#EFEFEF” text_color=”#000000″ radius=”3″]
Singa warak andanu kang sami,
kapranggul kapregok,
nggiwar ajrih akongas gandane,
wruh kalamun wanodya linuwih,
trah kusuma sayekti,
rumembesing madu.[/note] [note note_color=”#EFEFEF” text_color=”#000000″ radius=”3″]
Buron ageng-ageng samya nebih,
lumakyeng ngarsa doh,
ana ingkang rumekseng wurine,
miwah ingkang munggeng kanan-keri,
lir kadya njajari,
ngiring ngurung-urung.[/note] [note note_color=”#EFEFEF” text_color=”#000000″ radius=”3″]
Silir lumreng satepining margi,
sasekaran abyor,
neka warna duk sedheng panjrahe,
argula manglung sekare kadi,
lumaku pinethik,
mring Sang Ratnaning Rum.[/note]
Contoh Tembang Mijil Tema Pendidikan
[note note_color=”#EFEFEF” text_color=”#000000″ radius=”3″]Angenglengi lelangening langit,
wulan meh mangulon,
lir nganglangi buwana langene,
kalong kalang agolong tumiling,
lir kadya sung peling,
samar dalu dalu.[/note] [note note_color=”#EFEFEF” text_color=”#000000″ radius=”3″]
Kyeh kadulu lelangening latri,
kang trenggana abyor,
ing gegana ambabar sekare,
lintang wuluh renyep-renyep kadi,
remengga asrining,
seneke kang gelung.[/note] [note note_color=”#EFEFEF” text_color=”#000000″ radius=”3″]
Geter pater dhedhet herawati,
kilat thathit mawor,
obar-abir ambabar pinggire,
kelap-kelap kelamban belani,
lelidhah lumindhih,
Sang Kusuma ngadhuh.[/note] [note note_color=”#EFEFEF” text_color=”#000000″ radius=”3″]
Dene lelidhah lidhudhah sedhih,
kelabe tan adoh,
laraping kilat singga angawe,
obar-abir ambabar ing pinggir,
lir kadya ngobori,
mring kang lampah dalu.[/note] [note note_color=”#EFEFEF” text_color=”#000000″ radius=”3″]
Kumpang-kumpan rame pinggir margi,
lir sabdanig kayon,
rerep angresbarungan walang krek,
singga mudada ingkang lumaris,
beluk miwah kolik,
kadya celuk-celuk.[/note] [note note_color=”#EFEFEF” text_color=”#000000″ radius=”3″]
Kongkang ngungkung jroning jurang terbis,
barung canggeret nong,
lir pradangga barungan arame,
puyuh meluh saingga nyalahi,
pepelung melingi,
melung lir anulung.[/note] [note note_color=”#EFEFEF” text_color=”#000000″ radius=”3″]
Lawa-lawa maliweran kadi,
ngaweran kang lolos,
pecruk kacer angleper ibere,
saking wuri tumutur nglancangi,
ing ngarsa sang dewi,
lir tuduh marga gung.[/note] [note note_color=”#EFEFEF” text_color=”#000000″ radius=”3″]
Rangu-rangu risang kadi Ratih,
pan sarwi amirong,
rasa-rasa tumindak lampahe,
kang kudhasih munya ngasih-asih,
pangangsahe kadi,
tangisireng dalu.[/note] [note note_color=”#EFEFEF” text_color=”#000000″ radius=”3″]
Bang-bang wetan wayahe kang wengi,
mrebabak sumorot,
angenani Sang ayu citrane,
teturutan lir wastra maceti,
singga pangadhanging,
kang pinaran ing kung.[/note] [note note_color=”#EFEFEF” text_color=”#000000″ radius=”3″]
Wulang estri kang wus palakrami
Lamun pinitados
Amengkoni mring balewismane
Among putra marusentanabdi
Den angati-ati
Ing sadurungipun.[/note]
Artinya :
[note note_color=”#FFFFFF” text_color=”#000000″ radius=”3″]Nasihat untuk wanita yang sudah berumah tangga
Hendaknya dapat dipercaya
Melindungi rumah tangganya
Mengasuh anak, maru keluarga dan abdi
Selalu berhati-hati
Sebelum melakukan sesuatu.[/note] [note note_color=”#EFEFEF” text_color=”#000000″ radius=”3″]
Madya ratri kentarnya mangikis,
Sira Sang lir sinom,
Saking taman miyos butulane,
Datan wonten cethine udani,
Lampahe lestari,
Wus ngambah marga Gung.[/note]
Artinya :
[note note_color=”#FFFFFF” text_color=”#000000″ radius=”3″]Tengah malam suasana mencekam,
Dia Sang pemuda,
Dari taman keluar pintu belakang,
Tidak ada yang menanyai,
Perjalanannya selamat,
Sudah sampai jalan besar.[/note]
Contoh Tembang Mijil Poma Kaki
[note note_color=”#EFEFEF” text_color=”#000000″ radius=”3″]Poma kaki padha dipuneling,
Ing pitutur ingong,
Sira uga satriya arane,
Kudu anteng jatmika ing budi,
Ruruh sarta wasis,
Samubarang ipun.[/note]
Artinya :
[note note_color=”#FFFFFF” text_color=”#000000″ radius=”3″]Wahai anakku ingatlah selalu
atas nasihat dariku
dirimu disebut juga sebagai satria
harus tenang dan baik budi pekertinya
sabar serta pandai
atas segala hal.[/note]
Contoh Tembang Mijil Sunan Kalijaga
[note note_color=”#EFEFEF” text_color=”#000000″ radius=”3″]Lan den nedya prawira ing batin,
Nanging aja katon,
Sasabana yen durung mangsane,
Kekendelan aja wani mingkis,
Wiweka ing batin,
den samar den semu.[/note]
Artinya :
[note note_color=”#FFFFFF” text_color=”#000000″ radius=”3″]Dan milikilah sifat ksatria di dalam batin
Namun jangan diperlihatkan
Rahasiakan jika belum sampai pada masanya
Atas keberaniannya jangan sampai dihilangkan
Tatalah dalam batinmu
Agar menjadi samar dan semu.[/note] [note note_color=”#EFEFEF” text_color=”#000000″ radius=”3″]
Lan densami mantep maring becik,
lan ta wekas ingong,
aja kurang iya panrimane,
yen wus tinitah maring Hyang Widhi,
ing badan puniki,
wus papancenipun.[/note]
Artinya :
[note note_color=”#FFFFFF” text_color=”#000000″ radius=”3″]Dan selalu mantap dalam kebaikan
dan juga pesanku
jangan sampai kurang syukurnya
jika sudah menjadi kehendak Tuhan
kepada diri ini
sudah menjadi ketetapanNya.[/note] [note note_color=”#EFEFEF” text_color=”#000000″ radius=”3″]
Ana wong narima wus titahing,
Hyang pan dadi awon,
lan ana wong tan nrima titahe,
ing wekasan iku dadi becik,
kawruhana ugi,
aja salang surup.[/note]
Artinya :
[note note_color=”#FFFFFF” text_color=”#000000″ radius=”3″]Ada orang yang sudah menerima ketentuan dari
Tuhan namun menjadi tidak baik
dan ada juga orang yang tidak bisa menerima ketentuan-Nya
pada akhirnrya ada yang menjadi baik
pahami juga hal itu
jangan salah mengartikan.[/note] [note note_color=”#EFEFEF” text_color=”#000000″ radius=”3″]
Yen wong bodho kang tan nedya ugi,
tatakon titiron,
anarima ing titah bodhone,
iku wong narima nora becik,
dene ingkang becik,
wong narima iku.[/note]
Artinya :
[note note_color=”#FFFFFF” text_color=”#000000″ radius=”3″]Jika orang bodoh yang tidak menginginkan untuk
bertanya dan meniru
dan hanya menerima saja atas kebodohannya
itu orang yang menerima ketetapan tuhan dengan cara tidak baik
sedangkan yang baik adalah
orang menerima ketetapan-Nya.[/note] [note note_color=”#EFEFEF” text_color=”#000000″ radius=”3″]
Urip kudu eling mrang gusti
Adoh tindak nistho
Gedheke amal sarto imane
Kudu iklhas lan narimo yekti
Gemi Lan setiti
Legowo ing Ndriyo.[/note]
Artinya :
[note note_color=”#FFFFFF” text_color=”#000000″ radius=”3″]hidup harus ingat pada Tuhan
Jauh dari tindakan buruk
memperbanyak amal dan iman
Harus Ikhlas dan Menerima keadaan
peduli dan Hati-hati
Rela Dalam Hati[/note]
Makna Tembang Mijil
Ada banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari kegiatan menggunakan tembang mijil ini. Semuanya mengajarkan terkait dengan kebaikan moral dan kedewasaan untuk bertindak.
Lagu tembang ini juga menekankan agar tidak menunda keinginan untuk berubah menjadi yang lebih baik lagi.
Ada beberapa hal yang menjadi pokok utama pada tembang ini :
- Jangan takut untuk berubah menjadi baik.
- Nasehat bagi wanita yang sudah menikah agar bertanggung jawab dengan baik dan menjalankan kewajibannya sebagai istri.
- Hendaknya kita selalu menerima ketentuan Allah dengan cara bersikap yang benar.
- Perintah untuk mencari ilmu dan selalu bersikap kesatriaan.
- Selalu yakin dalam menuju jalan kebenaran.
- Selalu sabar, ikhlas dan juga.
Akhir Kata
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, tembang macapat merupakan gambaran tentang perjalanan hidup seseorang mulai dari lahir sampai dia meninggal dunia. Selain itu tembang macapat juga mempunyai nasihat dan pesan tersendiri sesuai dengan jenis tembangnya.
Begitu juga dengan tembang mijil ini, mempunyai pesan-pesan dan nasihat-nasihat yang bisa diambil disetiap lirik tembangnya.
Demikian penjelasan kami terkait dengan tembang mijil, semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita semua terkait kebudayaan khas Jawa.